P | 14 | c l o s i n g

2.8K 733 182
                                    

"Aku menyukainya, meski ceritanya menggantung." Jaehyun membawa dua cangkir gingseng hangat dan meletakkannya di meja. Pria itu berbicara dengan kenalan lamanyaㅡJeonghan. Jeonghan adalah seorang editor dari film Protector, cerita yang diangkat dari kejadian nyata itu rencananya akan mulai dibuat di Swiss tahun depan. "Aku tersanjung kau jauh-jauh dari Korea hanya untuk berkunjung ke tempatku."

Jeonghan tersenyum samar, lalu berkata, "Aku hanya memastikan bahwa naskah ceritanya benar-benar sesuai apa yang kau ceritakan. Karena, jika nanti akan diadakan wawancara dari narasumber asli, kau pasti yang akan aku butuhkan."

Jaehyun mengangguk, "Aku bisa diandalkan. Tenang saja."

"Penerbanganmu ke sini apa tidak mengalami kendala?" tanya Jaehyun lagi, "Kota ini, seperti yang kau lihat. Sedang dalam kondisi yang buruk."

"Bukankah setiap akhir tahun Moskow memang begitu, ya?" Jeonghan mengangkat satu alisnya.

Jaehyun tidak merespon dan membiarkan lawan bicaranya itu meminum air gingsengnya kemudian menghela napas panjang.

"Kau tahu aku ke sini bukan untuk memastikan naskah itu." Jeonghan kembali bersuara satu menit kemudian dan menemukan Jaehyun tersenyum miring telah mengetahui tujuannya. "Aku ingin tahu dimana mereka sekarang."

"Siapa?" Jaehyun memiringkan kepalanya berpura-pura tidak tahu.

"Tiga orang tokoh utama cerita itu. Sekarang, bagaimana?"

Jaehyun mengerutkan dahi sebentar, "Dua laki-lakinya baik-baik saja, untuk sang wanita,  aku tidak tahu kabarnya. Setelah pembersihan di rumah Presiden itu, dia tidak pernah muncul dalam sirkus sementara namanya mulai naik ke atas permukaan terungkap bahwa dia adalah anak Presiden."

"Dua orang itu, masih bekerja diㅡ"

"Jeonghan, jika kau mencari mereka hanya untuk menjadikan mereka narasumber yang asli, maka kau akan tahu apa yang akan aku lakukan kepadamu." Jaehyun memotongnya dengan pandangan serius sekarang. "Kejadian seperti itu jelas akan menganggu psikis manusia. Seharusnya kau mengerti sesamamu. Biarkan aku yang akan menjadi narasumbernya nanti."

Perkataan final Jaehyun itu membuat Jeonghan terdiam menatapnya. Lalu menghela napas kembali dan tidak menyerah dengan pertanyaannya."Bagaimana dengan pantonim?"

"Dia baik. Aku masih sering melihatnya di sirkus."

"Anthony?"

"Sama seperti toko utama wanita. Menghilang. Tidak ada kabar."

"Jaehyun aku," Jeonghan hampir mengeluarkan umpatan karena lawan bicaranya sama sekali tidak bisa membantunya. "Aku membutuhkan mereka untuk memenuhi kebutuhan film. Dan kauㅡ"

"Aku adalah penonton seluruh kejadian yang mereka alami. Apa yang kau ragukan? Jangan menjadi tamak, Jeonghan. Kau hanya membutuhkan satu narasumber. Ketika para wartawan itu bertanya dimana mereka, maka aku akan menjawabnya 'mereka hidup bahagia dengan pilihan masing-masing sekarang', begitu."

"Kau tahu sendiri orang-orang tidak akan bisa menerima pernyataan seperti itu."

Jaehyun tersenyum, "Dan kau tahu aku ini apa, bukan?"

Menghela napas kembali adalah pilihan Jeonghan selanjutnya. "Terserah. Aku selalu tidak mengerti dengan pola pikir makhluk sepertimu."

"Biarkan pembaca menebak sendiri selanjutnya, Jeonghan."

*

Pada pukul satu pagi, Jaehyun telah mengunci toko antiknya dan berjalan kaki menuju Red Square, hari ini ia tidak datang untuk mendengarkan ramalan-ramalan dari cenayang. Ia akan menyaksikan pertunjukkan sirkus untuk akhir tahun di sana. Setengah jam kemudian, ia telah mengambil kursi di tengah-tengah dan melepas mantelnya. Duduk bersama orang-orang dari berbagai kelas.

"Sudah lama?" Jaehyun menoleh ke samping dan menemukan Luis mengambil duduk di sebelahnya. "Baru saja," jawab pria itu.

Luis menyisir rambutnya ke belakang dan Jaehyun berbicara lagi kepadanya, "Pemakamannya lancar?"

"Ya." Luis menatapnya dan Jaehyun dapat menemukan mata Egor begitu menakjubkan terpasang di sana. "Kau sendiri? Anthony bilang, editor film itu datang ke tokomu tadi sore."

Jaehyun mengangguk, "Dia menanyakanmu dan jugaㅡ" Luis mengikuti arah pandang Jaehyun dan menemukan Doyoung dan Mingyu mengambil kursi di depan mereka dengan pembicaraan yang diikuti dengan tawa.

Mingyu menatap kepada Luis sebentar lalu kembali tertawa bersama Doyoung. "Kau tidak menyesal dengan keputusanmu sendiri, Luis?" tanya Jaehyun.

Luis mengerutkan dahi samar, "Tidak juga. Tapi ketika dia melihatku seperti orang asing tadi, rasanya sedikit... kau tahulah."

"Aku tidak tahu, aku tidak punya rasa emosional seperti itu." Jaehyun tertawa. "Tapi terlihat jelas mereka jauh lebih hidup daripada sebelumnya."

"Memang."

"Apa yang akan kau lakukan kemudian?"

Luis terdiam sebentar, "Aku akan seperti ini. Dan terus melakukan pembersihan setiap mendekati akhir tahun. Bagaimana denganmu?"

Jaehyun menatap Luis dengan senyuman aneh, "Itu adalah pertanyaan yang tidak pantas untukku, Luis. Kau menghinaku?"

Luis tertawa, lalu Mingyu yang berada di depannya bertanya kepadanya dengan wajah ragu, "Permisi apakah kau model dari fashion week minggu kemarin? Karena wajahmu sangat mirip denganㅡ"

"Bukan." Luis memotong cepat dengan nada datar. "Kau salah orang. Aku tidak bekerja di tempat seperti itu."

Lalu Doyoung memukul bahu Mingyu dan berkata dengan bahasa Koreanya. "Apa tadi aku bilang. Itu bukan dia." Doyoung kemudian menatap Luis dengan bahasa Rusia, "Maaf atas perkataannya."

Jaehyun tertawa samar dan mendekat ke arah telinga Luis, "Menyedihkan sekali."

Luis mengangkat satu alisnya tidak terpengaruh sama sekali dengan ejekan lawan bicaranya.

"Ingatkan aku untuk menamparmu setelah pertunjukkan selesai."

Jaehyun mengangkat kedua bahunya tersenyum, "Tentu."

Selesai

(ada bonchap-nya kok)

PROTECTOR / MINGYU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang