5 tahun yang lalu

203 3 0
                                    

Hari itu saya yang masih duduk dikelas 6 SD . yang tidak menyangka akan memiliki sebuah perasaan kaku terhadap seorang laki laki yang bernama Syamil Yazid Abbasyi. Waktu itu saya dan syamil satu SD dan sekelas. Saya merasa kesal ,karena mengapa saya harus memiliki perasaan itu.

"Eh Din,pinjem penggaris dong ." ucap Ahmad temanku sedari bocah. Sayapun memberikannya.

Lalu ,ketika saya ingin mengunakan penggaris itu saya langsung menghampiri Ahmad dan ingin mengambilnya.

"Mad,mana penggaris?" ucap saya sambil menengadakan tangan.
"Tuh di si Nde." ucapnya sambil menunjuk Syamil(Nde).
"Apa...?" ucap saya sambil marah.
"Eh kalo mau pinjem ,bilang dulu dong jangan asal ngambil aja." lanjut saya sambil mengambil penggaris tersebut dari tangan Syamil. Sedangkan Syamil hanya tersenyum tanpa dosa.

Saya paling tidak suka pada orang yang mengambil barang saya tanpa seizin saya,sedangkan Ahmad tertawa seakan akan senang melihat Saya dan Syamil bertengkar.

Hari demi hari berlalu dan sebentar lagi akan ada ujian praktek. Wajarkan masa kelas 6 itu masa masa banyaknya ujian. Entah itu ujian praktek maupun tulis.

Hari itu kami siswa siswi kelas 6 SDN 3 Sindangherang melaksanakan ujian praktek seni budaya. Yaitu memainkan alat musik pianika dengan notasi lagu wajib nasional.

Lalu, Bu Ratihpun memanggil nama kami satu persatu. Hingga tiba saatnya nama saya dipanggil.
"Ardina.."

Dan sayapun langsung masuk dan segera memainkan pianika dengan lagu Hymne Guru.

Setelah semua siswi selesai praktek ,ternyata para siswa semuanya belum ngehafal notasinya. Dan sontak Bu Ratihpun marah.

"Ayo ,tinggal laki laki .Siapa yang mau duluan!!!"

Semua cowok cowok cuma diem termasuk Syamil. Karena mereka semua ngak ngehafal notasinya sama sekali dan terlalu menyepelekannya.

"Ayo sekarang kalian Ibu kasih waktu setengah jam untuk menghafal. Nanti kalo sudah hafal panggil ibu." ucap ibu sambil keluar kelas.

Tanpa diduga Syamil yang duduk disebelah bangku saya, langsung ngambil pianika milik saya tanpa sepengetahuan saya.

Refleks,saya ingin mengambilnya kembali tapi ditegur oleh Delis teman sebangku saya.

"Eh ,Nde balikin sini.Nih ya saya kasih tau ,kalo mau pinjem  tuh bilang dulu jangan asal main ambil aja." ucap saya dengan kesal.

"Udahlah ,biarin aja kali dia minjem." ucapnya.
"Ya udah deh." ucap saya dengan terpaksa.

Tapi seakan akan batinku senang karena nafas Syamil mengalir dan bisa tersimpan didalam pianika itu.

Setelah saya rasa Syamil sudah hafal notasinya sayapun mengambil pianika itu secara paksa.
"Eh sini pianika itu pianika saya." ucap saya sambil pergi dari bangku Syamil.
"Eh loh,ko diambil sih pianikanya?" tanya Syamil dan lansung terdiam.

Dan akhinya saya pergi ke WC bersama Delis untuk membersihkan selang pianika karena pasti banyak air liur Syamil.
"Ya ampun ini air liurnya banyak banget jijik ih jijik." ucap saya sambil mengangkat bahu.
"Hmm...bilang aja seneng gara gara Syamil yang pake pianika kamu." ucap Delis sambil menggoda saya.
"Ih gak apaan sih nggaaak!" ucap saya sambil membuang muka.
"Hmm..bohong. Yaudah deh terserah kamu." balasnya.

Saya tidak menjawab perkataan nya karena takut Bu Ratih marah karena lama lama berada diWC.

Sayapun langsung pergi dari WC dan langsung melihat jadwal praktek untuk esok harinya dan mempersiapkan materinya.

Ujian praktek akhirnya sudah selesai. Tinggal ujian tulis yang menghatui.

Dan hari itupun tiba. Paginya saya berangkat dengan Ria ,teman saya untuk bertukar fikiran. Dan kamipun membahas pelajaran bahasa indonesia karena hari pertama ujian.

"Ya ,kamu belajar apa semalem?" tanya saya.
"Hmm...belajar bahasa indonesialah." ucapnya sambil tersenyum.
"Iya maksud saya tentang apa?"
"Hmm.. Tentang apa ya soalnya pelajaran indonesia mah menyeluruh dan pasti banyak percakapan atau dongeng. Jadi aku cuma belajar dari kisi kisinya aja ,soalnya pasti materinya sama cuma beda kata sama kalimatnya aja." ucapnya jelas.
"Oh ,iya sama kalo gitu." balas saya sambil mebuka buka buku.

Sesampainya saya dan Ria disekolah, kami menunggu teman teman yang lain. Lalu sibuk menanyakan perihal materi yang tidak dimengerti masing masing.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 dan belpun berbunyi tandanya untuk masuk dan itu artinya ujian akan segera dimulai.
Saya berada diruang ujian 1 dan sedangkan Syamil berada diruang ujian 2.

Guru pengawaspun masuk .
"Assalamu'alaikum. .." ucap ibu guru tersebut.
"Wa'alaikum salam wr.wb." jawab kami semua.
"Sebelum kita semua melalsanakan ujian ini alangkah baiknya kita berdo'a terlebih dahulu ,berdo'a mulai." ucap ibu guru pengawas.
"Bismillah hirrohman nirrohim......" hingga selesai.

Setelah itu ibu guru membacakan tata tertib UN lalu segera membagikan naskah soal dan lembar jawaban,hingga selesai.

"Ayo anak anak silahkan kerjakan soalnya jangan menengok ke samping dan belakang apalagi mencontek." ucap ibu guru tegas.
"Iya bu." jawab semua siswa.
"Kenapa bu boleh?" ucap dingin Dede Alim.
"JANGAN." balas ibu agak sedikit marah.

Sedangkan Alim hanya menunduk dan merasa malu karena ia ditertawakan oleh semua siswa.

Jam sudah menujukkan pukul 09.20 .sebentar lagi pulang ,tapi kami yang berada diruang 1 sudah keluar duluan.

Sayapun mengintip Syamil karena dia belum juga keluar dan merasa khawatir dia tidak bisa mengerjakannya.

Lalu tak lama kemudian mereka yang berada diruang 2 keluar,termasuk Syamil.
"Gimana keadaan diruang 2?" tanya saya pada yeni.
"Ya gak gimana sih ,cuma gak bisa nanyain jawaban aja sih justru malah aku yang ditanyain." ucapnya sambil merasa kesal.
"Ya udah yang sabar aja." jawab saya.
Sedangkan Yeni hanya mengangguk saja.

Wajar saja jika yeni merasa kesal karena diruang 2 hanya ada 7 orang(Rudi,Syamil, siti hana,sarip,Yeni,Rahmat dan Nina).

Ujianpun akhirnya selesai.

Rasa Yang Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang