2

738 134 43
                                    

"Lo ntar bubar jam berapa?" Luke bertanya pada Calum yang sedang menata rambutnya di depan kaca.

"Kaya biasa paling. Lo bawa mobil sendiri aja sih, mobil lo nganggur juga, heu. Ntar buat pinguinnya gue mintain duit lagi deh ke Mama Liz." Calum menjawab, sedikit menggerutu.

Iya, dua bulan berkuliah, Luke dan Calum selalu berangkat dan pulang bersama menggunakan mobil Calum. Sebenarnya Luke bisa saja pulang duluan menggunakan mobilnya, tapi laki-laki itu malah menolak dan memilih untuk berangkat bersama Calum dengan alasan lumayan uang bensin bisa di beliin pernak-pernik pinguin.

Luke melahap kentang goreng terakhirnya sebelum beranjak mengambil tas dan memakai sepatu converse hitamnya.

Seperti biasa saat berangkat Calum yang akan mengendarai mobilnya, sedangkan saat pulang Luke yang akan mengendarainya.

Terdengar alunan lagu Coldplay begitu Calum menyalakan radio mobilnya.

"Kesha gimana, bro?" Luke membuka suara.

"Satu kampus sama Mike sama Ash, doi." Calum menjawab dengan tenang.

"Eh si Ghani sama Ashton udah jadian ya?"

"Iya sih gue liat di storynya barengan mulu."

Suasana di dalam mobil kembali hening sampai akhirnya mereka memasuki pelataran kampus dan turun begitu mobil telah terparkir rapi.

"Ntar perpus, biasa." Luke menyeletuk.

"Kalau ketemu cewe kemarin berarti jodoh," Calum berlari setelah mengucapkan kalimat itu sambil tertawa.

***

Luke sudah memilih tempat yang menurutnya pas di dalam perpustakaan yang sedikit lebih jauh dari tempat yang ia biasa datangi-meja di dekat jendela di sebelah kanan- untuk menghindari kejadian yang sudah tiga hari berturut ia alami yaitu bertemu gadis yang ia tidak tahu namanya. Lebih tepatnya menghindari celotehan yang akan gadis itu keluarkan ketika menonton film di laptopnya.

Laki-laki bermata biru itu menjatuhkan tubuhnya di antara rak buku paling pojok dengan menjadikan tas punggungnya sebagai bantalan lalu memejamkan matanya. Berahap hari ini tidur siangnya bisa lelap sampai jam bubar Calum.

Sedangkan di lorong sebelah, seorang gadis tengah menyandarkan punggunya di rak yang di penuhi banyak sekali buku sambil memangku laptopnya dan menyumbat telinganya dengan earphone putih kesayangannya.

"Udah sih kata gue juga Ms. Grundy bukan orang baik-baik." Mulutnya terus berceloteh mengomentari apa yang ia lihat.

"TUH KAN PISTOL ANJRIT!" Gadis itu cepat-cepat menutup mulut menggunakan kedua tangannya saat ia dengan spontan berteriak.

Kembali menikmati TV series favouritenya sampai ia tidak sengaja mendapati sepasang mata sedang memerhatikannya dengan tatapan jengkel yang membuat dirinya terkejut dan hampir berteriak-lagi- kalau saja orang yang berada di depannya tidak dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan besarnya.

***

Terus tiba tiba gue ga yakin gue bisa nerusin cerita ini apa engga,

Riverdale : HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang