Anak Kecil

29 6 0
                                    

Guanlin dan somi benar benar seperti orang pacaran sekarang. Emang mereka berstatus pacarn tetapi ini sangat menggelikan bagi somi. Bisa bisanya Somi berkencan dengan om om yang hampir kepala tiga.

Sudah berbagai wahana dicobai mereka. Termasuk Yang paling ekstrim sekali pun. Benar benar menguras tenaga dan berkeringat dibuatnya. Al hasil sepasang kekasih yang dianjurkan menikah itu tepar di bangku yang diduduki mereka saat pertama kali menginjak Taman bermain.

"Wah benar-benar wahana yang melelah kan" keluh Guanlin yang menyeka banyak keringat di dahinya.

Somi pun hanya melihat Guanlin miris. Miris memang Somi sangat tidak perhatian kepada Guanlin. Buktinya ia membiarkan Guanlin yang sudah penuh dengan keringat.

"Aku mau pergi ke wc kau disini saja som tunggu aku jangan kemana mana" tutur Guanlin yang pergi entah kemana.

Lelaki itu hilang dari penglihatan somi. Somi pun hanya melihat melihat sekitar yang sudah dipenuhi orang orang pacaran. Memang tempat yang romantis buat pasangan muda.

"Hey kak tas mu terjatuh dari kursi" sapa anak kecil.

Somi pun langsung mengambik tasnya yang jatuh dan melihat ke arah sumber suara.

"Makasih sayang, namanya siapa?" Tanya somi gemas. Bagaimana tidak mukanya seperti pangeran tetapi versi kecilnya. Mirip siapa yah kira kira? Sedikit sih mirip Guanlin yang menyebalkan itu.

Anak kecil itu pun hanya tersenyum menggeleng dan memilih untuk diam tidak menjawab pertanyaan somi.

"Duduk sini sama kakak" tepuk somi ke arah bangku yg kosong disamping nya.

Anak kecil itu tersenyum manis ditambah dua lubang pipinya yang sangat dalam membuat somi gemas sekali dengan dirinya.

"Hey ayah mama kamu dimana?" Tanya somi menatap dua bola mata yang cantik itu.

"Mereka? aku tidak tau yang ku tau tadi diantar kesini tetapi mereka tidak menjemput ku" jawab anak kecil itu pelan.

Somi pun sedih kenapa disaat ini orang tuanya menelantarkan putranya yang manis ini. Sungguh disayangkan menelantarkan putranya di tempat yang ramai.

Mungkin inikah rasanya ditinggalkan orang tua disaat kita masih mengingin kan kasih sayang saat masa masa pertumbuhan.

Somi melihat miris kepada anak kecil itu. Kasihan bercampur marah.

"Namamu siapa kalau boleh tahu?" Tanya somi serius. Karena sangat canggung memanggil nya dengan hey.

"Eunwoo imnida" jawab anak kecil itu, yaammpun meleleh sudah hati somi melihat lesung pipi nya yang tampak saat dia berbicara.

Somi pun mengelus ngelus kepala Eunwoo yang sudah membuatnya jatuh cinta kepada senyuman manisnya.

"Kalau boleh tau eunwoo rumah kamu dimana?" Mata somi bertemu dengan mata Eunwoo yang lucu itu.

"Gatau kak, lupa" Eunwoo pun hanya nyengir ketawa karena tempat tinggal nya saja dia lupa.

"Jadi gimana mau pulang kalau gatau dimana rumahnya?"tanya somi yang mengelus kepala mungil itu.

Tiba tiba tangan Eunwoo ditarik sama seorang wanita yang mungkin sebaya dengan somi.

"Hey Eunwoo aku mencari mu kau kemana?" Kesal cewek itu, menarik tangan Eunwoo kasar.

Eunwoo pun meringis kesakitan dengan tangannya di cengkram kuat sama wanita disampingnya.

Somi pun tak trima langsung bangkit melepaskan tangan Eunwoo yang sudah merah dicengkeram kuat.

