09. Are you okay?

2.7K 335 15
                                    

"Loh?! Kalian kenapa?!" 

Gadis itu adalah adiknya Johnny, namanya Alice. Dia terkejut dengan keadaan yang ada di depannya.

Semua orang saat itu terduduk lemas di karpet kamar Mark. Menundukkan kepalanya. Dan keheningan sangat terasa di kamar tersebut.

"Oppa, oppa kenapa?" Alice mulai panik melihat kakaknya yang tak kunjung merespon, padahal tubuh sang kakak sedang ia guncang sekuat tenaga.

Taeyong tersadar dari lamunan dan langsung menghampiri Alice, "Loh sejak kapan kamu di sini?"

"Kamu sih dari tadi bengong aja. Ini oppa Johnny kenapa?" Alice berbicara tanpa menoleh ke arah Taeyong sedikit pun.

"Udah kamu pulang aja. Nanti Johnny aku yang anter pulang, tadi kan dia juga aku yang jemput,"

"Ga, apaan sih, kamu aja sama kayak dia barusan. Kalo bisa malah kamu pulang bareng aku aja, biarin mobilnya titip dulu di rumah Mark,"

Mendengar namanya disebut, Mark tersadar dari lamunannya, "Loh kok ada Alice?"

"Ini pada abis ngapain sih? Gue dateng ga ada yang sadar, Oppa gue juga kayak begini. Bantuin gue angkat Johnny oppa ke mobil dong,"

Mark langsung menepuk pundak Haechan dan Taeil. Haechan dan Taeil sibuk membopong Johnny. Mark sibuk beresin kamarnya. Sedangkan Taeyong sibuk berargurmen dengan Alice.

Taeyong menyerah dan akhirnya pulang bersama Alice dan Johnny, mobilnya ia titipkan di rumah Mark. Taeil juga izin pulang setelah memesan taksi online.

Suasana di mobil Alice tidak sehening yang dibayangkan. Alice memang pendiam orangnya, tapi kalo sudah ketemu Taeyong dan Johnny dia ga akan bisa menutup mulutnya. Apa lagi melihat keadaan sang kakak yang seperti itu. Belum lagi keadaan pacarnya yang tadi sempat begitu juga.

Alice mencerca Taeyong dengan banyak pertanyaan. Membuat Taeyong yang duduk di kursi penumpang kewalahan menjawabnya. Untung saja Taeyong sudah terbiasa dengan sifat pacarnya itu dan ia pun mulai bercerita tentang kejadian yang sudah mereka alami tadi.

"Segitu menyeramkannya kah oppa?" nada bicara Alice sudah tak sekencang tadi.

"Ya begitulah sayang. Dan mungkin kakakmu itu cukup kaget dengan kejadian tadi. Seumur hidupnya kan dia tak pernah melihat hantu. Tapi malam tadi, dia benar-benar melihat dan mendengar suara hantu,"

Mereka kini sudah sampai di rumah Alice. Mereka membopong Johnny ke kamarnya, saat ini Johnny sudah tertidur. Entah sejak kapan Johnny tertidur di mobil.

"Mandi gih sana biar segeran, mukanya kusut banget," Alice memberikan Taeyong handuk dan pakaian milik Johnny.

"Kamu udah sarapan?" tanya Alice ke Taeyong,

"Udah. Tadi sebelum nyampe rumah Mark sempet beli sarapan dulu. Johnny juga udah sempet makan kok,"

Taeyong berjalan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Alice kembali ke kamar Johnny.

Alice menyentuh kening Johnny, dirasakannya tubuh sang kakak yang demam. Iya pun segera ke dapur, mengambil sebuah baskom kecil dan mengisinya dengan air keran.

Alice kembali ke kamar Johnny dan mencari handuk kecil di lemari pakain kakaknya. Setelah menemukannya, Alice segera mengompres kening Johnny dan duduk di pinggiran kasur.

Taeyong keluar dari kamar mandi sambil masih menggosokan handuk ke rambutnya yang basah.

"Lic, aku mau pinjam chargeran, hp ku mati,"

"Ambil aja di kamar ku oppa, tau kan tempatnya dimana?"

Taeyong bergegas ke kamar Alice mencari charger hp dan segera mencolokkannya ke hp.

Taeyong kini sudah ada di kamar Johnny dan duduk di samping Alice, lalu menggenggam salah tangan kekasihnya itu.

"Alice, maafin aku,"

"Gpp oppa sayang, kan Johnny oppa cuma kaget. Nanti juga baikan lagi," Alice berbicara sambil tersenyum, membuat Taeyong merasa energinya mulai bertambah.

"Lic, boleh minta tolong pesanin taksi online? Aku mau ke rumah Mark ngambil mobil sama kamera,"

"Mau aku antar aja oppa?"

"Ga usah Lic, kamu tungguin Johnny aja. Takutnya nanti dia udah bangun ga ada orang,"

"Yaudah,"

Tak lama taksi yang di pesankan Alice untuk Taeyong datang. Taeyong meminjam jaket Johnny.

Sebelum pergi Taeyong keluar rumah, Alice menarik tangan Taeyong dan memberikan hpnya.

"Oppa hpnya mati kan? Bawa aja hp aku, biar aku bisa tetep hubungin oppa. Nanti aku pakai hp oppa,"

Taeyong mengambil hp Alice lalu langsung mencium kening Alice sekilas, "Aku pergi dulu, nanti aku balik ke sini. Mau temenin kamu sama Johnny,"

.....

Terhitung sudah seminggu berlalu semenjak kejadian di makam dan TK. Kondisi Johnny tak kunjung membaik. Walaupun dia sudah bisa melakukan aktifitas, namun Johnny tetap saja tak bersuara.

Sudah seminggu juga Taeyong tinggal di apartemen Alice dan Johnny, dia yang paling merasa bertanggung jawab atas kondisi Johnny.

Taeyong baru saja pulang dari kampus dan langsung mengintip ke kamar Johnny, terlihat Alice dengan setia menemani sang kakak, walaupun yang ditemani hanya terdiam memandang lurus ke depan.

Satu hal yang di syukuri Alice dan Taeyong adalah jurnal skripsi milik Johnny sudah rampung. Jadi, Johnny tidak berangkat ke kampus juga sudah tak masalah. Taeyong tadi ke kampus mengurus segala persiapan sidang Johnny, untung saja Johnny kedapetan sidang bulan depan.

Johnny yang sedari tadi tatapannya kosong tiba-tiba langsung menatap ke arah pintu, tepatnya menatap ke arah Taeyong. "Pulang," Johnny berbisik, "Apa oppa?" melihat hal itu Taeyong langsung masuk ke kamar Johnny.

"Pulang, aku mau pulang," Johnny terus-terusan berkata ingin pulang sambil menatap Taeyong. "Oppa, ini Johnny oppa kenapa?" pertama kalinya Taeyong melihat Alice menatapnya dengan wajah yang sangat panik.

Seumur hidupnya, ini pertama kalinya Taeyong merasa sangat bersalah. "Mau ku antar kemana?" Taeyong mendekatkan dirinya ke Johnny dan menarik Alice kebelakangnya.

"Anak-anak," Johnny berkata lagi dan Taeyong langsung sadar harus memulangkannya kemana.

"Lic, tolong siapin mobil sama tolong telponin Taeil kita mau ke rumahnya, trus kabarin Haechan suruh ke sini, sama bilangin ke Haechan si Mark jangan diajak," Alice bergegas mengerjakan suruhan dari Taeyong.

Haechan sudah berada di apartemen Johnny. Taeyong dan Haechan terlihat sibuk mengurus Johnny yang tiba-tiba tubuhnya lemas. Berat, batin mereka. Tubuh Johnny memang tinggi besar, tapi mereka merasakan bahwa tubuh Johnny saat ini lebih berat dari seharusnya.

"Aku ikut," Alice sudah berdiri di belakang Taeyong.

"Ga usah, aku ga mau kamu kenapa-kenapa,"

"Aku mau ikut, titik. Pokoknya aku mau ikut!"

.

.

.

.

.

.

.

.

Sebenernya part ini mau di publish kemarin malam,

Cuma ya gitu deh, kadang manusia cuma bisa berencana.

Terimakasih sudah membaca,

Sampai bertemu lagi di malam-malam berikutnya^^

Midnight || NCT as Youtuber HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang