Sejuk dan damai.
Itu yang kurasakan saat ini.
Kuangkat wajahku ke atas, menatap dan menikmati kelopak bunga sakura yang jatuh mengenai wajahku.
Aku benar-benar menyukai ini, dan ini adalah kegiatan wajib yang harus kulakukan setiap akhir pekan apalagi di musim semi.Saat ini aku sedang duduk sendirian di tepi sungai han. Melepas lelah setelah hampir seminggu penuh duduk sambil menatap papan tulis membosankan di kelas.
Terkadang aku menyukai ini, tapi terkadang aku juga merasa sedih akan hal ini. Karena, pasti akan jauh lebih baik jika aku dapat menghabiskan akhir pekan bersama Cho Kyuhyun, kekasihku. Mungkin itu akan menyenangkan.
Tapi tetap saja, aku tidak boleh egois.Ah, aku jadi merindukannya..
Apa dia sudah makan siang? Mengingat dia selalu melupakan perutnya sendiri karena pekerjaan.
Apa aku telpon saja ya? Ah, iya.
Kurogoh tasku dan mengambil ponselku. Kemudian segera mencari nomor Kyuhyun. Semoga aku tidak mengganggunya.Sesaat yang terdengar hanya nada sambung, tapi setelah itu, akhirnya dia mengangkat panggilanku juga.
"Halo.." sapaku padanya.
"Hm, ada apa Yeonji-ya?" Jawabnya dengan nada datar di seberang sana. Yah, seperti itulah dia. Dan aku sudah terbiasa dengan itu.
"Mm, apa kau sudah makan?" Aku menggigit bibirku sendiri. Aku takut akan mengganggunya.
"Nanti. Aku masih sibuk sekarang" Jawabnya lagi-lagi datar.
Sudah kuduga."Segeralah makan. Nanti kau sakit.."
"Hm, baiklah. Apa lagi?" Tanyanya, masih dengan nada yang sama.
"Tidak, hanya itu. Aku hanya ingin mengingatkanmu saja. Maaf jika aku mengganggumu" Ujarku sambil menundukkan kepalaku.
"Baiklah, aku benar-benar sibuk sekarang. Sampai jumpa"
"Hm, sampai jumpa"
Dan sambungan pun terputus.
Aku menghela nafas berat dan kembali menengadahkan kepalaku ke langit.
Sebenarnya, ada sedikit rasa sesak di hatiku. Sikapnya yang seperti ini, apakah akan terus seperti ini, selamanya?***
Setelah cukup lama berdiam diri di sungai han dan perutku pun mulai kehabisan isi, aku memutuskan untuk menghubungi sahabatku, Song Hyunhee, untuk makan siang di Cafe.
Setelah sekitar 15 menit menunggu, akhirnya Hyunhee datang juga. Aku melambaikan tanganku ke arahnya untuk menunjukkan keberadaanku.
"Sudah lama?" Tanyanya yang kini telah duduk di hadapanku.
"Ya, sangat lama. Aku sampai berlumut menunggumu" sungutku berlagak sedang kesal.
Hyunhee tergelak.
"Benarkah? Berapa lama kau bertapa disini?" Sahutnya sambil meneliti penampilanku dari atas sampai bawah.Aku hanya tertawa mendengarnya, kemudian mengibaskan tanganku di depan wajahku.
"Sudahlah-sudahlah. Aku lapar, cepat pesankan makanan" ujarku mengakhiri candaan konyol kami. Karena jika di teruskan, bisa-bisa aku mati karena terlalu banyak tertawa sekaligus karena kelaparan."Baiklah, kau mau apa?" Tanyanya.
"Aku mau pasta saja, dan vanilla milkshake ya"
"Hm, baiklah. Kau yang traktir kan?" Hyunhee mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Enak saja. Tidak! Kau bayar sendiri makananmu!"
"Ayolah Yeonji-ya, sekali ini saja, ya?" Dia memberikan puppy eyes-nya padaku. Cih! Dia pikir itu mempan padaku.
"Tidak mau! Uangmu kan banyak, seharusnya kau yang mentraktirku!"
"Enak saja!"
-
"Yeonji-ya, ngomong-ngomong, bagaimana kabar Cho kulkasmu itu? Sudah lama aku tidak melihatnya.."
Ujar Hyunhee sambil mengunyah makanan di mulutnya.Cho kulkas yang dia maksud tadi adalah Cho Kyuhyun, kekasihku. Dia selalu saja memanggilnya seperti itu, karena dia bilang Kyuhyun itu cuek dan dingin, seperti kulkas.
Aku sudah berkali-kali memperingatkan dia soal panggilan itu, tapi bukan Song Hyunhee namanya jika dia mendengarkanku."Dia baik-baik saja" jawabku singkat. Aku benar-benar malas membicarakan Kyuhyun dengan Hyunhee, karena pasti nanti ujung-ujungnya dia akan 'menasehatiku' untuk selingkuh.
"Dia masih saja sibuk? Kapan terakhir kali kalian berkencan?" Tanyanya. Hyunhee ini memang benar-benar berbakat menjadi seorang jaksa sepertinya. Segala hal dia tanyakan.
"Hm, dia sibuk. Kami berkencan lima hari yang lalu, saat itu dia libur. Dan jangan lagi mencoba memengaruhiku untuk berselingkuh!"
"Kau sudah hapal rupanya"
Dia tersenyum tanpa dosa padaku. Benar-benar wajahnya itu, tanganku jadi gatal ingin melempar apapun ke wajahnya."Tapi aku benar-benar merasa kesal pada Cho kulkasmu itu. Bagaimana bisa dia tidak meluangkan waktu sedikitpun untukmu? Bahkan hari Minggu sekalipun dia tetap bekerja" Gerutu Hyunhee.
"Pacarnya itu aku tapi kenapa kau yang selalu mengeluh? Apa jangan-jangan...kau menyukai Kyuhyun?!"
Hyunhee tertawa mendengar kalimatku.
"Aku? Menyukai Cho kulkasmu itu? Mana mungkin Yeonji-ya. Kyuhyun itu jauh dari tipeku" ujarnya."Memangnya seperti apa tipemu?" Tanyaku.
"Kau tidak tahu? Apa aku belum pernah memberitahumu?"
"Kapan kau pernah memberitahuku? Kau hanya sibuk meracuni otakku untuk memutuskan Kyuhyun"
Sungutku kesal. Dan Hyunhee hanya kembali memasang tampang innocent-nya."Baiklah. Sekarang akan kuberitahu. Tipeku itu adalah laki-laki yang tampan, kaya, baik, romantis, dan yang pasti TIDAK CUEK". jelasnya dengan penekanan berlebih pada kata 'tidak cuek'.
Benar-benar Hyunhee ini.
Aku sendiri terkadang merasa heran terhadap diriku sendiri, yang bisa bersahabat baik dengan gadis seperti Hyunhee, padahal kami selalu bertentangan jika menyangkut masalah laki-laki."Kalau begitu cari saja laki-laki seperti itu di mimpimu, kau akan menemukan banyak"
"Kenapa memang?"
"Hyunhee-ya, kalau laki-laki seperti yang kau bicarakan tadi memang ada, pastinya dia adalah seorang playboy yang memiliki wanita dimana-mana" ujarku dengan nada serius yang kubuat-buat. Dan Hyunhee terlihat serius mendengarkanku.
"Karena, laki-laki seperti itu pastinya banyak sekali wanita yang mengidamkannya dan menyatakan cinta padanya. Dan tentunya karena dia laki-laki yang 'baik' maka dia tidak akan tega menolak wanita-wanita itu" jelasku panjang. Dilihat dari ekspresi wajahnya, Hyunhee tampaknya percaya dengan kata-kata ku.
"Benarkah?" Tanyanya penuh selidik.
"Tentu saja. Contohnya seperti Lee Donghae, coba kau hitung berapa pacarnya?" Ujarku.
Lee Donghae adalah teman sekelasku. Dia adalah laki-laki tampan yang begitu menawan, anak dari seorang pemilik hotel terkenal di Korea. Dia juga mempunyai sebuah cafe miliknya sendiri di kawasan Gangnam. Selain itu, Lee Donghae juga di kenal sebagai laki-laki romantis yang begitu perhatian pada setiap perempuan. Ingat itu, SETIAP. Jadi meskipun Lee Donghae memiliki kriteria sempurna sebagai seorang laki-laki idaman, tapi aku sedikitpun tidak pernah tertarik padanya.
Aku bahkan menolaknya saat sekitar satu tahun yang lalu ia memintaku untuk menjadi pacarnya."Entahlah. Aku tidak ingat saking banyaknya" jawab Hyunhee yang kemudian kembali menyeruput vanilla milkshake-nya melalui sedotan.
"Dan Lee Donghae adalah contoh sempurna untuk seorang playboy sialan yang menyebalkan" ujarku, lalu juga ikut menyeruput vanilla milkshake milikku.
Tapi kemudian aku nyaris tersedak saat tiba-tiba sebuah suara menginterupsiku dari belakang."Sedang membicarakanku nona?"
***
–
–
–
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend- Kyuhyun
FanfictionKebanyakan para gadis seusiaku akan menyukai pria sempurna yang tampan, baik, romantis, perhatian, dan tentunya kaya, berasal dari keluarga terpandang. Tapi tidak denganku. bukannya mencari pria idaman para gadis, aku justru jatuh cinta pada seorang...