27

1.2K 147 2
                                    

"Jisoo-ya.."

Aku terdiam dan berhenti melangkah untuk masuk ke dalam rumah. Aku mengenal suara ini. Suara yang hampir sepuluh bulan lamanya tak pernah bertemu denganku.

"Jisoo-ya.."

Aku membalikan badanku dan bisa melihat dengan jelas. Beberapa langkah dari tempatku, ada dia yang sedang menatapku.

"Apa kabar?"

Aku terdiam melihatnya.

Tak ada yang berbeda dari dirinya.

Masih tampan dan ramah.

Lee Taeyong, akhirnya kita bertemu lagi.

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" tanyaku.

Ia tersenyum dan menjawab pertanyaanku, "Seperti yang kau lihat. Aku juga baik-baik saja."

Aku membalas senyumannya.

"Kau baru saja pulang?" tanyanya.

Aku menganggukan kepalaku, "Ya. Kau juga?"

Ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Tidak. Aku baru saja mau pergi ke jadwalku yang selanjutnya."

"Oh, hati-hati kalau begitu." Aku masih tersenyum kepadanya.

Ia mendekatiku dan berkata, "Boleh aku bertanya kepadamu untuk terakhir kalinya?"

Aku terdiam.

"Aku akan bertanya tentang sebuah pertanyaan yang selama ini mengganjal di dalam pikiranku. Tenang saja, setelah aku mengetahuinya, aku akan langsung pergi ke jadwalku yang selanjutnya." Taeyong masih tetap tersenyum.

Aku menganggukan kepalaku dan berkata, "Tentu saja kau boleh bertanya."

"Sepuluh bulan yang lalu, apa alasanmu memintaku untuk tidak menghubungimu lagi ataupun melanjutkan pertemanan kita?" tanyanya.

Aku terdiam.

"Aku hanya ingin tahu apa maksudmu setelah kejadian itu, Jisoo-ya," ujarnya pelan.

Aku menatapnya dan tersenyum, "Kehidupanmu dan kehidupanku tidak sama, Yong."

"Apa maksudmu? Hanya karena aku adalah seorang idol dan kau seorang dokter, berarti kita tidak bisa bersama?" tanyanya.

Aku menepuk pundaknya perlahan dan berkata, "Bukan itu. Seorang idol juga manusia, tapi aku yakin.. kau tak ingin menyakiti penggemarmu hanya karena sebuah kebahagiaan semata, 'kan?"

Ia terdiam.

Aku lagi-lagi tersenyum, "Kau tak ingin orang lain kecewa denganmu, Yong. Kau berhati mulia. Dan aku tahu hal itu."

"Tapi, aku juga tak ingin kehilanganmu," lirihnya.

Aku terdiam.

"Seandainya saat itu aku tidak menerima tawaran untuk menjadi idol, pasti kita berdua sudah menjadi dokter bersama sekarang, Jisoo."

"Tanpaku, kau tetap bahagia, Taeyong-ah."

Ia menatapku, "Mwo?"

"Sudah sepuluh bulan dan kau masih baik-baik saja, 'kan? Semuanya baik-baik saja tanpa adanya aku, Yong."

"Kau juga baik-baik saja tanpa adanya aku, 'kan?" tanyanya.

Aku terdiam.

"Benar kata banyak orang, Jisoo-ah.."

"Apa?"

"Cinta tak harus memiliki."

"Ya, cinta tak harus memiliki."

Taeyong tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Terima kasih, karena sudah memberitahuku tentang perasaanmu."

Aku menyambut hangat uluran tangannya, "Sama-sama dan terima kasih karena sudah bisa mendengarkan apa yang harus kau dengarkan."

Taeyong dan aku melepaskan tautan tangan kami. Ia masih tersenyum.

"Selamat tinggal," ucapnya.

Aku tersenyum, "Ya, selamat tinggal."

Taeyong membalikan badannya ke arah mobil yang ada di depan rumahnya.

Aku masuk ke dalam rumah dan merasa lega, karena sudah bisa melihatnya, walaupun untuk terakhir kalinya.

sad ❝✔❞ - taeyong jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang