P | 1 | o p e n i n g

11.3K 1.5K 123
                                    

Mingyu mengangkat lehernya hanya untuk menatap apa yang terjadi di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu mengangkat lehernya hanya untuk menatap apa yang terjadi di depan sana. Mobilnya bersama mobil yang lainnya terhenti di depan lampu lalu lintas yang telah berubah menjadi hijau. Ada lima orang badut di sana yang berdiri menghalangi jalan mereka. Dan bunyi klakson yang dihasilkan dari banyaknya mobil sama sekali tidak membuat mereka untuk berhenti melakukan sebuah pertunjukkan sederhana.

Kemudian para polisi lalu lintas datang membawa badut-badut itu menepi dan Mingyu menghela napas ringan ketika mobilnya dapat kembali berjalan. Syukurlah, Mingyu menggerakan lehernya ke kiri dan ke kanan untuk menghilangkan rasa kaku di lehernya. Menatap kepada dirinya di depan kaca mobil, ia tersenyum samar. Hari ini, di musim dingin akhir November ini, untuk pertama kalinya ia akan mengikuti kencan buta dengan seorang wanita komposer dari kota tersebut. Mingyu telah memastikan bahwa rambut hitamnya telah rapih dengan sisiran samping. Ia tidak akan menggunakan lensa untuk bertemu wanita itu, ia akan membiarkan wanita itu melihat warna asli matanyaㅡbola mata yang orang Asia miliki pada umumnya. Dan ia pastikan hari ini, ia akan melakukan pembicaraan yang menarik dengan wanita komposer itu.

Tangan kanannya bergerak untuk mendengarkan musik di salah satu frekuensi radio. Terhenti di salah satu frekuensi yang sedang membicarakan bahwa Moskow akan mengalami badai salju di pertengahan Desember ini, Mingyu mengangkat bahunya tidak peduli. Memutar kembali frekuensi yang lain dan kembali berhenti di salah satu frekuensi radio yang memutarkan lagu jazz.

Ketika Mingyu kembali berkosentrasi kepada jalanan, ia menghentikan mobilnya secara mendadak. Ia menemukan ratusan mobil berhenti di jalan raya dan orang-orang di dalamnya keluar dengan wajah penuh ketakutan menatap sesuatu yang tidak diketahui oleh dirinya di sana. Ikut serta keluar dari mobilnya bersama mantel hitam yang menutupi sweater hijau tuanya, Mingyu melebarkan kedua matanya dengan tangan yang reflek menutup mulutnya. Astaga Tuhan. Mingyu menemukan seorang wanita dengan rambut di cat berwarna abu-abu, terduduk dan berteriak memegangi telinga kirinya yang terus mengeluarkan darah tanpa henti, membiarkan permukaan jalan di sekitarannya tertutup oleh warna darahnya yang begitu pekat.

Menoleh ke kiri dan ke kanan, Mingyu benar-benar tidak menemukan seseorang yang bertidak cepat untuk memanggil ambulan ataupun polisi. Apa-apaan orang ini. Mendecak dengan mengambil langkah yang lebar, Mingyu mendekat dan menutup sweater tipis wanita itu dengan mantelnya. "Kau bisa berdiri? Kita akan ke rumah sakit sekarang."

Wanita itu menghentikan teriakannya namun masih dengan gumaman tidak jelas. Mencoba memegang wajah wanita itu dengan kedua tangannya, dan Mingyu menemukan wajah Asia dengan kulit pucat dari wanita itu. Tetapi, bukan itu yang membuat Mingyu kembali melebarkan kedua matanya untuk kedua kalinya. Mingyu menahan napasnya selama dua detik ketika wanita di depannya itu tidak menatapnya dengan fokus. Wanita ini buta. Dengan wajah penuh peluh keringat bercampur beberapa luka di tulang hidungnya, Mingyu tahu bahwa wanita yang sekarang telah berhenti bergumam itu adalah seoranng tunanetra. Menghentikan dialog pikirannya, Mingyu lalu berdiri dan mencoba membantunya untuk berjalan, namun wanita itu menahan tangannya dan kembali membuat dirinya berjongkok di hadapan wanita itu.

"Arah jam delapan di belakangmu."

"Apa?" Mingyu mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan perkataan wanita itu. Dan sebelum ia menoleh ke belakang mengikuti perkataan wanita itu, Mingyu benar-benar terkejut ketika pusat toko ternama meledak tiba-tiba dari arah belakangnya.

Kemudian empat detik setelahnya, netra hitamnya kembali disuguhkan dengan ratusan kepala manusia yang tiba-tiba terpisah dari tubuhnya. Seperti buah yang jatuh dari pohonnya dan menggelinding ke tanah. Mingyu tidak bisa menemukan kata-katanya ketika darah-darah itu terus keluar seperti pipa bocor dari tubuh yang telah kehilangan kepalanya itu.

Menggeserkan kembali netranya kepada wanita di depannya dengan penuh ketakutan, Mingyu menemukan wanita itu perlahan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya yang kotor. Dan samar-samar Mingyu mendengar satu kata dari wanita itu.

"Uhaji.(1)"

*

(1) Uhaji : diterjemahkan dalam bahasa Rusia. Artinya "Keluar dari sini."

Idk, berasa takut aja gitu bayangin respon kalian habis baca cerita ini gimana :")

PROTECTOR / MINGYU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang