Kantor Japan news mendapat bombardir telepon, semua reporter sibuk mencatat kasus yang sedang panas diperbincangkan masa.
Kasus supermodel Teruhashi Kokomi ditetapkan sebagai tersangka.
Surai birunya tergerai berantakan, wajah cantik itu kini lesu tanpa rona sedikitpun, bibir yang awalnya merah muda indah memutih getir. Tangis gadis itu membelah langit—nyaring menembus deru suara hujan di luar.
Netra birunya menatap bengis kearah pria berjas bersurai jelaga, "Kubunuh kau iblis!" jeritnya.
Ia memiringkan tubuh, meraih vas kaca diatas nakas kemudian melempar tanpa ampun kearah pria itu, "Kau merebut kehormatanku dan kini kau membuatku menjadi seorang tersangka!"
"Tenanglah Teruhashi–san," tegur seorang wanita, "Anda hanya tinggal menandatangi kontrak, maka semua beres, bukan?"
Sepasang manik biru melebar—menatap wanita itu tidak percaya, "Jangan-jangan kau?"
Sudut bibir wanita itu terangkat, membentuk seringai keji, "Impianmu akan tercapai dan kau akan mendapat seorang suami kaya, bukankah itu penawaran luar biasa?"
Napasnya tercekat. Bulir air bening bergulir menuruni pipi, berderai disela jeritan kecilnya. Kedua tangannya ia pakai menutup telinga, berusaha menulikan pendengaran, gadis itu menggeleng keras dengan punggung gemetar.
Tidak mampu menerima kenyataan yang menimpanya.
"Tolong aku, Kusuo!"
×××××
Sepasang manik violet terbuka sempurna, ia duduk dengan napas terengah, keringat dingin mengucur tanpa sadar membasahi pelipis. Ia mengerjap—memperhatikan jam dinding yang menunjukan pukul tiga pagi.
Ini mimpi?
Manik violetnya melebar.
Bukan—ini penglihatan masa depan. Yare-yare, akan ada kejadian besar terjadi dan itu menimpa Kokomi.
Apa yang harus kulakukan?
Sejenak ia panik. Biasanya ia bisa dengan mudah menyelesaikan kejadian yang muncul dimimpinya, namun kali ini berbeda. Mimpi yang sangat singkat—tanpa info mendetil sedikitpun.
Ia bahkan tidak melihat wajah dua orang selain Kokomi disana.
Menyadari pria di sampingnya terbangun, netra biru Teruhashi terbuka, ia mengernyit melihat Saiki yang nampak memijit-mijit keningnya, "Kusuo–kun daijobu?" ucapnya khawatir.
Pria itu menoleh singkat kemudian mengangguk, "Aku mau minum air," ucapnya kemudian turun dari ranjang.
Teruhashi hanya memandang punggung kekasihnya itu dengan alis tertaut, "Apa dia sakit?" batinnya.
Pusing, dua gelas air belum juga menjernihkan kepalanya. Berbagai spekulasi menginvasi pikiran, bertahap berusaha mencari solusi dari A hingga Z, namun nihil—ia tidak menemukan jalan keluar yang pasti.
Alasan utamanya karena ia bahkan tidak tahu kasus apa yang akan menjerat kekasihnya itu. Samar-samar membingungkan.
Pertama: aku hanya melihat bahwa akan ada pemberitaan tentang Kokomi yang ditetapkan sebagai tersangka.
Kedua: dua orang yang menjadi pelaku, namun aku bahkan tidak melihat wajah mereka.
Ketiga: tidak ada petunjuk waktu apapun, aku tidak tahu kapan kejadian itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saiki Kusuo Psinan (Fanfiction)
FanficHanya lapak hasil kumpulan kegabutan author.. Berisi oneshoot fanfiction dari berbagai anime Saiki Kusuo Psinan Monggo dibaca bagi yang berminat 😘