30

1.6K 157 2
                                    

Sudah hampir dua tahun semenjak aku bertemu dengan Jisoo terakhir kalinya.

Ya, aku tak pernah menghubunginya lagi dan ia pun tak menghubungiku lagi, walaupun hanya sebentar.

Aku fokus dengan karirku dan ia fokus dengan pekerjaannya.

Kami sama-sama menjalani kehidupan kami yang sudah kami sepakati.

Benar katanya, tanpa adanya ia, aku baik-baik saja.

Tapi, tanpa adanya aku, apakah ia baik-baik saja?

Aku tak tahu dengan kisahnya lagi.

Jadi, seperti ini rasanya di tinggalkan oleh seseorang yang sangat kau sayangi.

Berarti, seperti inilah rasanya saat aku meninggalkan Jisoo saat itu.

Karma itu benaran ada ternyata.

Aku menatap langit malam yang cerah. Ya, menampilkan adanya bulan dan banyaknya bintang.

Kalau di ibaratkan, aku dan Jisoo itu seperti bulan dan matahari.

Bulan dan matahari yang tak bisa bersatu.

Apakah kau baik-baik saja sekarang, Jisoo?

Di saat aku merindukannya, selalu dan selalu yang aku lakukan adalah menatap sebuah foto yang tak pernah aku hapus dari memori ponselku dan sebuah foto polaroid dimana adanya aku dan ia sedang tersenyum lebar sambil memeluk satu sama lain.

Aku tahu, ia selalu baik-baik saja tanpa adanya diriku.

Ya, mencintai tak harus memiliki.

"Hyung,"

Jaehyun datang mendekatiku dan duduk tepat di sampingku.

"Hyung merindukannya?"

Aku tersenyum tipis, "Tidak."

Jaehyun membalas senyumanku, "Hyung benar-benar sudah tidak ada lagi perasaan apapun dengannya?"

"Ya, tidak ada lagi, Jaehyun-ah."

Jaehyun terdiam mendengar ucapanku.

"Setelah aku menyadari apa yang ia katakan kepadaku pada hari itu, aku sadar bahwa ucapannya benar. Aku tak ingin penggemarku tersakiti. Tapi, tanpa aku sadari juga, aku harus merelakan perasaanku dan Jisoo untuk memberikan kebahagiaan yang lebih banyak daripada perasaan kami ataupun kebahagiaan kami berdua."

"Hyung,"

"Sebenarnya, aku berbohong untuk mengatakan kepadamu bahwa aku sudah menghapus perasaanku tentangnya." Aku tertawa pelan, "aku masih mencintai dan mencoba untuk menghapus perasaanku tentangnya secara perlahan, Jae. Dan itu tidak mudah."

Jaehyun terdiam mendengar ucapanku.

"Banyaknya kegiataan membuatku sadar bahwa tanpa aku pintapun, perasaan itu pada akhirnya akan pudar secara perlahan."

"Mencintai seseorang tidak harus memiliki jiwa dan raga miliknya, Jae."

Jaehyun menatapku sedih, "Hyung, maafkan aku."

"Kau tidak salah, Jae. Aku hanya ingin menyadari bahwa diriku tidak lagi seperti dulu." Aku tersenyum.

"Maksudmu, Hyung?"

"Perlahan-lahan perasaanku kepadanya sudah hilang, begitupula dengannya, Jae."

"Hyung tidak menyesal dengan semuanya?" tanya Jaehyun.

Aku tersenyum dan menjawab, "Ada sebuah penyesalan yang selalu aku pikirkan. Tapi, lagi-lagi aku berpikir bahwa apa yang aku pilih, itulah yang harus aku lakukan untuk selanjutnya."

"Apa itu, Hyung?"

"Tidak mencegahnya lepas tepat di hari terakhir kami bertemu, Jae."

sad ❝✔❞ - taeyong jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang