Part 7: Berbaikan

21 2 0
                                    

Masjid Raya Cilodong

Usai mengaji, Zaffar yang setia ditemani Farras memilih bersantai ditemani angin sepoi-sepoi sore di teras masjid.

"Gimana Zaff, seru enggak ngajinya sama ustadz Salman?"tanya Farras dengan wajah penasaran.

"Alhamdulillah Ras, ustadznya lucu jadi enggak tegang,"Zaffar tersenyum,"Sudah lama ya Ras ada TPQ di sini?"

"Lumayan sih Zaff, waktu aku umur sepuluh tahun sudah ada TPQ-nya." ucap Farras dibalas anggukan Zaffar.

"Jadi kamu ulang dari awal lagi ngajinya?"

"Iya, dari iqro satu."

Farras menepuk punggung Zaffar,"enggak pa-pa Zaff, yang penting kamu bisa baca qur'an."

Zaffar membalas dengan mengulum senyum.

Tiba-tiba Farras teringat jika Zahra pernah mengatakan Zaffar sudah bekerja.

"Boleh aku tanya sesuatu Zaff?"

"Apa?"

"Kamu ... kerja?" Farras bertanya hati-hati, khawatir Zaffar merasa terganggu dengan pertanyaannya.

"Ya begitulah Ras, tapi cuma kerja paruh waktu,"Zaffar mengambil jeda,"Buat nambah uang jajan."

Farras mengangguk paham, ia juga baru ingat jika Zaffar dan Zahra adalah anak yatim piatu.

"Sekolah enggak terganggu?"

Zaffar tersenyum lalu menggeleng,"Aku kerja dari hari Senin sampai Kamis aja, jam empat sampai jam delapan, karena kita pulang sekolah jam tiga jadi ada jeda satu jam buat aku istirahat. Terus kalau urusan belajar aku lebih milih jam-jam subuh. Sepi, tenang, jadi fokus."

Lagi-lagi Farras hanya mengangguk."Pantesan kamu milih jadwal ngaji Jum'at-Sabtu."

"Eh tapi yang kemarin aku ngajak kamu kajian ustadz Adi, bukannya hari rabu. Waktu itu kamu enggak kerja?"

"Oh waktu itu aku lagi libur, restorannya ada sedikit renovasi."

"Boleh dong kapan-kapan aku mampir."

"Boleh, datang aja."

Senyum Farras mengembang, "Dimana alamatnya?"

"Jalan Soekarno, nomor 14. Namanya Lovely Restaurant."

"Tapi kalau aku datang, gratis 'kan?"Farras tersenyum jahil.

"Teriak aja nama aku tiga kali,"jawab Zaffar enteng.

"Terus gratis?"

"Dikira orang gila!"

🍃🌷🍃

Zaffar menutup pagar rumahnya lalu mengunci kembali dengan gembok. Ia pulang pada pukul delapan karena setelah mengaji pada sore hari, dilanjutkan dengan kegiatan lainnya, seperti tadabbur, lalu sholat isya berjamaah kemudian yang terakhir kajian dengan penceramah ustdaz Salman.

Dari kejauhan, tampak dari retina coklat Zaffar, seorang gadis duduk di kursi depan teras rumah. Tanpa ragu lagi, Zaffar menghampiri gadis kembarannya itu.

"Assalamu'alaikum Ra? Ngapain malam-malam masih di luar? Ayo masuk, kamu bisa masuk angin." Nada khawatir Zaffar mulai terdengar.

Alih-alih menjawab pertanyaan Zaffar, gadis berwajah oriontal itu membuang muka. Sudah jelas ia sedang ngambek.

Kening Zaffar berkerut heran. Zahra kenapa? Pikirnya.

Ia menghela napas lalu mendudukkan dirinya di samping Zahra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely Twin (SLOW UPDATE) ^^maafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang