1. MKL

310 45 47
                                    


1. Nama Baru

°°°•°°°

Hari telah beranjak siang. Tetapi matahari yang akan menyayat kulit itu tidak muncul. Seperti biasa hari ini akan hujan (lagi). Entah kapan hujan itu akan berhenti. Belum lagi di daerah paling rendah sudah banjir. Tentunya, tempatnya adalah dataran tinggi sehingga, banjir tidak akan mengaliri tempat tinggalnya.

Gadis itu turun dari angkot setelah memberikan beberapa lembar uang ke supir angkot itu. Langkahnya sedikit tergesa-gesa karena rintik hujan yang sedari tadi menghadang perjalanannya. Hari ini dia sangat lelah untuk berlama-lama di kampus, belum lagi senyum ramah yang dia lampirkan ke setiap orang-orang yang belum dikenalnya. Terlalu munafik.

Tak berapa lama, dia sampai di tempat tinggal sementaranya. Ya, sementara karena hanya beberapa minggu sebelum dia pindah kos barunya untuk ke kampus lama. Tempat Fakultas dan jurusan yang dia luluskan di sana.

Tok tok tok

"Assalamu alaikoooom!" Suara khasnya ketika akan masuk ke kamar kos kakaknya.

"Waalaikum salam," seraya membuka pintu, "udah pulang lo?" Gadis itu hanya mengangguk dan masuk, "gimana udah selesai?" Lanjut kakaknya bertanya.

"Udah dong." Sambil menampikkan cengirannya.

"Enggak ada yang perlu di urus lagi kan selama beberapa hari ini?" tanya Kakaknya

"Kayaknya ... enggak ada." Setelah mengganti bajunya yang basah.

"Beneran?"

"Mm ..." tampak berpikir, "iya bener," sambungnya

"Oke, deh. Besok kita akan pulang kampung."

Pernyataan kakaknya yang tiba-tiba berhasil membelalakan matanya yang bertambah besar. Pasalnya dia baru lima hari berada di Jogja untuk melengkapi semua berkas pendaftarannya dan sekarang harus pulang besok. Bahkan dirinya belum genap seminggu berada di sini.

"Lah?!, emang kenapa?" tanyanya "bahkan gue baru lima hari nyampe dan harus pulang kampung lagi?" Lanjutnya

"Jangan sok dramatis kek gitu lo. Ini itu mama yang merintahin, jadi harus di turuti," jawab kakaknya

Yah, setiap perkataan mama dan kakaknya harus di turutinya. Maka dia hanya dapat pasrah menurutinya.

"Ya deh. Trus ngapain kita come back home?" tanyanya (lagi) seraya duduk.

"Mama mau ganti nama kita." Jawab kakaknya

Dan untuk kesekian kalinya matanya melotot. Kaget. Kenapa mamanya ingin mengganti namanya? Memangnya namanya jelek. Batinnya.

"Hah, kenapa?" Pekiknya

"Gak tau."

"Tapikan gue suka nama gue. Kenapa di ganti?" Tanyanya lagi.

"Gak tau deh. Tapi mama tadi nelpon gue, dan katanya kita harus pulang besok. Atau paling cepat malam ini. Lagian lo balakan suka juga nama baru lo," jelas kakaknya

"Hah? Malam ini?" Syoknya.
Entah sudah berapa kali dia kaget sehariaan ini.

"Iyaaah, Nala !!" Teriak kakaknya "Lo kapan berenti kaget siih!?" Tanya kakaknya yang sudah bosan melihat raut wajah Gadis yang bernama Nala itu.

"Gak tau," jawab Naya dengan watadosnya.

Kakaknya hanya menggeleng-geleng.

"Mala, laper!" Panggilnya dengan cengiran memelas dan mata yang dia miripkan semirip puppy eyes. Padahal kalau di liat oleh kakaknya akan muntah.

Misteri Kampus Lama (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang