Caren tengah duduk dan menikmati deburan ombak, angin dan juga cipratan air yang diakibatkan perahu yang melawan arus.
Daniel mengajaknya ke suatu tempat yang entah ia sendiri tidak tahu karena pria itu begitu menutup rapat mulutnya. Daniel bilang bahwa ia akan menyukainya, dan kini mereka berada di speedboat menuju tempat yang Daniel rencanakan.
"Mabuk laut?" Tanya Daniel yang duduk di samping Caren.
Caren menoleh, menatap Daniel yang penampilannya terlihat lebih muda dan seperti pria kebanyakan. Daniel mengenakan semacam celana surfing, kaus putih dan kemeja lengan pendek berwarna biru tua yang sengaja tidak di kancing. Tidak lupa pria itu juga mengenakan kacamata hitam yang semakin menunjang penampilan pria itu.
Rambut Daniel tidak di tata rapi seperti biasanya, pria itu membiarkan rambutnya di permainkan oleh angin hingga beberapa helai rambut jatuh menutupi dahinya.
Caren merasa bahwa pria itu telah mempersiapkan dengan baik keperluan dirinya sendiri, tapi tidak untuknya.
"Ada apa?" Daniel sedikit merasa canggung di tatap begitu lama oleh Caren, "Kau mabuk laut?" tanyanya lagi, merasa sedikit khawatir.
"Aku ada obat, sebentar." Daniel mengambil tas yang baru saja di belinya, Caren menyentuh tangan Daniel dan menahan pria itu.
"Saya baik-baik saja dan tidak mabuk laut. Bapak simpan saja obatnya."
Daniel tersenyum. "Rasanya aneh kamu masih memanggilku bapak dan menggunakan kata 'saya' padahal kita berada di luar Kantor. Panggil saja aku Daniel dan jangan membantah."
Caren mengangkat sebelah alisnya, merasa tidak setuju dengan ucapan Daniel. Bagaimanapun mereka baru kenal sebentar dan Daniel adalah atasannya.
"Kita seumuran tapi rasanya kau menjadi anakku dengan memanggilku bapak." Candaan Daniel membuat Caren tersenyum lebar.
Caren hanya mendecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sejak kapan ia memiliki Ayah yang hot?
"Kalau begitu aku akan panggil nama ya, jangan marah ya."
Daniel tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Silahkan."
"Da, Da..." Caren menelan air liurnya. Rasanya aneh tiba-tiba memanggil atasan dengan namanya saja.
"Dada siapa? Dada ayam? atau dada goodbye?" canda Daniel.
Caren tanpa sadar mengembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya, ia selalu begitu jika merasa kesal.
"Daniel." Ucap Caren begitu cepat dalam sepersekian detik.
Daniel tertawa, mencubit gemas pipi Caren yang mengembung.
"Iya, Caren." Balas Daniel.
Apaan sih!? Caren menepis tangan Daniel.
Merasa canggung Caren kembali mengarahkan perhatiannya ke depan dan melihat sekitar. Beberapa perahu melintas di sampingnya dan beberapa penumpang di kapal lain melambaikan tangan ke arah mereka.
Wanita-wanita bule yang cantik, batin Caren. 3 wanita dengan mengenakan bikini sedang berjemur di atas perahu dan kini mereka melambaikan tangan ke arah mereka. Caren merasa penasaran dan melirik ke arah Daniel, pria itu hanya melambaikan tangan sekadarnya, tapi wajahnya tersenyum bahagia.
"Dasar pria genit." Caren menggerutu tidak jelas.
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Tidak. Aku tidak mengatakan apapun." dan Daniel hanay mengulum senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet Again
RomancePertemuan kembali setelah 13 tahun lamanya. Perasaan Daniel masih sama seperti 13 tahun yang lalu. Hanya penampilan pria itu yang telah berubah total sehingga tidak dikenali oleh Caren, teman masa sekolahnya dan cinta pertamanya. Caren merasa soso...