"Sedang membicarakanku nona?"
Tubuhku mendadak kaku mendengar suara itu. Meskipun aku tidak begitu mengenal suara itu, tapi aku cukup yakin siapa pemilik suara itu.
Dengan gerakan yang begitu lambat, ku putar kepalaku ke belakang, untuk memastikan pemilik suara itu.
Dan benar saja dugaanku.
Lee Donghae
Laki-laki yang baru saja kusebut sebagai 'playboy sialan yang menyebalkan'.
Laki-laki itu, Lee Donghae, mendekat ke arahku dan langsung duduk di kursi kosong sebelahku.
Aku menelan ludah dengan susah payah.
Bagaimanapun, aku tetap merasa takut saat orang yang baru saja kubicarakan, apalagi jika itu adalah hal yang buruk, tiba-tiba datang, dan tentunya mendengar apa yang ku katakan tentangnya.
"Eh? Lee Donghae? Se-sedang apa kau disini?" Ucap Hyunhee. Dia juga merasa gugup rupanya.
Tentu saja, kami ini gadis normal yang sama dengan yang lainnya. Hanya berani membicarakan seseorang di belakang, tapi tidak bisa berkutik saat ketahuan. Apalagi jika itu adalah laki-laki."Tadinya aku hanya lewat, tapi kemudian aku melihat Yeonji dari luar cafe. Aku ingin berbicara denganmu" Jawab Donghae santai. Kata 'denganmu' itu di tujukan kepadaku, karena ia menatapku saat mengatakan itu.
Tapi... Kenapa Donghae tidak terlihat tersinggung? Apa dia tidak mendengar ucapanku saat aku mengumpatnya tadi? Kalau memang benar syukurlah kalau begitu.
"Eum.. bicara apa? Tanyaku.
"Jangan disini, aku ingin bicara berdua saja denganmu" jawabnya sambil sekilas melirik ke arah Hyunhee.
Perasaanku jadi tidak enak. Kira-kira dia ingin berbicara apa denganku? Kenapa harus empat mata?
"Disini saja" aku mencoba bernegosiasi dengannya.
"Tidak. Ini penting. Ayolah" ujarnya mulai memohon dengan wajah sok imutnya, uang menurutku malah terlihat menjijikkan. Sama sekali tidak ada imut-imutnya.
Aku baru saja akan menjawab saat tiba-tiba Hyunhee memotong kalimat yang belum sempat keluar dari mulutku.
"Yeonji-ya, sepertinya aku harus pulang sekarang. Eommaku baru saja mengirimiku pesan. Aku pergi dulu ya? Sampai jumpa besok" terang Hyunhee sambil dengan tergesa-gesa memasukkan ponselnya kedalam tas, lalu langsung melesat pergi begitu saja, tanpa sempat ku cegah.
Terlihat sekali gelagatnya jika ia sedang berbohong.
Aku yakin, sebenarnya ia hanya ingin menuruti perkataan Donghae untuk bicara empat mata denganku, dan sama sekali tidak mendapat pesan dari ibunya."Selamat. Kau berhasil mengusir Hyunhee. Sekarang cepat katakan hal penting yang kau bilang tadi" ucapku dingin.
Tiba-tiba saja rasa takutku tadi menguap begitu saja.Donghae mengangkat bahunya singkat.
"Aku sama sekali tidak mengusirnya"Aku memutar bola mataku kesal.
"Sudahlah. Katakan apa maumu. Kau bilang tadi penting""Baiklah. Tapi sebelumnya lihat ini dulu"
Donghae menarik sebuah tisu dari kotak tisu di atas meja, lalu menggulungnya memanjang, menjadi seperti bentuk pensil.
Lalu ia menggerakkan-gerakkan jemarinya di atas tisu itu, lalu menjentikkan jarinya.
Dan sejurus kemudian aku di buat terkejut dengan tisu itu yang tiba-tiba terbakar di depan mataku, yang entah api itu berasal dari mana, karena Donghae sama sekali tidak membawa pematik api.
Tapi kemudian aku kembali dibuat terkejut dengan tisu yang telah terbakar itu, yang bukannya menjadi abu, tapi malah berubah menjadi setangkai bunga mawar merah yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend- Kyuhyun
Hayran KurguKebanyakan para gadis seusiaku akan menyukai pria sempurna yang tampan, baik, romantis, perhatian, dan tentunya kaya, berasal dari keluarga terpandang. Tapi tidak denganku. bukannya mencari pria idaman para gadis, aku justru jatuh cinta pada seorang...