Ujian Nasional terselesaikan

102 3 0
                                    

Setelah UN selesai kami semua diperintahkan untuk memlakai pakaian merah putih untuk senin depan karena akan ada pemotretan untuk foto ijazah.

Esoknya kami semua sibuk merapikan pakaian masing masing.

Setelah itu ibu Mamaypun memanggil nama siswa terlebih dahulu. Dan setelah para siswa selesai difoto tiba giliran para siswi ,lalu bu mamay menyuruh para siswa keluar . Dan nama yang dipanggil pertama adalah nama saya (Ardina).

Sayapun duduk dikursi yang telah tersedia dan ternyata Syamil belum keluar .

Setelah itu saya kembali duduk ke bangku saya. Dan saat itupun Syamil meninggalkan kelas.

Akan hal itu saya berfikir bahwa Syamil memperhatikanku pada saat difoto karena disaat semua para siswa keluar, tetapi Syamil hanya terdiam dan setelah saya selesai difoto dia baru keluar.

Lalu kami semua telah selesai difoto kami semua masuk kembali kekelas. Dan tak lama kemudian terdengar bel tandanya istirahat.

Sayapun dan Delis pergi ke warung untuk jajan.

Tapi diwarung saya bertemu dengan Syamil dengan teman temannya.

"Ehem ehem cieeee..." ucap Dede alim ,karena hanya dia yang akan bicara seperti itu bila saya dan syamil tak sengaja bertemu.

Saya tak menganggapnya karena saya tidak suka diperlakukan seperti itu. Tapi  Delis malah bilang
"Cieee ..ada Syamil."

Saya hanya membuang muka dan langsung mengajaknya kekelas.
Lalu tak lama terdengar bel pulang. Dan seluruh siswapun langsung keluar dan berdesakan didepan pintu. Karena ada yang ngobrol didekat pintu. Yang ternyata Syamil dan Ria. Lalu mereka melihat saya yang lewat didepan mereka.

"Eh tunggu Din, pulang bareng ya." ucapnya dan langsung memutuskan pembicaraannya dengan syamil.
"Iya ayo dong cepetann.." ucap saya sambil berjalan.
"Eh maaf ya aku tadi ngobrol sama Syamil." ucapnya sambil tersenyum dan menggoda saya.
"Apaan sih emang Syamil siapanya saya?" ucap saya sambil membuang muka.

Dan tiba tiba syamil tak sengaja lewat dihadapan kami. Lalu repleks,Ria memanggilnya.
"Nde ikut dong." ucapnya seakan akan tak memperdulikan saya.
"Iya ayo." balas Syamil sambil merilik saya.
Sayapun hanya terdiam,membuang muka dan agak sedikit kesal kepada Ria karena ia malah mau tebeng sama Syamil.

Eh ko saya kesal sih sama Ria padahalkan Syamil bukan siapa siapa saya dan hak dia kok mau pulang sama siapa aja,batinku.

"Eh gak papakan aku tebeng sama Syamil?"tanya Ria pada saya.
"Iya gak papa kok." jawab saya sambil menunduk dan mendahului Syamil dan Ria.

Jujur saya merasa kesal dan rasanya saya ingin berkata kasar kepada mereka. Dan berfikir kenapa mereka melalukan hal itu kepada saya dan salah apa saya pada mereka.

Hubungan pertemanan saya dan ria mulai merenggang gara gara kejadian itu. Tapi saya fikir saya gak perlu marah sama ria,dan saya gak perlu mengorbankan pertemanan cuma gara gara seorang laki laki.

Akhirnya saya dan ria seperti biasa selalu bersama entah itu di sekolaha maupun di madrasah.
UN disekolah selesai,UN dimadrasah pun menghampiri.

Rasa Yang Tak Pernah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang