BAB 1

1.2K 84 8
                                    

"Daniel dan Caren menjadi satu kelompok untuk menyelesaikan makalah dengan tema lingkungan hidup." Bu Santi membacakan nama-nama yang menjadi kelompok berdasarkan undian yang diambil olehnya.

Anak laki di kelas itu semua menatap Dani dengan padangan iri dan tidak suka. Anak perempuan di kelas tersenyum penuh mengejek pada Caren. Kenapa?

Caren gadis populer yang terkenal cantik dan juga baik hati, sedangkan Dani, anak laki itu terkenal mata empat, gendut dan juga pelit.

Daniel yang awalnya memang tidak begitu di perhatikan kini seketika ia menjadi pusat perhatian anak-anak di kelas. Sedangkan Caren yang di benci oleh beberapa anak perempuan karena dianggap sombong dan sok cantik.

Usai membacakan nama yang menjadi satu kelompok Bu Santi meminta agar makalah dikumpulkan dan di presentasikan 2 minggu dari sekarang. Bel berdering 5 menit setelahnya.

Caren mendekati bangku Daniel dan mengulurkan tangannya, "Hai, namaku Caren." Sapanya ramah.

"Sudah tahu." Jawab Daniel acuh, tentu saja mereka sudah tahu nama masing-masing. Namanya juga sekelas. Pikir Daniel dongkol. Matanya sama sekali tidak melihat ke arah Caren, ia justru lebih fokus membaca buku pelajaran untuk jam selanjutnya.

Daniel bukanlah sosok yang ramah di mata teman-temannya. Alasan itulah Daniel dikucilkan. Caren hanya dapat berharap tugas mereka selesai dengan lancar.

"Untuk mendekatkan diri dan saling mengenal, boleh aku duduk disebelahmu?"

Dani melirik bangku sebelahnya yang kosong, menimbang-nimbang permintaan gadis itu.

"Tidak. Aku gendut kalau kau duduk di sebelahku nanti sesak dan sempit. Aku tidak nyaman." Jawabnya ketus.

Caren berusaha keras menahan diri untuk tidak menjitak kepala Daniel yang rambutnya di potong bos itu,"Aku tidak akan makan tempat. Aku akan duduk menempel pada tembok. Ya ya ya?" Caren menempelkan kedua telapak tangannya dan memandang Daniel dengan memelas.

Daniel tidak habis pikir kenapa gadis itu begitu ngotot ingin duduk disebelahnya. Gadis populer yang ingin duduk dengan dirinya yang tidak populer.

"Terserah kau saja, jangan mengangguku belajar." Ucap Daniel ketus.

Caren tidak peduli dengan sikap Daniel yang sangat tidak bersahabat itu. Caren terkenal dengan cepat mampu mendekatkan diri dan berbaur dengan teman-teman, apapun karakter mereka.

"Tugas dari Bu Santi, kapan kita akan mengerjakannya?"

Dani mendesah, baru saja ia mengatakan pada gadis itu untuk tidak menganggunya tapi 1 menit gadis itu sudah cerewet. Memang perempuan itu makhluk paling cerewet, tidak salah jika hobinya bergosip ria, bikin maksiat saja.

"Kau buat penutup dan lampiran, sisanya biar aku saja yang kerjakan. Kita kerjakan saja sendiri-sendiri dan nanti aku akan melihat hasil kerjamu." Daniel membagi tugasnya memang tidak adil. Bab 4 dan 5 itu bagian paling mudah.

Caren tahu Daniel memang pintar, tapi rasanya Daniel bersikap sedikit sombong padanya dan sedikit meremehkan kemampuannya.

"Aku tahu aku tidak sepintar dirimu, kita kerjakan bersama pasti lebih menyenangkan. Kita bisa mengerjaakannya di perpustakaan, rumahmu atau rumahku."

"Kau-" Daniel merasa kesal dengan sikap gadis itu yang seenaknya mengatur dirinya dan sok akrab dengannya

"Kerja sendiri-sendiri saja." tolak Daniel.

"Kerja kelompok, artinya kita bekerja bersama bukannya bekerja sendiri. Kalau bekerja sendiri namanya tugas individu. Kamu kan pintar pasti tahulah bedanya kelompok dan individu" Caren mengucapkan kata-kata yang tidak bisa di balas oleh Daniel. Gadis itu meremehkannya.

When We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang