B

43 5 20
                                    

Bahagia. Sebuah kata sederhana yang sering terucap namun sarat akan makna.

Seseorang yang satu ke orang yang lain pasti akan menanyakan kata ini. Identik dengan keadaan yang menyenangkan terkadang juga mengharukan.

Sudah pernah tersirat sebelumnya, jika hasil yang didapatkan dari niat yang sesungguhnya, maka bahagia adalah akhirnya.

Namun akhir bahagia itu tak selamanya indah. Indah maupun tak indah, akhir akan selalu terkenang. Tapi bahagia bukan akhir dari segalanya.

Hiruk pikuk lapangan sekolah begitu memekakkan gendang telinga ini. Suasana ramai mencoba menajamkan mata mencari fokus view yang tepat.

Berlompat, berteriak, berlinang air mata, berpelukan, dan bergurau adalah pemandangan saat ini yang bisa ku lihat.

Akupun juga melakukan hal-hal tersebut tanpa kusadari. Bersama orang terdekat yang selalu ada saat aku disekolah.

Sampai seseorang datang, memelukku erat bahkan sampai ingin menggendongku, dan memutarku di udara. So melodrama, tapi ini yang sekarang terjadi.

"Aaaaa....lepasin aku. Kok... Aakuu.. Diputer.. Puterr ginii!!" teriakku di udara.

Bukannya diturunin, diputerinnya makin jadi. Akupun menutup mataku. Aku merasakan perlahan badanku mulai menapak lagi. Sedikit pusing membuatku menenggelamkan wajahku di bahunya.

"Issshh, gue bukan komedi puter, bangsat!. Pusing kan jadinya!" gerutuku penuh kesal sembari mendongak menatap wajahnya yang setara sama langit biru.

"Gue seseneng ini. Gils kita lulus semua. Selamat ya.. " ucapanya riang sembari menepuk puncak kepalaku.

"Iyaaa, selamat juga buat lu, Bin" ucapku pada pelaku pemutar badanku tadi.

Setelah melewati rintangan besar yang begitu menakutkan, mulai dari ujian praktik, ujian sekolah, dan ujian nasional. Hari ini, aku dan semuanya mendapatkan hasil dari kerja keras itu.

"SELAMAT BOSSKUHHH!" teriak Donghan membahana. Sudah ada Sanggyun, Junhoe, Dongho, dan Jaebum.

Kalau tanya Maimun dimana? Dia udah kabur ke kamar mandi saking senengnya. Dan malah kebelet pipis.

"Gak ada warna warnain baju gitu" celetuk Hyunbin.

"Yee bege, di sekolah mana boleh. Peraturannya mana boleh" sahut Dongho.

"Kuy! Ntar dirumah siapa gitu warnain baju" sahut Junhoe semangat.

"Gue gak ikut warna-warna gitu. Mau dirumah aja enak" timpalku sembari nunggu Maimun gak balik-balik.

"haahh.. Haahh... "

Maimun datang-datang ngos-ngosan.

Semua pada fokus ke Maimun, ngeliat gelagatnya aneh bener.

"Yang.. Yang naro cokelat di tas gue sapa?" tanyanya kayak goblok banget.

"Setan kali" sahut Sanggyun cepat.

"Lu tuh darimana sih. Toilet apa kelas?" tanyaku ragu.

"Habis dari toilet gue ke kelas, mau ambil hand sainitaizer. Eh pas gue buka tas, ada cokelat. Yaa kagetlah gue" jelas Maimun nggas gak ada remnya.

"Setan kali, Mun. Itu gue yang nyuruh" canda Hyunbin, dia inget pernah dikatain 'bapak setan' ama Maimun.

"Hyunbin loh, baru ini gue dapat cokelat. Ini ngfans atau apa dah" jelas Maimun uring-uringan.

"Udah nggas nya? Ya udah Mun, itu artinya bakal ada yang ngajak lu promnight minggu depan. Hamdalah kek" cerocosku, ini Maimun gak bersyukur. Lah aku gimana dong, kalau Maimun ada yang ngajak, aku sama siapa? Hikss :(

Si Serba Tau || Kwon HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang