04

11.9K 913 45
                                    

Yang ga mau ketinggalan info dari Shin seputar semua cerita Shin, bisa langsung Follow instagram shin ya..

( Akubebbyshin )

Jangan lupa tinggalin jejak kayak biasa yaa..
Sekalian Vote dan Komennya

🌸 Happy Reading All 🌸

Xion memutar bahu Naara kasar dan menatap sahabatnya itu lekat. Wanita itu tidak berkata apa pun hanya saja airmatanya mengalir tanpa kendali. Hanie dan Caroline berjalan pelan mendekati Xion dan juga Naara. Kejadian yang cukup langka bagi Hanie dan Caroline karena mereka cukup mengenal sikap Aderaldo sehari-hari di kampus.

"Dasar brengsek! Aku akan buat perhitungan dengannya," geram Xion yang mengepalkan kedua tangannya kuat.

Caroline menghadang langkah kaki Xion yang akan pergi mengejar Aderaldo.

"Jangan menceburkan diri dalam api yang baru akan berkobar jika tidak ingin hangus terbakar," ucap Caroline dan Xion melirik tajam wanita itu.

"Jadi, kau mau aku diam saja setelah apa yang si brengsek itu lakukan pada Naara? IYA!" bentak Xion pada Caroline.

Hanie mencegah Caroline untuk membalas ucapan Xion yang sedang terbakar emosi dengan menarik lengannya dan mengkode lewat gelengan kepala.

Hanie berjalan mendekati Xion yang menatap marah pada Caroline.

"Kami tidak melarangmu, hanya saja kami takut akan risiko yang harus kau dapatkan nanti," kata Hanie pelan sambil mengusap punggung Xion.

Pria itu menyentak tangan Hanie yang berada di punggungnya. Menunjuk wajah Hanie dengan telunjuknya.

"Kau dengar! Aku bahkan tidak takut dengan pria brengsek itu. Dia sudah melecehkan sahabatku. Sialan!" bentak Xion dan berjalan keluar perpustakaan dengan terburu-buru dan dipenuhi oleh emosi sambil mencari keberadaan Aderaldo.

Naara duduk sambil menangis dalam diamnya. Hanie dan Caroline mencoba menenangkan wanita itu.

"Aku salah apa? Kenapa dia melakukan semua ini padaku?" lirih Naara.

Baik Hanie maupun Caroline memilih diam, tidak mencoba menjawab pertanyaan Naara. Mereka berdua juga tidak tahu jawabannya, hanya Aderaldo dan Tuhan yang tahu atas maksud kejadian tadi.

"Kami ada di sini bersamamu, Naara. Tenanglah," Hanie hanya bisa memberikan kalimat penenangan untuk menenangkan hati teman barunya itu.

🌲🌲🌲🌲🌲

Xion berlari mencari keliling kampus keberadaan pria yang sudah melecehkan sahabatnya di depan kedua matanya. Benar-benar Xion tidak habis pikir akan keberadaan manusia sejenisnya itu di muka bumi ini.

Xion tidak pernah menyangka jika akan melihat Naara menangis akibat ulah pria lain yang menyakitinya. Hati Xion marah, bukan hanya marah karena pria itu melecehkan Naara, tapi pria itu juga marah pada diri sendiri karena lalai menjaga Naara sesuai amanat om dan tante Naara padanya. Ditambah lagi, entah mengapa hatinya begitu tidak terima ketika ada pria lain yang mencium Naara.

Cemburu? Entahlah, Xion sendiri sulit untuk menjabarkan perasaannya saat ini. Ia bingung sekaligus emosi. Ia juga ingin tahu, siapa sebenarnya pria brengsek itu. Kenapa Caroline dan Hanie terlihat begitu takut bahkan khawatir jika ia berurusan dengannya? Xion harus mencari tahunya.

Setelah hampir tujuh menit berkeliling kampus, mata sipit Xion menemukan keberadaan pria brengsek itu. Pria itu tengah berjalan santai menuju sebuah mobil mewah.

The Jerk Billionaire (Selesai- Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang