P | 15 | e x t r a

4K 768 147
                                    

Satu tahun kemudian. Akhir musim panas.

Luis mengerutkan dahinya ketika Jaehyun menggeserkan gelas berisi Kvasㅡminuman beralkohol ringan yang terbuat dari gandum hitam itu disajikan begitu cantik. Luis mengangkat satu alisnya kemudian.

"Untuk?"

Jaehyun mengangkat kedua bahu dan alisnya bersamaan, "Menyajikan untuk tamu. Aku tidak suka vodka, kau juga tidak akan menyukai gingseng. Jadi kebetulan aku membuat Kvas dua gentong di bawah. Dan yah, hanya ini."

Luis mendengus tapi tersenyum. Lalu ia memerhatikan Jaehyun kembali membersihkan barang-barang antiknya.

"Kau tidak berniat melakukan apapun selain berdiri di belakang meja kasir?"

"Kenapa?"

"Tidak apa." Luis menggelengkan kepala. "Hidupmu terlihat membosankan."

"Memang. Apalagi ratusan tahun lamanya." Jaehyun melirik sebentar dengan senyuman. "Kau bayangkan saja betapa membosankannya hidupku."

Luis tertawa mengejek. Memangku wajahnya dengan salah satu tangan. Menerawang kepada lampu gantung di atas dimana terlihat jelas beberapa sarang laba-laba di sana.

"Kau tidak berniat untuk keliling dunia?" tanya Luis menghabiskan Kvas dalam dua kali teguk.

"Ada sih." Jaehyun kembali menuangkan Kvas ke dalam gelas wanita itu. "Tapi tidak untuk waktu dekat ini."

"Dua hari yang lalu, aku iseng mendengarkan cenayang membaca garis-garis tanganku. Dia berkata, akhir tahun ini aku akan menerima seorang tamu tak diduga."

"Oh ya?" Luis tersenyum begitu cantik. Dan Jaehyun ikut senang karena reaksi wanita itu. "Bisa jelaskan secara rinci?"

"Yah, katanya tamu seorang wanita. Aku akan menerima beberapa kendala ketika bersama dengannyaㅡbahkan mungkin taruhan nyawa."

Luis tertawa, "Cenayang penipu. Kau mana bisa mati."

Jaehyun menunjuk Luis dengan tangannya dan tersenyum miring, "Kau benar. Itu hanya jadi penghiburku saja."

"Tapi kenapa kau malah menanti tamu itu? Bukannya cenayang itu penipu, ya?"

Jaehyun terdiam sebentar masih sama dengan senyumannya. Tapi Luis tahu, pandangan pria itu terlihat mempercayai perkataan sang cenayangㅡmeski hanya serpihan kecil.

"Hanya ingin memastikan saja. Jika itu sebuah kebohongan, yasudah." Jaehyun mengangkat kedua bahunya ringan. Dan pada saat itu seorang pelanggan masuk dan menyapa dengan bahasa Rusia yang bagus. Luis menoleh dan mengerutkan dahi ketika ia menemukan itu adalah Doyoung.

"Aku sepertinya sudah menghabiskan waktu cukup lama di sini." Luis memasangkan kembali jaket jinsnya dan tidak menghiraukan perkataan Jaehyun. Ia melewati Doyoung dengan mudah, dan keluar tanpa celah.

Tapi ponsel jadulnya berbunyi, ia harus berhenti sebentar dan memastikan siapa yang menelponnya. Karena hari itu masih siang ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa penelponnya, jadi ia memutuskan untuk mengangkatnya terlebih dahulu. "Ya?"

"Wallenda?"

Luis mengerutkan dahi, ia tetap melangkahkan lakinya menjauhi toko. "Maaf?"

"Ini Wallenda?"

"Maaf, kau saㅡ" Luis baru saja akan berbohong dan menyebrang jalan. Tapi kerah jaketnya ditarik paksa hingga ia mundur ke belakang. Menoleh dan menemukan Mingyu di sana. Pria itu menatapnya heran dengan telpon yang ada di telinganya. Sementara lampu pejalan kaki sudah menyala sedari tadi. "Wallenda?" Mingyu sekali lagi berkata entah dengan telpon atau wanita di depannya.

Pada saat itu Luis sadar tentang kebodohannya. Ia bisa memintan bantuan kepada Jaehyun untuk membuat pria di depannya dan temannyaㅡsi kelinci paskah itu, mampu melupakannya. Tapi, bagian ketika mereka berdua bertukar nomor ponsel waktu itu... Luis sadar sepertinya sekarang, ia tidak bisa menghindar atau beralasan lagi.

Karena satu, pria di depannya adalah kepala batu yang memiliki keingintahuan yang besar.

Dan kedua, ketika Luis menatap netranya, ia yakin ia menginginkan pria itu lebih dari apapun.

Jadi sekarang, Luis menurunkan ponselnya diikuti oleh Mingyu.

"Wallenda nama panggungku." Luis kemudian menyingkirkan tangan pria itu dari kerahnya. "Nama asliku Luis."

Mingyu sedikit membungkuk, menyamakan pandangannya dengan lawan bicaranya. Lalu mengerutkan hidung bersamaan dengan kepalanya yang miring sedikit. "Bagaimana bisa aku menyimpan nomormu di ponselku?"

"Kita pernah bertemu." Luis tersenyum. "Satu tahun yang lalu, lebih tepatnya."

extra part ㅡ selesai

PROTECTOR / MINGYU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang