Bagian I: Chapter 11

73.8K 11.3K 1.2K
                                    

Guys jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya yaa

Kalau bisa penuhin semua itu in line paragrafnya. Ehehe, bercanda deng

###

Gendhis diajak oleh Ibu untuk mencari daun eucalyptus juga rempah liar untuk dijadikan minyak urut. Berjalan ke barat Gendhis sampai di sebuah hutan. Semakin dalam Gendhis berjalan semakin jelas suara aliran sungai terdengar.

Mereka tak sendirian, banyak juga orang-orang yang mencari dedaunan dari hutan. Ibu menyuruh menunduk tat kala keduanya melewati dua orang tentara Bhayangkara.

"Maaf, dimohon untuk tidak memasuki kawasan ini. Silahkan menuju bergerak ke arah barat daya."

Ibu menunduk dan mundur perlahan. Gendhis mengikuti gerakan Ibu. Di saat mereka sudah menjauh Hendhis bertanya pada Ibu, " Apa yang mereka lakukan di dalam hutan, Bu?"

"Mungkin saja Mahapatih sedang menemani Sri Maharaja berburu. Lebih baik kita menjauh saja dari tempat itu."

"Mereka membuang-buang waktu untuk memburu hewan tak bersalah lalu dijadikan tropi kesuksesan. Lebih baik waktu mereka digunakan untuk mengurus kerajaan, bukan?"

"Hush! Kamu ini ngomong apa toh nduk? Jangan sampai ada yang mendengar apa yang kamu bicarakan barusan. Kalau ada yang dengar kamu bisa terkena masalah lagi."

"Maaf, Ibu, aku hanya kasihan dengan hewan-hewan yang mereka buru itu."

Ibu mengelus pundak Gendhis lalu mengajak gadis itu menyusuri sungai. Daerah bantaran sungai tumbuh jamur dengan topi lebar berwarna cokelat.

"Jangan memegangnya langsung, gunakan ini." Ibu memberi Gendhis belati kecil. Gadis itu membantu Ibu mengambil jamur-jamur tersebut. Sambil berkerja, Ibu menjelaskan cara menetralkan racun jamur kemudian diolah menjadi obat sesak napas.

"Ah, ibu lupa!"

Ibu bangun membawa beseknya dengan tergesa. Ia melihat lurus ke arah jalan mereka kembali kemudian menatap Gendhis ragu.

"Seharusnya tadi kita mengambil beberapa jagung di ladang sebelah barat hutan."

Gendhis tahu kalau ia harus ditinggal. Jika Ibu membawanya akan memperlambat jalan Ibu. Setelah kejadian kemarin rama mewanti-wanti agar Ibu tak meninggalkan Gendhis sendirian.

"Aku bisa menunggu di bebatuan sana, di sini tak ada manusia lain selain kita berdua. Jadi aku janji tidak akan ada masalah yang akan aku perbuat."

Matahari masih benderang terang, posisinya tepat di atas kepala membuat bayangan hutan tepat jatuh di bawah sehingga suasananya tidaklah gelap.

"Ibu janji tidak akan lama mengambil jagungnya. Kalau Ibu pergi sendiri sepertinya penjaga bisa memberikan izin."

Gendhis mengangguk paham. Setelah mengangkat jamur terakhir beserta akarnya, Gendhis bergeser memetik beberapa bunga melati yang wanginya sangat harum. Beberapa kali Gendhis merasa keheningan itu sedikit membuatnya tidak nyaman.

Gendhis melihat ke kiri dan kanan. Mumpung dia sendirian, Gendhis menegakkan tubuhnya dan mulai bernyanyi. Matanya menutup perlahan merasa dirinya sedang berada di sebuah musik video.

Bergaya layaknya puteri kerajaan di dunia disney, bergerak ke kiri dan ke kanan. Melompati batu sungai satu per satu sembari bibirnya melantunkan lagu milik film Tangled berjudul "I See the Light".

All those days watching from the windows
All those years outside looking in
All that time never even knowing
Just how blind I've been
Now I'm here blinking in the starlight
Now I'm here suddenly I see
Standing here it's all so clear
I'm where I'm meant to be

MADA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang