Noval tidak ingin mengejar Vanesha. Ia tahu dan sadar betul, jika ia mendekati istrinya itu saat ini, bukan tidak mungkin ia akan meminta lebih.
Sementara, Vanesha masih sekolah, gadis itu juga sepertinya belum siap dengan dirinya. Tidaka da reapon dari Vanesha. Mungkin Vanesha membencinya sekarang.
Bagaimana tidak, di saat dirinya sendiri belum bisa mengatakan cinta pada gadis muda itu, dengan lancangnya ia mencium bibir Vanesha.
Noval mengusap wajahnya kasar. Gusar.
Vanesha membangkitkan gairahnya malam ini. Lalu, malam-malam selanjutnya bisakah ia bertahan?
Entah kenapa, Vanesha bisa menggugah sisi kelelakiannya dengan begitu cepat. Padahal ia baru ditinggal Viandra 2 bulan lalu.
Noval masih duduk di lantai, tempat yang sama saat Vanesha mendorongnya.
Gadis itu pasti terkejut bukan main tadi. Mengingat hal tadi entah kenapa perutnya menggelitik, dan sebuah senyum terbit di wajahnya.
Bibir yang indah, manis, lembut dan kenyal... Astagfirullah... Bagaimana bisa aku menginginkan hal lebih pada Vanesha. Dia masih sangat muda.
Noval tak bisa lagi melanjutkan pekerjaannya, pikirannya terus tertuju pada Vanesha. Bibir gadis itu, wajah manisnya, senyum cantiknya, tawa indahnya, kerja kerasnya belajar jadi istri, ketulusannya pada Ayesa, semua menggugah sisi pasifnya.
Ya, Noval selama ini bukan tipe pria yang agresif. Selama pacaran dengan Viandra dulu, selalu Viandra yang bergerak menyentuh ataupun menciumnya.
Tak pernah sekalipun ia berniat maju duluan, bukan karena tidak nafsu ataupun terlalu menahan diri. Hanya saja ia bingung dan malu untuk bergerak duluan. Dia merasa jika dia kurang pintar dalam hal seperti itu.
Sedangkan Viandra selalu penuh ekspresif dan agresif meluapkan perasaan juga isi hatinya.
Itu juga yang membuat Noval ingin kembali merajut kasih dengan Viandra meskipun telah berpisah dua tahun.
Hanya Viandra yang ia puja. Hanya Viandra yang tak mampu ia lupakan.
Namun sekarang istrinya itu telah tiada. Dia harus ikhlas demi ketenangan sang istri. Dan menerima Vanesha sebagai pendamping hidupnya kini.
Tapi, kehadiran Vanesha diluar ekspektasinya. Gadis itu membuat sisi agresifnya sebagai lelaki muncul. Tidak hanya menunggu, tetapi ia bergerak duluan.
---
Noval bangun dengan wajah sedikit kacau. Hati dan pikirannya tak sejalan semalam tadi. Ia baru bisa mulai tertidur lewat tengah malam, saat hampir waktunya sholat subuh.
Noval mandi dan ketika selesai mandi, seperti biasa ranjangnya sudah rapi dan ada pakaian di atas ranjangnya.
Sebuah senyum muncul begitu saja di wajahnya. Ia mengusap rambut basahnya dengan handuk lalu melepas handuk yang melilit di pinggangnya begitu saja.
Begitu selesai berpakaian dia menuju dapur. Sudah ada mbak Salma yang sedang membuat nasi tim untuk Yesa. Sedangkan Yesa menunggu dengan duduk cantik di babywalkernya.
Noval melihat sekeliling. Sepi.
"Echa mana mbak?"
"Oh, mbak Echa sudah berangkat sekolah duluan, mas. Katanya mau ada yang dikerjain, jadi buru-buru gitu. Mbak Echa udah bikinin susu dan roti panggang di meja mas." ucap Pengasuh Ayesa.
Noval mengangguk lalu menuju ke meja makan dengan lesu. Entah kenapa semangat yang ia punya swjak keluar dari kamar tadi, malah menyusut 80%.
Noval sarapan sambil menatap kursi kosong di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi ISTRImu sesungguhnya (Novel cetak Dan Ebook Ready)
RomanceSemua NOVEL saya edisi 21++ alias khusus penikmat bacaan DEWASA. Tapi bukan juga menawarkan cerita yg isinya 'begituan' doank. Akan diHAPUS sebagian pertanggal 7 april 2019 karena mau direvisi dn dibuat ebook. THANKS. Demi permintaan terakhir sang...