Ratusan pers berdesakan di aula konferensi itu, silau cahaya kamera memborbardir seluruh ruangan. Hening seketika begitu dua orang memasuki podium, merebut atensi semua pasang mata di sana.
Gadis itu datang. Kali ini tidak bersama asistennya melainkan bersama direktur agency yang menaunginya lima tahun terakhir.
Teruhashi Kokomi duduk di balik meja panjang, dengan berbagai mic di depannya, seluruh awak media duduk di kursi mereka. Bersiap menerjang gadis itu dengan berbagai pertanyaan.
"Aku ingin mengkonfirmasi pemberitaan tentangku yang kini panas diperbincangkan," gadis itu menghela napas, memberi jeda pada kalimatnya.
"Tentang berhentinya aku menjadi model," ia mendongak, memandang nyalang kearah para pers, "itu semua benar!"
Beberapa reporter mengangkat tangan, hendak mengajukan pertanyaan. Kru acara menertibkan mereka agar bergantian.
"Saya dari NCA TV, saya ingin bertanya. Apakah berhentinya anda sebagai model ada hubungannya dengan skandal pimpinan Olliver parfum sebulan lalu?"
Raut wajah gadis bersurai biru itu masih tenang, ia masih menampakan senyumnya, "itu benar, namun ada alasan lain."
Seluruh awak media mengernyitkan dahi, hampir dari mereka bingung. Gadis yang terkenal sebagai model dengan bayaran tertinggi, berada di puncak popularitas kini tiba-tiba memutuskan berhenti dari pekerjaannya.
Sudut bibir gadis itu terangkat, wajahnya berangsur cerah. Gadis itu mengangkat tangan kanannya, menampilkan punggung tangannya.
Seluruh manusia di sana seketika membeku, melihat apa yang ada di tangan supermodel itu.
Kokomi tersenyum lebar dan mengangguk.
"Aku akan menikah."
×××××
Flashback
Cerita mengalir berurutan, tentang dirinya yang sejak lahir dikaruniai kekuatan cenayang, bagaimana dirinya mencoba untuk hidup normal dan siapa saja yang sudah mengetahui tentang kekuatannya.
Netra violet meredup, ia menghela napas, "kau tidak perlu memaksakan diri untuk tetap mempertahankan hubungan ini, aku hanya seorang," pandangannya teralih kearah jendela, "monster."
"Cenayang?"
Saiki memberanikan diri mendongak, memandang gadis yang dicintainya itu. Manik violet nya membulat, melihat yang ditatap kini menitikkan air mata, "K-kokomi?"
Gadis itu bangkit dari kursi, berdiri kemudian berlari ke kamar tidur. Saiki mengusap bibir gelas berisi coffe jelly. Pemuda itu membuang napas dan mengalihkan wajah kearah jendela.
"Tentu saja dia shock, baka Kusuo." gumamnya.
××××
Aroma kaldu ikan menguar, Saiki mengaduk hati-hati sup miso di panci. Netra violet nya sesekali melirik kearah pintu kamar yang tertutup lalu beralih kearah jam dinding. Pukul sembilan malam, sudah lima jam gadis itu tidak juga keluar dari sangkarnya.
Semangkok sup miso dan segelas teh hangat terhidang diatas nampan. Saiki melangkah menuju kamar tidur, mengetuk pintu beberapa kali. Tidak ada jawaban. Pemuda itu memutar kenop. Tidak terkunci.
"Kokomi kau harus ma—"
Kalimatnya terhenti, pandangannya terkunci pada gadis yang meringkuk di sudut ruangan, sayup suara isakkan terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saiki Kusuo Psinan (Fanfiction)
FanfictionHanya lapak hasil kumpulan kegabutan author.. Berisi oneshoot fanfiction dari berbagai anime Saiki Kusuo Psinan Monggo dibaca bagi yang berminat 😘