BAB 2

852 72 5
                                    

10 tahun kemudian

"Kalian akan mendapatkan Manager baru penganti saya" Pak Bono menyampaikan informasi yang mengejutkan pada semua bawahannya.

Pak Bono adalah Manager yang baik, dia tipe pemimpin yang membantu bawahan, bukan tipe pemimpin yang bisanya menyuruh bahwahan dan bertingkah menyuruh ini itu layaknya Raja.

"Kenapa harus diganti, Pak?" tanya Caren.

Pak Bono tersenyum, "Aku sudah tua, sudah waktunya pensiun dan digantikan dengan yang lebih muda, lebih cekatan dan kompeten."

Pak Bono sudah berusia 60 tahun dan sudah wakunya ia pensiun, perusahaan ini sebetulnya memberi batas pensiun di usia 55 tahun.

Hanya karena Pak Bono telah mendedikasikan dirinya di perusahaan selama lebih dari 30 tahun dan memiliki kerja yang bagus maka perusahaan tetap memepertahankannya.

Karena ini keputusan Pak Bono untuk meninggalkan perusahaan, maka perusahaan tidak bisa menahan Pak Bono lagi.

"Penganti bapak siapa?"

"Kalian penasaran, ya? Nanti kalian akan tahu sendiri." Ucap Pak Bono dengan nada misterius yang membuat bawahannya itu mengerang kecewa sekaligus penasaran.

"Kenapa bapak harus pensiun? Sepertinya perusahaan masih mempertahankan bapak." Tanya Bella.

"Aku ingin menghabiskan waktuku untuk keluarga dan juga cucuku. Selama ini pekerjaan sudah menyita waktuku bersama keluarga."

Semuanya memasang wajah sedih, sama halnya dengan perusahaan, mereka juga tidak rela kehilangan Pak Bono.

"Kalian tidak perlu khawatir, penganti saya orangnya baik dan juga... ehem, tampan." Pak Bono menggoda bawahannya yang perempuan.

"Benar, pak?" tanya Santi.

"Kapan saya pernah bohong sama kalian?"

Semuanya juga sudah tahu bahwa Pak Bono terkenal usil dan senang sekali menjahili bawahannya. Tidak heran mereka semua tidak langsung percaya dengan ucapan Pak Bono.

"Nanti malam kita makan-makan untuk perpisahan saya sekaligus menyambut Manager baru. Sekarang kalian kembalilah kerja. Go go go." Pak Bono menepuk-nepuk tangannya dan membubarkan mereka.

****

"Sudah saya duga Bapak mengerjai kita." Bella cemberut karena sudah lebih dari 30 menit semenjak mereka tiba di restoran, Manager baru belum juga muncul.

Caren melihat Bella berdandan begitu cantik. Tidak hanya Bella, Santi dan Rita juga berdandan. Hanya dirinya yang malas. Untuk apa beradandan cantik dan menarik perhatian Manager baru? Lagipula Caren sudah memiliki pacar.

"Sabar, dia tadi menelpon saya pasti akan datang, hanya sedikit terlambat karena terjebak macet. Kalian kan tahu sendiri. Jakarta kapan tidak macet kecuali lebaran?" Pak Bono menenangkan mereka semua.

Mengambil pelayan, Pak Bono meminta mereka untuk memesan lebih dulu, "Sambil menunggu ayo kita pesan makanan dulu saja."

Caren mengedarkan padangannya dan menerka-nerka apakah Manager baru itu sudah datang. Ia ingin sekali segera makan, pulang dan tidur.

Pandangan Caren tertuju pada pintu masuk restoran, dimana seorang pria gagah dengan setelan kemeja putih yang bagian lengannya di gulung hingga ke siku dan celana chino berjalan masuk dengan penuh percaya diri. Postur tubuhnya tinggi dan memiliki bahu yang lebar membuat kesan semakin gagah pada diri pria itu.

Wajahnya menarik dan cukup tampan. Baiklah Caren akan mengakui bahwa wajah pria itu hampir setara dengan wajah model-model pria yang sering ia lihat di majalah fashion.

When We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang