18

325 70 17
                                    

"I'm sorry..." Alessandra memecah keheningan yang tercipta semenjak mereka memasuki mobil Luke sekitar setengah jam yang lalu.

Luke langsung membawanya pergi saat dirinya tidak bisa berhenti menangis tanpa sepatah katapun di depan pintu flat laki-laki itu.

"Gak apa," Luke tersenyum kecil pada Alessandra.

Luke menahan pertanyaan-pertanyaan yang berkumpul di kepalanya sejak tadi. Ia tidak mau memaksa gadis itu untuk bercerita. Luke pikir, gadis itu akan bercerita saat dirinya siap.

"She's here," ucap gadis itu akhirnya seraya menundukkan kepalanya.

"Who?"

"My mom..."

Luke terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa. Lebih tepatnya ia takut salah bicara. Mata birunya memandang pemandangan kota yang malam ini sedikit mendung dengan kedua tangannya yang ia masukkan kedalam saku jaket.

"Gue... gak tau mau kemana lagi, tadi. Makanya gue ke flat lo..." berbicara pelan, iris hijaunya melirik Luke dengan takut-takut sebelum menundukkan kepalanya saat dirasa laki-laki di sebelahnya itu tidak merespon.

Alessandra terdiam, memerhatikan jari-jari di pangkuannya. Sampai ia merasa usapan pelan di puncak kepalanya.

"Lo boleh cerita apa aja ke gue, San."

"Thank you, Luke," Alessandra tersenyum. "Can i hug you?"

"Come," jawab Luke seraya merentangkan tangannya.

Alessandra tersenyum, melompat turun dari kap mobil Luke, lalu berhambur begitu saja ke dalam pelukkan laki-laki jangkung yang masih duduk di kap mobilnya itu.

***

"Gaby..."

"I'm here,"

"Where are we?"

"At my friend's. You hungry?"

Anak kecil yang baru saja terbangun dari tidurnya di jok belakang dengan selimut pinguin milik Luke itu mengangguk sambil mengucek matanya.

Alessandra membenarkan posisi duduknya menghadap depan seraya menghela napas panjang. Sementara Luke tersenyum tipis memerhatikan keduanya berinteraksi.

"Gaby, eh?"

"Ck. Galaby, nama tengah gue." Jawaban Alessandra mengundang kekehan dari Luke.

Tidak lama dari Alessandra meminta pelukannya tadi, langit gelap London dituruni hujan. Membuat keduanya langsung memasuki mobil Luke. Lalu semuanya hening. Bahkan Luke tidak menyalakan radionya membuat hanya suara hujan yang memenuhi indra pendengaran keduanya.

Laki-laki bermata biru itu terdiam mendengarkan saat gadis di sebelahnya mulai bercerita. Tangannya sesekali mengelus puncak kepala Alessandra.

Saat gadis itu mengatakan ibunya pergi begitu saja beberapa tahun lalu dengan membawa Shania-adiknya- yang saat itu masih sangat kecil.

Rasa senang begitu melihat ibunya kembali, terkubur begitu dalam saat beliau memperkenalkan laki-laki yang datang bersamanya sebagai kekasih.

Mengatakan dihadapannya serta ayahnya bahwa ia ingin menempati rumah yang selama ini dihuni oleh Alessandra dan ayahnya.

They haven’t even divorced yet!

Gadis itu menangis tidak percaya. Membawa serta adiknya menjauh dari suara-suara argumen orang tuanya. Sampai iapun tidak tahu mengapa dirinya sudah ada di depan pintu flat laki-laki yang berada di sebelahnya sekarang.

"Fast food aja ya?"

Setelah mendapatkan anggukan dari gadis sebelahnya, Luke menyalakan mesin mobilnya dan mulai menjalankan ke restoran cepat saji.

***

"She's cute." Ucap Luke sambil memerhatikan anak kecil di depannya makan dengan lahap. Tidak lupa saus di sekitaran mulutnya yang kecil.

Alessandra tersenyum, "I know."

"Gaby, udah..." Alessandra membantunya minum, dan menit berikutnya kedua gadis itu beranjak menuju wastafel.

Menunggu beberapa saat mungkin adalah hal yang tepat. Mengingat hujan belum juga reda.

Shania meminta duduk di pangkuan Luke saat keduanya sudah kembali. Dan tanpa berpikir Luke mengiyakan permintaan gadis kecil itu.

Keduanya terlibat percakapan ringan. Shania terlihat begitu senang dengan kedua telapak tangannya menempel di dinding jendela. Wajahnya sedikit mendongak, sangat dekat dengan jendela dengan bola mata membesar kala laki-laki bermata biru yang sedang memangkunya itu menunjuk awan gelap yang mengeluarkan sedikit cahaya bulan di atas sana.

Alessandra memandang keduanya. Tidak sadar jika kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.

"Luke punya banyak boneka pinguin?" Shania memutar badannya menatap Luke.

"Punya. Shania mau liat?" Jawabnya dengan senyuman.

"Mau main sama pinguinnya, boleh?"

Luke terkekeh. Melihat Shania yang menatapnya penuh harap dengan pupil membesar meminta izin.

"Boleh dong."

***

Drama banget ga ini?:')

Riverdale : HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang