Don't forget to vomments and follow for catch up with me
Musim panas sudah berjalan hampir dua bulan. Masih sama dengan musim sebelumnya, perempuan berusia seperempat abad itu masih sibuk dengan laporannya sebagai seorang peneliti di sebuah perusahaan industri makanan.
Kebiasaannya adalah melupakan waktu sarapan dan makan siang. Ia hanya mengingat waktu makan malam sebelum ia terlelap bersama bunga tidurnya. Sesibuk apakah seorang Jung Sobin sehingga melupakannya. Hingga pada akhirnya hari itu tiba.
Hari dimana seorang pria jangkung nan tampan menghampirinya dan memberikan sebuah kantong kecil. Kantong itu berisi beberapa nasi kepal lengkap dengan rumput lautnya. Sebuah kudapan yang cocok untuk mengganjal perut kosong. Tak hanya nasi kepal, pria itu juga memberi sebotol susu. Such a sweet man!
Sejak saat itu Jung Sobin sering membeli nasi kepal dan sebotol susu setiap pagi. Entah sihir apa yang telah dilakukan oleh pria itu hingga Sobin merubah pola hidupnya.
Siang itu Sobin akan menyerahkan laporan penelitiannya selama hampir enam bulan. Sebuah penelitian yang melelahkan. Penelitian yang menguras tenaga dan air mata.
Sobin melangkahkan kakinya dengan mantap menuju ruangan pimpinannya. Sebelum ia mengetuk pintu, ia terlebih dahulu mengambil dan membuang nafas berkali-kali. Sobin melakukan hal itu untuk membuat dirinya sedikit rileks.
"Permisi, pak..."
Tidak ada suara yang menyahut. Hanya bunyi detak jam yang terdengar begitu jelas. Sangat sunyi.
"Maaf, ada perlu apa?"
Suara itu terdengar dari arah belakang Sobin. Sobin memutar tubuhnya dengan cepat. Ia terkejut ketika melihat pria muda dengan kemeja putih dan celana bahan hitam miliknya. Ingatannya kembali melayang pada bungkus nasi kepal dan sebotol susu.
"K-kau...?" desis Sobin terputus-putus.
Pria itu tersenyum saat melihat ekspresi terkejut Sobin, "Senang berjumpa denganmu lagi."
Sobin tersenyum kikuk sembari membungkukkan sedikit badannya untuk memberi salam.
---
"Ah! Setelah kupikir-pikir kita belum berkenalan!" ujar pria yang sedang duduk di seberang Sobin dengan antusias. "Go Shinwon," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Jung Sobin," Sobin membalas uluran tangan Shinwon dan tersenyum.
"Jadi, kau bekerja di perusahaan ayahku bertahun-tahun, ya?" tanya Shinwon sebelum menyedot kopi dinginnya.
Sobin mengangguk, "Aku tidak mengerti mengapa aku bisa bertahan selama itu."
Keduanya kemudian tertawa bersama. Sedikit lelucon siang hari oleh Jung Sobin cukup membuat energi terkuras.
"Aku lapar. Mau makan siang denganku? Mau sajalah!" Shinwon seakan bermonolog pada dirinya sendiri karena membuat keputusan tanpa persetujuan dari Sobin.
Lagipula ini memang sudah jam makan siang. Tidak mungkin pula jika Sobin akan menolaknya. Masalah laporan Sobin tadi, ia sudah menyerahkan kepada Shinwon sebelum Shinwon mengajaknya ke cafe untuk sedikit berbincang-bincang. Awalnya Sobin menolak, tetapi karena ia tahu bahwa Shinwon adalah penerus perusahaan dan terus memaksa ingin berbincang-bincang dengan Sobin, akhirnya gadis bermarga Jung itu pasrah. Rencana malas-malasan di siang harinya lenyap. Sungguh malang sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENTAGON ONESHOOT [✔️]
Hayran KurguKumpulan cerita oneshoot member PENTAGON. Take your precious time to read my story. 20190206-20200210✨