"Hey mbak baik baik sama anak kecil jangan kasar kasar" pinta somi tak trima dengan perlakuan Eunwoo yang dikasarin.

"Apa urusan anda? Anda mamanya?" Tanya cewek yang angkuh itu.

Penampilan nya Allahuakbar. Luar biasa mirip cabe cabean. Bibir merah makeup nya juga ikut merah merahan rambut yang juga sedikit kemerah-merahan benar-benar bentuk cabe-cabean.

"Jika anda walinya baik baik saja perlakuan anda dengan anak kecil" jawab somi kesal dan menatap tajam muka cewek itu.

"Ayo pergi Eunwoo kita pulang" cewek cabe-cabean itu pun menarik tangan Eunwoo dan menariknya entah ke arah mana, kearah pulang mungkin.

Tampak Eunwoo melambaikan tangan ke somi dan tersenyum tipis kepada somi. Benar benar Anak kecil yang baik.

Somi pun hanya menatap iba dari kejauhan. Ada tangan yang menghalang penglihatan somi.

"Som? Som?" Lambai tangan Guanlin yang diabaikan somi. Benar benar dikacangin.

"Ayo pulang" Somi menarik tas punggungnya dan pergi ke arah pulang.

"Kenapa tiba-tiba som?" Guanlin mensejajarkan langkah cepat somi, untung saja kaki Guanlin panjang yang bisa menyamakan langkah somi.

Somi pun hanya menatap lurus kedepan. Sungguh mood nya hancur gara-gara cabe-cabean itu.

Guanlin pun menarik tangan somi dan menghadang somi.

"Kenapa?" Tanya Guanlin lembut serta kedua tangan nya memegang pundak Somi.

Somi pun memberanikan diri menatap muka Guanlin yang dekat.

Somi pun menggeleng dan melepaskan tangan Guanlin yang berada dipundaknya.

"Aku mau pulang Guanlin, capek" suara somi memelan karena moodnya berantakan sudah.

Guanlin pun menarik tangan somi, somi pun membiarkan tangannya di genggam Guanlin.

Mereka berjalan menembus keramaian anak muda yang memenuhi taman bermain.

Guanlin pun membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan somi masuk ke dalam mobilnya.

Somi pun langsung masuk tanpa melihat Guanlin yang berbeda dari biasanya.

Saat somi sudah masuk ke dalam mobil Guanlin pun menyusul masuk ke dalam mobilnya.

Ia pun mengendarai dan meninggalkan parkiran taman bermain.

"Som kalau ada apa apa cerita saja" sahut Guanlin yang risau dengan keadaan somi.

Somi pun mengangguk tanpa menjawab Guanlin. Ia pun fokus menatap jalanan.

"Apakah kalau mempunyai orang tua itu enak?" Tanya somi memecah keheningan.

Guanlin pun langsung menoleh ke arah somi yang masij fokus kejalanan.

"Kadang rasanya pengen aja ngerasain punya orang tua" tambah somi yang menatap lurus.

Guanlin pun menyerngitkan dahinya, bagaimana tidak? Pertanyaan yang susah sekali dijawab kalau tidak ditimang-timang terlebih dahulu.

"Som bagaimana pun juga mereka itu sayang sama somi, ada alasan mereka mungkin menitip kan somi di tempat yang terbaik menurut mereka"jawab Guanlin yang penuh hati hati.

"Emang kau tau aku dulu tinggak dimana?" Tanya somi menoleh ke arah Guanlin.

Guanlin pun menggeleng. Baru ia sadari kenapa dia tidak menggali informasi tentang somi.

"Lalu mengapa kau bertanya begitu? Apakah kau dulu dari panti asuhan?" Tanya Guanlin memastikan.

"Iya dulu waktu kecil" jawab somi setegar mungkin.

Guanlin pun langsung menggenggam tangan somi. Mengelus punggung tangan nya dengan lembut.

"Aku janji bakalan nemuin orang tua kamu som" tutur Guanlin tersenyum meyakinkan somi.

GREENTEA'LaiGuanLin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang