🍂Enam

169 18 2
                                    


"Mm.. sebenarnya.. apa yang membuatmu suka padaku?"

Kuperhatikan sekilas Kyuhyun sedikit terkejut mendengar pertanyaanku, dan itu tentu juga membuat sedikit perasaan menyesal sekaligus malu muncul dibenakku. Di tambah Kyuhyun yang tidak kunjung membuka mulut memperkuat perasaan itu.

"Kalau kau keberatan dengan pertanyaanku tidak apa-apa, kau tidak perlu—"

"Tidak ada"

Hah?

Jawaban macam apa itu?

Jawabannya seketika membuatku melongo mendengarnya.
Apa maksudnya dengan 'tidak ada'?
Lantas untuk dan atas dasar apa dia bersamaku selama ini?

"Maksudmu?"

Kyuhyun kembali terdiam dan hanya menatapku, Seolah tidak mendengar pertanyaanku.

Apa sebenarnya dia tidak memiliki perasaan apapun padaku? Selama ini?

"Kyu?"

"Entahlah Yeonji- ya, aku sendiri juga tidak bisa menemukan alasannya. Berkali-kali aku memikirkannya, tetap saja"

Akhirnya Kyuhyun menjawab, jawaban yang cukup panjang untuknya.
Tapi tetap saja, itu belum bisa menjadi sebuah jawaban untukku.

Dan otakku tidak bisa berhenti berpikir negatif tentang perasaannya.

"Jadi, apa mungkin sebenarnya... kau tidak menyukaiku? Sama sekali?"

Aku tidak bisa menahan untuk menyuarakan pertanyaan di kepalaku.
Entah kenapa seketika aku merasa sesak di dadaku, dan aku bisa merasakan kedua mataku yg mulai berair, siap untuk tumpah apabila Kyuhyun tidak menyangkal pertanyaanku.

"Bukan begitu, tapi.."
Kyuhyun menggantung kalimatnya.

Baiklah, aku menunggu.

Satu menit, dua menit.
Suasana mendadak hening, Kyuhyun tak kunjung melanjutkan kalimatnya, dan aku memutuskan untuk tetap menunggunya kembali bersuara.

"Begini, kau tau Yeonji- ya, aku–"

"Permisi, apa kalian sudah memutuskan akan memesan apa?"

Seorang pramusaji tiba-tiba mengejutkanku, dan memotong kalimat Kyuhyun yang kutunggu-tunggu.

Oh astaga, topik percakapan ini bahkan membuatku lupa akan perutku yang sudah merengek minta diisi.

"Aku ingin mencoba menu utama di kedai ini saja, dan teh camomile"
Ucapku setelah melihat sekilas daftar menu yang tersedia di atas meja.

Di kedai ini ternyata juga menyediakan berbagai macam menu lain selain menu utama mereka, ramyun. Ada jjangmyun, samgyetang, kimbap, sup kimchi, sup rumput laut, japchae, dan bulgogi.
Minumannya ada soju dan berbagai macam teh.
Benar-benar khas rumah nenek.

"Aku samakan dengan dia"
Ucap Kyuhyun sebelum sang pramusaji sempat bertanya padanya.

Pramusaji itu pun segera menulis pesanan kami dan langsung kembali menuju pantry setelah sebelumnya meminta kami untuk menunggu pesanan dengan halus.

Setelah itu suasana kembali hening diantara kami. Kyuhyun kembali terdiam, terlihat sedang memikirkan sesuatu yang entah apa itu.

Saat aku sudah membuka mulut hendak mengganti topik pembicaraan kami yang kurasa membuat Kyuhyun merasa tidak nyaman, Kyuhyun sudah terlebih dahulu bersuara.

"Kau tahu Yeonji-ya, dulu aku pernah melarang diriku sendiri untuk berpacaran sebelum aku memastikan semuanya benar-benar aman. Sebelumnya aku benar-benar bertekad untuk itu, aku yakin aku tidak akan melanggar larangan yang kubuat sendiri. Itu sebelum aku bertemu denganmu"

Aku tertegun mendengarnya.
Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah diucapkan Kyuhyun padaku sejauh ini.

Kuputuskan untuk tetap diam terlebih dahulu, karena aku yakin Kyuhyun masih akan melanjutkan kalimatnya.

"Mati-matian aku berusaha menahan diriku untuk tidak mendekatimu, tapi, entahlah.."

Tiba-tiba raut wajah Kyuhyun berubah menjadi,, entahlah. Aku sulit membaca raut wajahnya. Itu seperti seseorang yang sedang merasa menyesal, atau kecewa, mungkin.

Seketika aku merasa seperti kehilangan semua kata-kataku, tertegun mendengar pengakuan Kyuhyun padaku.
Ini pertama kalinya Kyuhyun berbicara panjang lebar seperti ini padaku.

"Berkali-kali aku memikirkannya, aku juga tetap tidak bisa menemukan apa bagian dari dirimu yang telah menarikku hingga aku nekat berbuat sejauh ini. Apa yang telah membuatku jatuh cinta padamu, aku juga tidak mengerti kenapa"

"Lagipula, bukankah cinta tidak perlu sebuah alasan?"

Oh tuhan, kurasa aku akan menangis sekarang.
Aku tidak menyangka ternyata Kyuhyun bisa mengucapkan kalimat semacam ini.
Jika kuceritakan pada Hyunhee pasti ia tidak akan menyebut Kyuhyun Cho kulkas lagi.

Tapi ada sesuatu yang kini mengganjal pikiranku tentang pernyataan Kyuhyun.

"Kalau begitu, apa kau menyesal berpacaran denganku?
Tanyaku ragu-ragu.
Berpacaran denganku bukankah berarti melanggar larangannya sendiri?

"Tentu saja tidak, sama sekali tidak ada penyesalan, hanya saja.."

"Hanya saja?

"Aku takut telah membahayakanmu"


Khay Cho

_________________________________________


Sedikit dulu gapapa kan?
Habis Hiatus lamaaaaaa ampe hampir lupa sama alur🙈
Mohon maklumin new mom satu ini, gabisa sering-sering pegang hape soalnya 🙏
Btw mungkin bakal ada sedikit revisi di bab sebelum ini, terutama prolog, mau aku susun ulang ceritanya 🙏
Dan terima kasih banyak yang udah nungguin karya amatirku dan udah mau komen♥️♥️♥️
Beneran deh, komen kalian yang udah bikin mood nulis aku balik lagi setelah 2 tahun karatan🤗🤗
Sayang kalian banyak banyak💐💐

-6 Oktober 2021✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected Boyfriend- KyuhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang