07

11K 953 147
                                    

Hari minggu, harinya babang Aderaldo dong!

Sini para bucin, merapat! Mo slepet apa nih sama org yg nanyai ukuran bra orang lain wkwkwk
🤣🤣🤣🤣

Happy Reading 💋🌹

🌲🌲🌲🌲🌲

"Apa kau melihat Naara?" tanya Xion pada orang-orang yang seharusnya berada satu kelas dengan wanita itu.

Mereka semua menggeleng dan beberapa tak acuh menanggapi pertanyaan Xion. Pria itu sangat hapal dengan jadwal perkuliahan Naara, maka dari itu pria itu tadi pagi pergi ke apartmen Naara untuk mengajaknya pergi bersama ke kampus namun, wanita itu sudah tidak ada di tempat tinggalnya.

"Baiklah, terima kasih," Xion berjalan lagi menyusuri koridor mencari keberadaan Naara, sang sahabat.

Kedua mata sipitnya menangkap sosok Hanie sedang berjalan menuju salah satu kelas.

"Hanieee," teriak Xion dan wanita itu berhenti berjalan lalu menoleh ke belakang.

"Xion, ada apa?" tanya Hanie saat pria itu berjalan mendekat padanya.

"Kau melihat Naara?" tanya Xion balik tanpa basa-basi.

Hanie menggeleng. "Aku tidak melihatnya,"

"Ah- kemana dia. Aku tadi mampir bermaksud untuk menjemputnya, tapi apartmennya kosong," keluh Xion.

Hanie bersedekap tangan di dada. "Kau sudah mencoba menghubungi ponselnya?" tanya Hanie dan Xion menepuk dahinya cukup kencang.

"Astaga. Bagaimana mungkin aku tidak terpikirkan untuk meneleponnya. Aku benar-benar bodoh," ucap Xion.

Hanie mengibaskan tangannya ke udara. "Ya, kau memang bodoh dan gegabah,"

Xion segera menghubungi ponsel Naara. Sudah keempat kalinya ia menghubungi, tapi tidak diangkat. Panggilan kelima, nomor ponselnya sudah tidak bisa di hubungi lagi alias tidak aktif.

Xion mendesah kesal sembari memandang layar ponselnya. Ia menatap Hanie yang bertanya lewat isyarat matanya.

"Tidak diangkat dan terakhir nomornya tidak aktif. Aku sangat khawatir," ucap Xion.

Pria itu menyandarkan punggungnya pada tembok yang ada di belakangnya. "Kemana Naara sebenarnya? Apa aku harus menghubungi Uncle dan Aunty nya?"

Hanie menggeleng cepat.

"Jangan menambah kekhawatiran mereka. Lebih baik kita usaha mencarinya terlebih dahulu, mungkin saja Naara sedang berada di perpustakaan," kata Hanie menenangkan Xion.

Xion menyimpan kembali ponselnya dan melangkah mengikuti Hanie yang mengajaknya untuk pergi mencari keberadaan Naara di sekitar kampusnya.

🌲🌲🌲🌲🌲

"Berapa ukuran bra-mu dan juga underwear mu?" bisik Aderaldo tepat di telinga Naara.

Pertanyaan pria brengsek di mata Naara itu sukses membuatnya naik pitam beratus kali lipat. Tamparan keras mendarat di pipi Aderaldo dari tangan mungil Naara. Hadiah atas pertanyaan kurang ajar pria itu untuknya.

Aderaldo mengelus pipinya lalu menatap Naara dengan senyum smirknya.

"Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanya Aderaldo santai tanpa beban.

Naara melotot garang mendengar pertanyaan pria itu seakan tidak ada dosa.

"Kau masih menanyakan salah atau tidak pertanyaanmu itu? Hah? Tidak bisa dipercaya. Kau gila!" kesal Naara.

The Jerk Billionaire (Selesai- Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang