-Emaxo-
___
I'm gonna love ya
Until you hate me
And I'm gonna show ya
What's really crazy
You should've known better
Than to mess with me, harder
I'm gonna love ya, I'm gonna love ya
Gonna love ya, gonna love ya
Like a black widow, baby
Mungkin aku agak lebay, tetapi lagu ini memang cocok dengan perasaanku saat ini. Meskipun kamu mau membenciku, aku akan tetap mencintaimu. Aneh bukan? Tetapi tidak untukku. Aku jarang jatuh cinta. Tetapi jika sudah terlanjur jatuh, aku akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Itu prinsipku. Bagaimanapun, aku sudah terperangkap. Aku tak bisa melarikan diri. Hanya satu cara untuk mengatasinya, yaitu mengakuinya kepadamu. Ya. Hanya itu. Itu hal yang sangat aku takutkan.
"Max, happy birthday!" sapa seseorang.
"Wow thanks! You're so sweet, dear."
Orang ini. Orang ini yang selalu membuatku salah tingkah saat berada di didekatnya. Orang ini yang sudah menjadi temanku sejak kecil. Orang ini yang selalu ada dalam hatiku.
Kyra.
"Tumben banget inget ulang tahun gue?" aku memang tidak berharap mendapat hadiah lagi, apalagi dari Kyra. Pertama, karena ini sudah tanggal 19! Sudah lewat sepuluh hari dari hari penambahan usiaku. Kedua, Kyra belum pernah memberiku kado apapun, walaupun kita sudah berteman dari kecil. Begitu pula sebaliknya. Dan kuulangi, yang memberiku kado adalah Kyra. KYRA!! Orang yang sudah dua tahun ini terpendam dalam hatiku.
"Yee enak aja, gue inget kali. Cuma gue abis keluar bro, baru ketemu lo sekarang."
Dan bisa ditebak hari itu frekuensi tersenyumku lebih banyak dari biasanya.
___
Kyra Roxxanne Lucetta. Nama yang aku ingin ada dalam undangan pernikahanku kelak. Apakah sudah terlalu dini untuk memikirkan pernikahan sekarang? Oh, kau berkhayal Max. Kau masih enam belas! Ingat itu. Tetapi bukankah kebanyakan pikiran orang introvert memang tentang masa depannya? Terutama dengan masa depannya. Aku bahkan sudah memikirkan nama untuk anak-anakku kelak. Lucu sekali aku ini. Kebanyakan orang berpikir bahwa I'm so naturally funny. Dan alasan yang tepat mengapa aku—yang dianggap—lucu adalah because my life is a total joke! Hidupku seperti lelucon. Hidupku diisi dengan hal-hal yang membingungkan, menyesakkan, dan lucu bagi sebagian orang. Contohnya Kyra. Kecintaanku padanya adalah salah satu dagelan terlucu dalam hidupku. Bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada sahabat sendiri.
Aku tidak ingin kehilangan dia.
Aku ingin terus bersamanya.
Aku ingin terus menjaganya.
Itu beberapa alasan mengapa aku tidak menyatakan perasaanku padanya. Bagaimana kalau nanti kita benar-benar berpacaran dan kandas di tengah jalan? Meskipun mungkin kita masih bisa berteman, tetapi pasti tidak bisa sedekat dulu karena masa lalu yang kami punya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.07, tetapi mataku masih saja terbuka lebar. Otakku tidak bisa diajak bekerjasama seakan-akan masih banyak yang harus ku pikirkan sekarang. Rasa kantuk dikakahkan oleh otak yang terus bekerja. Bagaimana mungkin aku bisa tidur jika masih ada euforia dalam diriku karena kejadian tadi pagi, padahal besok aku ada ulangan kimia, yang sejujurnya sudah kulepas. I gave up on that thing! Dan nilai lima puluh tiga yang kudapat, sudah sangat biasa. Entah mengapa aku tidak menghiraukannya. Yang kupedukikan sekarang hanyalah....
"Awh!!.."
