U

51 11 21
                                    

Usaha. Satu kata tepat untuk menggambarkan kegigihan seseorang dalam mencapai sesuatu. Usaha akan menentukan target yang akan orang itu dapatkan.

Tanpa usaha, semua akan terasa hambar. Tapi,  meskipun berusaha sekuat tenaga bila tak diiringi dengan doa, usaha itu akan menjadi tidak berarti apa-apa.

Beberapa sekolah memang menerapkan adanya ekstrakulikuler. Aku pun memilih English club saat itu. Yah,  karena sekarang sudah kelas 12, semua muridnya dilarang untuk mengikuti ekstrakulikuler apapun.

Ada satu orang yang menjadi penyemangatku untuk selalu hadir saat English club.

Dia yang begitu berkharisma saat pidato maupun spealling.
Dia yang tersenyum pada siapa saja. Dia yang bahkan tak segan untuk menyapaku dan bercanda kala bertemu.

Hampir 2 tahun mengagumi sosoknya. Tak habis pikir. Untuk apa buang-buang tenaga hanya mengagumi bahkan menyukai sosok itu.

Sampai pagi ini,  aku melihatnya di lapangan. Dia berjalan hendak ke kelasnya. Sementara aku berada di lantai 2 didepan kelas.

"Hey!"

Sapaan sederhananya membuatku tersenyum kikuk.

"Hey, Lucas!" sapaku balik sambil dadah dadah.

Dia tersenyum manis. Sampe seseorang tak diundang menepuk pundakku.

"Yaelah,  Lucas maneh!"

"Apaan sih,  Donghan ganggu pemandangan nih" celetukku ketus.

"Eh eh, itu si dia kok masih gak respon sih ke gue?"

Aku mulai memasang wajah malas. Pasti minta saran nih,  cicak satu. --"

"Donghan yang ganteng kata emak bapaknya. Maka nya hidup dibenerin dulu. Mana mau dia liat lu yang dikelas mana aja punya mantan. Disangka dia giliran selanjutnya" jelasku sedikit tegas. Karena Donghan memang tipe yang agak-agak.

"Aku udah berubah kok, aku mau fokus ke dia aja. Yodah,  liat aja deh nanti"

"Gak jelas memang wiro sableng ini" dengusku.

Sampai suara salah satu temen kelasku nyeletuk, memecah percakapanku dengan Donghan.

"Lucas suka aku loh!"

Itu,  namanya Moni. Moni juga salah satu temen di English club. Aku dan Moni kadang suka dipanggil bareng buat dispen latihan lomba, karena kebetulan dari kelas 10 sampe 11 sekelas,  bahkan sampe sekarang.

Aku nengok tajam ke arah Moni.

"Mon, tadi kamu bilang apa?"

"Itu, Lucas suka aku" jawab Moni sambil senyum ala merk pasta gigi.

Seketika aku mau tumbang saja. Apalah daya remahan opak di kaleng monde ini. Padahal tadi baru disenyumin ama Lucas :(.

"Masa sih,  Mon?" tanyaku gak nyantai.

"Iya,  dia bilang,  aku cantik, langsing,  pinter, gitu"

Aku cuma ber'OH'ria.

Rasanya sudah mau netes aja ini air putih dari mata.

Moni udah masuk ke kelas,  sambil bawa kebahagiaan.

Aku cuma bisa hela napas. Yah, aku memang cewe. Cewe yah memang cantik. Bagi sebagian orang standar cantik itu beda-beda. Badanku yang biasa-biasa aja, gak kayak gentong atau gak kayak lidi juga. Yang jelas aku selalu berterima kasih Mama Papa selalu memberiku makanan bergizi. Aamiin.

Maimunnah yang sejak tadi memang didalam kelas. Agak aneh liat aku yang udah mau tumbang.

"Gak berani ngomong deh aku" ucap Maimunnah tanpa ngelirik keaku.

Si Serba Tau || Kwon HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang