Seorang pria berusia 25 tahun tengah terbangun dari tidur tidur panjangnya, mata yang telah lama tertutup kini terbuka perlahan-lahan. Pengelihatan yang kabur saat pertama kali ia membuka matanya membuatnya mengerjapkan kedua mata nya beberapa kali untuk mengembalikan fokus pengelihatannya. Ruangan serba putih dan bau obat yang begitu menyengat itulah kesan pertama ketika ia terbangun. Seluruh otot tubuhnya begitu kaku untuk di gerakkan, seketika ia terdiam berusaha mengingat siapa dirinya, kenapa dia ada di tempat ini dan siapa yang membawanya. Tak lama kemudian derap suara langkah kaki memenuhi ruanganku, pintu yang tertutup mulai terbuka, aku mendapati seorang wanita paruh baya dengan pakaian sederhana namun berkekas.
Wanita itu mendekat padaku, aku masih bingung dia siapa kenapa mendakat padaku seperti itu hanya itu yang dapat ku pikirkan saat ini. " Syukurlah kau sudah sadar saat ini, kau tahu aku menunggumu terbangun dan kau terbangun juga putraku." ucapan penuh kasih sayang dan hangat menyapaku yang masih bingung dengan keadaan ini. " Apakah anda ibu saya?" tanyaku yang masih belum mengingat apapun. Terlihat jelas raut wajah wanita itu begitu sedih dan sendu, " Apakau tak ingat padaku? Apakah kau juga lupa siapa dirimu?" suara penuh kesedihan yang dapat ku rasakan. " Maafkan aku, tapi sepertinya aku lupa ingatan. Bahkan aku tidak mengingat tentang diriku sendiri," balasku putus asa menatapnya. Wanita itu yang tak lain ibuku hanya mengulum senyum yang penuh arti kekecewaan.
Tak lama kemudian seorang gadis yang usianya tak terpaut jauh dari usiaku memasuki ruanganku, kedua mata ku menatapnya lekat ada sebongkah ingatan tentangnya masuk dalam otakku. " Kau lupa juga padaku?" tanya begitu lembut padaku, membuatku terdiam tak bergeming. Wajah yang terukir amat cantik bagaikan bidadari terdapat jelas di wajahnya membuatku mendapatkan ingatan tentangnya, " Namamu, eum Lyliana?" kataku terbata menatapnya. Gadis itu hanya tersenyum hangat padaku menatapku penuh arti, " Kau bisa mengingatku? Tapi tidak dengan dirimu sendiri dan orang tuamu?" tanya nya hangat padaku. Aku hanya dapat menghembuskan nafas kasar, rasa sedih menyelimutiku saat ia mengatakan hal itu. " Aku akan membantumu mengingat semuanya semampuku, tenanglah aku ada di sisimu," ucapnya padaku begitu hangat.
Tiga hari berlalu aku sudah di perbolehkan untuk kembali pulang tentu gadis itu selalu ada disisiku setiap saat. Entah mengapa tapi aku begitu nyaman ketika ada di sisinya, kehangatan dalam dirinya dapat ku rasakan saat ini. Kami melewati hari demi hari dengan tempat-tempat di mana yang dapat membuatku mengingat sesuatu. Namun yang ku ingat hanya hari yang pernah ku lalui bersamanya, dimana kami yang saling mencintai satu sama lain, saling melengkapi satu sama lain, saling menjaga dan setia sama lain. " Kau tahu? Aku masih ingin kita melalui semuanya dari awal sama seperti dulu saat kita masih bersama," ucapnya lembut padaku sambil tersenyum ringan. Tangan ku mengusak rambutnya asal, " Asal kau tahu, aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dari hidupku apapun itu dan siapapun itu. Jadi percayalah padaku, aku akan selalu di sisimu sama seperti saat ini."
Kami masih melewati hari ini dengan penuh canda tawa tanpa henti seakan dunia milik kami berdua. Tiba-tiba seorang gadis dengan dress selutut datang menghampiri kami berdua, dapat ku lihat raut wajah gadisku berubah dari yang senang hingga benci. " Kau melupakanku?" tanya gadis itu padaku. Aku menatapnya lekat berusaha mengingatnya tetapi aku tak dapat mengingatnya. " Maafkan aku, aku tidak bisa mengingat mu saat ini." Gadis itu tersenyum sembari menahan air matanya, " Aku adalah tunanganmu, lebih tepatnya kita dijodohkan oleh orang tua kita. Dan hubungan kalian berakhir sejak saat itu!" Aku terdiam, hatiku terasa hancur ketika mendengar semua penjelasannya yang begitu menusuk ku. " Kita batalkan saja perjodohan ini! Karena aku mencintainya, hidupku adalah dirinya. Ku harap kau dapat mengerti semua yang ku katakan, aku tahu ini menyakitkan tetapi akan jauh lebih mennyakitkan jika dipaksakan dan hancur di tengah-tengah." Gadis itu tak kuasa menahan air matanya setelah mendengar keputusanku, " Aku tahu semuanya akan berakhir seperti ini, tapi aku juga tidak berhak menahanmu tetap disisiku." Aku hanya dapat melihat kekecewan dan kesedihan yang terdapat di matanya, lalu berlau dengan segela kesedihan yang ia tanggung.
" Apa kau yakin? Kau tau bukan ibumu sangat nekat?" tanya nya padaku dengan wajah yang cemas. Tangan ku meraih pipinya, " Percayalah aku di sisimu suka maupun duka," ucapku meyakinkannya. Kami berdua menghabiskan waktu bersama hingga matahari terbenam, canda tawa menghiasi hari kami aku mulai mengukir hal yang paling indah namun sederhana. Aku berharap hari ini akan menjadi hari yang paling indah dan tak akan pernah berakhir, hingga takdir yang memisahkan kita hanya itu yang ku inginkan saat ini.
Tiga bulan kemudian
" Kau ini bagaimana???? Aku ini ibumu kau harusnya mematuhiku, kau mengerti tidak???" ucapnya dengan penuh amarah padaku. Aku tidak mungkin melepaskan orang yang amat berarti bagiku demi orang yang tak pernah ku cintai bahkan aku tidak nyaman ketika ada di sisinya. "Aku tidak akan pernah meninggalkanya apapun itu meski harus menentang ibu ku sendiri!! Aku hanya ingin bahagia dengan nya bukan dengan dia yang sama sekali aku tak mencintainya sedikitpun!!" balasku penuh emosi. Aku pun berlalu meninggalkan rumah menghiraukan setiap apa yang ibuku ucapkan padaku, yang ada dikepalaku saat ini hanya lah Lyliana. Tanpa pikir panjang aku segera menuju rumahnya yang sudah amat sepi tak ada kehidupan di dalamnya membuatku sedih dan bingung mencarinya. " Kejar dia, dia sedang di bandara cepat kesana nanti kau terlambat," ucap seorang ahjumma itu dengan senyum padaku, aku berterimakasih padanya dan segera ke bandara.
" Lyli????!! Dimana kau???!!!" teriakku ketika memasuki bandara sembari mencarinya. Aku mencari di seluruh bandara ini, hingga aku dapat mengenali lekuk tubuh yang amat aku rindukan itu. " Lyliana?? Kau akan pergi meniggalkanku?" ucapku padanya. Dia menatapku lekat penuh arti, " Aku tahu ibumu tidak menyukaiku lebih baik aku pergi bukan?" tanyanya padaku sembari menahan tangisnya. " Lalu aku? Kau meninggalkanku begitu saja? Jika kau pergi dariku maka aku tidak akan hidup lagi!!" teriakku padanya.
Aku menarik tangannya lembut dalam dekapanku, " Aku mencintaimu apapun yang terjadi aku tetap disismu percayalah. Hanya takdir yang memisahkan kita kau mengerti, cinta ku ini tidak akan musnah meski ibuku menentangnya, karena yang ku cintai hanya dirimu tidak ada yang lain."
Keduanya saling menatap satu sama lain, menumpahkan segala cinta, kesedihan, dan kerinduan pada diri mereka satu sama lain.
THE END
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai guys jangan lupa ayo mampir ke salah satu owner AWS yaitu Sowonfriend yang gak kalah menarik guys ayo mampir karyanya banyak sekalih dia ma....😂😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.