ZAFFAR menyodorkan jus alpukat kepada Zahra,"Nih minum Ra,"berharap bisa menenangkannya sedikit.
"Makasih Zaff," Zahra memaksakan senyum.
Zaffar masih belum tahu apa yang terjadi dengan kembarannya. Tidak ingin bertanya, Ia pikir Zahra butuh waktu, sehingga ia akan setia menemani di bangku taman belakang sekolah.
"Zaff," panggil Zahra dengan suara seraknya, karena habis menangis.
"Hm?"
"Maaf aku cengeng," Zaffar seketika menoleh.
Senyuman terlukis di wajah Zaffar, "enggak apa-apa, menangislah karena setelah menangis bisa membuatmu tenang,"
Zahra tersenyum penuh arti, "Zaff, kamu, jangan ninggalin aku."
"Maksud kamu, Ra? Aku enggak kemana-mana," Zaffar mengerutkan dahinya heran.
"Kamu jangan pergi sama Farras, jangan pergi kajian, aku takut kamu kenapa-napa."
Zaffar terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa, sementara ia sudah menentukan hari apa-apa saja ia akan ke kajian sekaligus belajar mengaji bersama Farras dalam beberapa minggu ke depan.
Zaffar berusaha berpikir cepat, apa yang harus dikatakan.
"Zaff?" panggil Zahra lagi.
"Eh iya?"
"Enggak bisa?"
"Insyaa Allah ya Ra, aku pasti usahakan." Zaffar berusaha menunjukkan senyum manisnya, agar Zahra lebih tenang. Zahra mengangguk paham.
"Feeling better?" tanya Zaffar.
"Mm, yeah i think so, thanks," ucap Zahra tulus. Zaffar hanya menjawab dengan senyumnya.
Jam ditangan Zaffar menunjukkan pukul sembilan lewat lima sembilan, jam istirahat bahkan sudah lewat, tapi Zaffar tetap tak ingin meninggalkan Zahra.
"Kamu puasa ya Zaff?" tanya Zahra memecah keheningan.
"Iya Ra, Puasa sunnah senin-kamis," tutur Zaffar,"kenapa?" lanjutnya.
Zahra tersenyum samar,"kamu kuat?"
"Alhamdulillah Ra," jawabnya tenang.
"Nanti, kalau mau puasa lagi bilang aku ya Zaff."
"Kenapa?"
"Aku mau ikut puasa," ucap Zahra seraya tersenyum memandang Zaffar.
"Disini kalian!"
Panggilan mengejutkan itu membuat Zahra dan Zaffar menoleh ke belakang.
"Rene?"
"Lain kali kemana-mana kasih tahu," kesalnya lalu duduk diantara Zahra dan Zaffar.
"Capek ya Ren, nih buat kamu," Zaffar menyodorkan jus alpukat miliknya yang belum diminum.
"Ah makasih Zaff, ngerti banget," ujarnya sambil menerima kemudian segera meminumnya, "segar," komentarnya lalu kembali menyeruput.
"Eh itu punya Zaffar, Ren," Zahra tak terima.
"Uhuk uhuk!" Rene terbatuk, untung saja, tidak sampai tumpah.
"Punya kamu Zaff?" tanya Irenne sedikit panik.
"Enggak apa-apa, aku memang sengaja beliin untuk kamu Ren,"
"Makanya tanya dulu punya siapa," sahut Zahra yang lebih kesal.
"Kan Zaffar langsung kasih ke aku, gimana mau nanya."
"Ya kamunya juga, langsung minum gitu aja, kayak enggak pernah minum setahun,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Twin (SLOW UPDATE) ^^maaf
General Fiction"Mengapa kamu selalu buat aku tersenyum? Aku benci," ujar Zahra. "Bukankah senyum itu ibadah?" jawab Zaffar dengan senyum khasnya. "Tapi senyumku tak berarti bila hatiku tengah dirundung pilu," kini Zahra menatap Zaffar sendu. "Kamu lebih kuat dari...