Seperti biasanya hari ini aku berangkat ke salon. Aku keluar dari apartemen dengan membawa payung. Berjaga-jaga jika nanti turun hujan.
Baru saja hendak keluar, kulihat ada seorang laki laki yang menunggu di depan pintu apartemen. Rasanya aku tidak asing dengannya.
Dia menghadap ke arah luar, jadi aku hanya melihat fisiknya dari belakang.
Tumben sekali ada orang disini, kataku dalam hati.
Aku mendorong pintu kaca apartemen, dan melihat laki laki itu sekilas dari samping. Tapi aku tidak memerdulikannya. Aku berjalan menuruni tangga yang jumlahnya ada tiga buah. Tangga itu akan mengantarku dari gedung apartemen menuju halaman apartemen.
Baru saja sampai ditangga kedua, seseorang memanggilku.
"Grace!" suaranya tidak jauh dari telingaku. Aku melihat kebelakang.
Luke. Hemmings.
Aku menarik nafas dalam dalam, dan mengeluarkannya sebisaku.
Ternyata laki laki didekat pintu itu adalah Luke, pantas saja aku tidak asing.
"Ya? Hai Luke!"
"Hmm, hai Grace!"
"Ada perlu apa?"
"Tidak apa apa. Aku ingin menghubungimu tapi aku belum punya nomormu, jadi aku menunggumu disini."
"Menghubungiku untuk apa?"
"Hmm tidak apa apa. Bisakah kau tulis nomormu?"
Luke menyerahkan handphone nya supaya aku bisa menuliskan nomorku. Aku menulis nomorku sambil berpikir apa yang sebenarnya Luke inginkan.
"Ini nomorku." Aku mengembalikan handphone Luke.
"Terimakasih." Luke tersenyum sambil memegang handphonenya
"Samasama."
"Kau mau ke salon bukan? Mau ku antar?"
"Hmm ya boleh.."
Luke jalan duluan menuju ke mobilnya. Aku mengikutinya dari belakang. Kalau di perhatikan, Luke lumayan juga.... Badan Luke sangatlah bagus. Dia tinggi... Atletis... Sama seperti yang biasa kulihat di foto... Dia memang gagah.
"Silahkan masuk." Luke membukakan pintu untukku.
"Terimakasih, aku bisa menutupnya sendiri.."
"Tidak, biar aku saja, manis..."
Aww manis... sedikit terbang mendengarnya...
Luke segera masuk dari pintu kemudi, lalu mulai menyalakan mobil. Ia tersenyum kepadaku. Entah apa maksud senyuman itu...
"Luke, aku masih tidak mengerti..."
"Kenapa?"
"Kau datang lalu meminta nomorku lalu mengantarku.." kataku sambil tergesa-gesa.
Luke hanya tersenyum.
"Aku ingin mengenalmu lebih dekat."
Katakata itu. Masuk lewat kedua telingaku. Lalu diproses di dalam otakku. Dan kini kurasa otakku meminta agar jantungku bekerja lebih dari biasanya. Aku... Aku.. Tidak percaya apa yang Luke katakan.
"Ka-kau bercanda?"
"Tidak. Aku tau kau orang yang baik, Grace."
"Luke, aku..."
"Sudah.. Anggap saja kau tidak pernah mendengar alasan kenapa aku datang ke apartemenmu, meminta nomormu, mengantarmu.. Anggap saja kau tidak tau... Bisa kan?"