"Hello baby! udah selesai?"
Seorang laki-laki memanggil gemma. Rasanya suaranya tidak asing.
"Udah bae, makasi udah jemput.. gimana shooting videonya?"
Shooting video? Jangan jangan.......
"Baru 20% honey.." Kata laki laki itu. Gemma menghampiri laki laki itu, lalu mengecup pipinya.
"Semangat bae!" Gemma melihat mata laki laki itu, dalam. Dan laki laki itu memegang kepala Gemma dan menariknya agar mudah untuk di kecup.
Aku tidak bisa melihat dengan jelas karena posisi laki laki itu agak menyamping. Tapi sepertinya aku tau dia. Mereka berpelukan. Dan terlihat sangat cocok.
"Bye Grace! thank you! see you next time!"
Aku tersadar dari lamunanku dan melihat Gemma melambaikan tangannya kepadaku.
Laki laki itu juga melihat ke arahku.
DIA. DIA. ASHTON IRWIN!!!!!! ONE OF MY IDOLS!
Aku harus menjaga sikap disini. bisa dipecat kalau aku fangirling disini..
Aku menarik nafas dalam dalam, dan mencoba membalas katakata gemma.
"Iya gemma samasama! Senang mengenalmu!" kataku sambil masih tak percaya. Ternyata benar bahwa ashton dan gemma berpacaran.
Mereka saling berpandangan, kemudian keluar bersamasama. Ashton merangkul gemma dan membiarkan gemma keluar duluan, lalu menutup pintu. Terdengar suara bell dari atas pintu saat mereka keluar.
--
Aku bergegas untuk tidur. Aku memeluk bantal dan memandang ke langit langit kamar apartemenku.
Aku masih tak percaya.
Aku benar benar tidak bisa mempercayai hari ini. Tujuanku kesini hampir berhasil.
Memang bukan Niall. Tujuan utamaku dari tujuan tujuan ku yang lain.
Dan rasanya berat sekali harus menahan fangirling di depan salah satu idolaku karena aku (bisa dibilang) berteman dengan pacar idolaku.
Aku memeluk bantalku semakin erat, dan tidak bisa membayangkan apaapa, kecuali menyadari bahwa aku akan hidup dalam kepurapuraan karena hal tadi.
Aku harus menahan fangirling.
Aku harus bersikap biasa.
--
Waktu jalan jalanku untuk mencari niall semakin sedikit karena aku harus bekerja di salon itu. Salon yang menjadi tempat di mulainya kepurapuraanku yang mungkin akan kulakukan untuk selamalamanya.
Aku mengambil kunci, membuka pintu kamar apartemen, kemudian keluar dari kamar apartemen dan menutupnya seraya menguncinya.
Aku berjalan menuruni tangga satu persatu dan sambil melihat tangga, terkadang aku masih terbayang peristiwa kemarin.
Setelah sampai di anak tangga terakhir, aku menarik nafas dalam dalam lalu mengeluarkannya sambil berkata dalam hati "Semua akan baik baik saja."
Aku keluar dari apartemen dan berangkat menuju salon dengan berjalan kaki. Bayangan bayangan kejadian kemarin masih saja mengikuti ku. Terkadang bayangan bayangan itu memaksaku untuk mengingatnya, dan membuatku tenggelam dalam lamunan.
"TIN!!!!"
Aku sadar dari lamunanku. Lamunanku untuk yang ke sekian kalinya.
Sebuah mobil hitam membunyikan klaksonnya karena dia pikir aku hampir tertabrak.