Badanku mulai nyeri lagi. Belakangan ini, aku sering sekali mengalami rasa yang sakitnya minta ampun ini. Nyeri. Aku tidak tahu penyakit apa yang menyergapku, tetapi semoga saja tidak terlalu parah. Aku memang belum memeriksakannya ke dokter karena aku belum ada waktu. Bagaimana aku bisa punya waktu luang, kalau aku pulang sekolah jam empat, lalu langsung tidur, dan malamnya masih harus mengerjakan tugas-tugas yang tak kalah banyak dari para mahasiswa-mahasiswi itu. Aku sudah menghubungi dokter Callen, dokter langgananku, dan besok, aku akan segera memeriksakan penyakit aneh itu.
___
Lagu From the Bottom of My Broken Heart-nya Britney Spears menemani perjalananku yang cukup panjang ini. Tempat praktik dokter Callen memang tidak terlalu jauh dari apartemen tempatku tinggal, tetapi karena harus melewati dua jalan utama kota termacet ke empat di dunia ini, alhasil, hal tersebut memperpanjang durasi perjalananku. Ditambah lagi ini adalah jam orang pulang kerja. Ada ribuan penduduk lain yang menggunakan jalan tersebut juga.
"Sh*t!! What the hell is it?!??"
Aku mendengar suara tabrakan di spion kiriku. Kulihat spionku sudah hilang. Dan yang baru kuketahui, yang menabrakku adalah sesama mobil. Dan yang lebih mengagetkannku, mobil itu adalah mobil polisi yang sedang mengejar sebuah motor. Biarlah, kupikir polisi tersebut pasti terburu-buru mengejar penjahat atau apapun itu. Toh nanti bisa ke servis mobilku.
Aku melanjutkan perjalananku dengan agak cepat. Kecepatanku sudah diatas delapan puluh kilometer per jam. Ditambah dengan lagu nya Selena Gomez, Undercover yang semakin memacu adrenalinku. Aku memang sudah tidak takut ngebut-ngebutan, tentu saja selama jalannya besar dan lenggang. Dalam lima menit aku pun sudah sampai dan langsung masuk ke rumah Dokter Callen.
"Hey, Max! How are you? Long time no see." sapa dokter Callen yang agak kaget saat melihatku datang dengan wajah yang pucat.
"Hey doc, I.... am not that fine actually. That's why I'm here, right?"
"Kamu nyetir sendiri?" balas Dokter Callen sedikit khawatir melihat tampangku yang sudah setengah sekarat ini. Aku memang merasakan nyeri lagi di kedua kaki dan tangan kiriku. Dan kurasa dia merasakannya meskipun sudah sedikit kututupi.
Aku mengangguk lalu menceritakan keluh kesahku belakangan ini sambil dia memeriksaku. Setelah beberapa saat diperiksa, aku dianjurkan untuk menjalani tes di laboratorium.
Dan aku sudah menduga akan ada sesuatu yang tidak benar dalam tubuhku.
___
Aku datang lagi ke tempat praktik Dokter Callen setelah sebelummnya mengambil hasil tes ku. Dengan perasaan yang campur aduk, aku memasuki pintu yang bertuliskan Dr. Cameron Callen.
"Max, aku bingung bagaimana mengatakannya, tetapi kalau dari hasil tes ini, kamu ada kemungkinan menderita......Guillain-Barré syndrome."
___
Hey readers!!!! Thanks so much for reading. Sorry it's still so short. Still a newbie and this is my debut romance novel. To be honest I didn't have enough confidence to publish this because you know...this is so not good. But some of my friends keep pushing me to publish this. Thanks to them! Actually I hide it from my friends..hahaha..I dont want them to know I publish this. I will tell them after I finish whole LD. By the way, I need your vomments It will help me to become a better wirter for the next chapters. I will upload next chapter in few days, and thanks again!
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dawn: find, hope, let go (Indonesia)
Teen FictionBagaimana bisa aku jatuh cinta kepada orang yang seharusnya tak kucintai. Bagaimana bisa aku bertahan selama ini. Apakah aku sudah kebal akan kepahitan yang kurasakan akibat kecuekanmu? Walaupun pada akhirnya aku tahu aku akan dikecewakan, bolehkah...