Chapter 3- Bintang Jatuh

27 0 0
                                    

"Diam-diam aku selalu bersamamu lewat kalimat doa yang tak pernah lupa untuk selalu ku selipkan namamu"
Memori dalam Hujan

Hingga hari semakin larut malam tak ada seorang pun yang berhasil menemukan boneka tangan milik Rania. Semua orang sudah mencari, semua tempat yang ada di rumah itu sudah ditelusuri namun hasilnya nihil, boneka tangan milik Rania tak kunjung ditemukan. Mulai dari kamar, ruang tamu, ruang keluarga, taman belakang, kembali lagi ke kamarnya namun boneka tangan itu tak ada di mana-mana. Hembusan nafas kasar terdengar lolos dari mulut gadis berjilbab itu, saat ini dia berada di kamarnya sendiri, kembali mengacak-ngacak kamarnya yang kini sudah berantakan. Mencoba kembali menelusuri jejak keberadaan boneka tangan miliknya. Namun dia harus kembali menelan rasa kecewa saat hasilnya tetap sama, boneka tangan tak juga ditemukannya.

Terdiam, mencoba kembali mengingat di mana terakhir kali dia meletakkan boneka tangan itu, namun dia kembali uring-uringan saat tak bisa mengingat apapun tentang boneka tangan tersebut. Suara isak tangisnya mulai terdengar, entah sudah ke berapa kalinya dia mengusap biluran bening yang terus berjatuhan ke pipinya. Dia sangat menyayangi boneka tangan tersebut sehingga dia tak ingin kehilangannya. Boneka tangan itu pemberian dari seseorang, hadiah yang pernah diberikan seseorang, kenangan yang sangat berarti yang pernah terjadi di masa kecilnya sehingga itu dia tak ingin kehilangan boneka tangan tersebut. Dia sudah berjanji akan menjaga boneka tangan itu dengan baik dan hari ini boneka tangan itu telah hilang.

Rania bergeming menatap ke arah pintu saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka seseorang, ternyata Bisma yang datang. Dengan cepat, princess kesayangan ayah itu pun berlari ke arah Bisma.

"Apakah ayah menemukan Momo dan Moci?" Tak sabar, Rania segera menanyai Bisma.

Bisma menatap putrinya dengan seksama kemudian mengusap kepala putrinya. Pria paruh baya itu lantas menggeleng pelan seraya berkata, "Maaf Sayang, ayah tidak bisa menemukan Momo dan Moci. Ayah sudah mencari ke seluruh rumah tapi Momo dan Moci tidak ada di mana-mana." Wajah Rania yang tadinya penuh dengan harapan bahwa Bisma akan menemukan boneka tangannya pun seketika kembali muram saat mendengar jawaban yang dilontarkan oleh sang ayah.

"Adek enggak mau kehilangan Momo dan Moci, ayah. Mereka teman-teman adek," gadis berjilbab itu kini tertunduk sembari terus mengusap air matanya yang terus berjatuhan.

"Nak....." Bisma pun mengangkat dagu putrinya, sungguh melihat Rania yang menangis seperti itu sangat melukai hatinya. Bisma sangat menyayangi putrinya, lebih dari apapun di dunia ini. Rania adalah hidup Bisma, nafas Bisma dan segalanya bagi Bisma. Mungkin semua itu terdengar berlebihan tapi itulah kenyataannya. Gadis berjilbab itu pun mendongak namun princess kesayangan ayah itu terus saja mengusap air matanya. Bisma tersenyum kemudian turut campur mengusap air mata putrinya. "Ayah janji sama adek, Momo dan Moci pasti akan ditemukan. Tapi sekarang adek istirahat dulu ya, besok kita cari Momo dan Moci lagi."

"Maaf ayah, adek udah nangis di depan ayah." Ujarnya sesenggukan.

"Enggak apa-apa," Bisma kembali merengkuh Rania dalam pelukannya.

"Bunda! Abang!" Rania segera melepas pelukan Bisma saat melihat Aelke merapat ke arahnya. Gadis bermata sipit itu pun segera menghampiri sang bunda yang datang bersama Ryon dan Nanaz, "Bunda... Apakah bunda menemukan Momo dan Moci?" Tanyanya tak sabaran, "atau mungkin Abang yang menemukan! Kakak?" Atensinya beralih pada Ryon dan Nanaz.

Aelke menatap suaminya yang berdiri di belakang Rania, sebentar, kemudian kembali menatap Rania. Wanita berjilbab itu kemudian menggeleng pelan lantas berkata, "Maaf, Sayang. Bunda enggak berhasil menemukan Momo dan Moci." Ujarnya seraya mengusap kepala Rania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memori dalam HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang