Puisi 4"

227 2 0
                                    

Kau Hujan Hujan yang Belum Reda

Kau huja hujan yang belum reda
Ingatkan aku pada rintik pertama
Lalu hembuskan aroma remah tanah
hembusku, tak sanggup lagi kau hirup

Hembusku tak mampu lagi
Bertemu pelukmu
Hanya bayang sebuah bayang

Aku tertawa
Kau meratap
Apa guna?
Kau rentangkan, teriakkan!

Kau sebuah jiwa
Yang tak beda
Dari napas uap kopi
Diseduh pertama

Paradoxina,  Agustus 2018

Argumentasi Rasa Dan Implementasi BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang