part 1

25 1 2
                                    

PRANG

seorang pria paruh baya terus berteriak memaggil nama karin sambil terus membanting benda benda yang berada di dalam jangkauannya.

"KARIN!!!!!"

Hingga tak berapa lama terlihat seorang wanita dengan daster berlari menghampiri dengan wajah tertunduk.

"ada apa yah?" tanya wanita itu yang tak lain adalah karin dengan suara sedikit gemetar.

"cepat masuk ke kamarmu dan pakai pakaianmu" perintah pria tua dengan badan sedikit gembul itu.

tanpa banyak bertanya lagi,karin segera berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

sesampainya di kamar,dengan tergesa karin segera membuka daster yang di pakainya dan menggantinya dengan sebuah lingerine transparan berwarna merah.

Selalu saja seperti ink setiap mereka kembali dari pekerjaan,mereka akan meminta jatah yang bagi karin adalah sebuah siksaan.

Hatinya sungguh menjerit menahan sakit yang entah sampai kapan harus di tanggungnya.

Ingatan tentang masa lalu kembali menyeruak ke dalam otaknya.

Dulu saat ibunya masih ada,karin begitu di sayang seperti seorang putri.

Sejak awal ayahnya memang tak pernah menyukainya.tapi adik dan kakaknya dulu begitu memperhatikan karin dan memberikan segalanya untuk karin.

Tapi setelah ibu pergi,ayah semakin membencinya.dan setelah kejadian empat tahun lalu,sikap sang adik dan sang kakak pun mulai berubah membuat kehidupan karin pun semakin kelam.

Tak berapa lama pintu kamar karin kembali terbuka menampilkan sosok sang ayah yang tengah menyeringai dengan pandangan meneliti pada tubuh karin.

Pria tua itu melangkah dengan santai menghampiri karin yang masih berdiri di depan lemari dengan kedua tangan bertaut saling menggenggam.Kepalanya terus tertunduk dan matanya yang tak henti henti mengeluarkan air mata.

"Kau benar benar menggoda karin.sekarang aku ingin makan malamku" ucapnya lalu segera menyergap karin seperti mangsa.

****
Di tempat lain....

"Hey!ada apa?"

Pria yang kini tengah duduk bersama tujuh pria lainnya cukup terlonjak kaget mendengar pertanyaan teman yang duduk di sebelah kanannya.

"Entahlah..." jawabnya lesu setelah menghembuskan nafasnya pelan.

"Apa kau masih memikirkan kejadian beberapa bulan lalu?" tanya pria dengan umur sekitaran tiga puluh lima tahun itu yang tepat duduk di dapennya.

"sudah kubilang lupakan saja.wanita itu pasti hanya mencari sensasi saja" lanjutnya yang hanya di balas dengan hembusan nafas lelah.

Selalu saja seperti ini.
Semua orang mengatakan hal yang sama tanpa tahu apa yang di rasakannya.

Pada kenyataannya,meski dirinya sudah mencoba sekuat tenaga untuk melupakan hal itu,bukannya menghilang ingatan itu justru seolah semakin dalam merasuki otak dan fikirannya.

Bahkan hatinya selalu bergetar hebat setiap mengingatnya.

Tangisan itu.

Pandangan sendu itu.

Seolah tak asing baginya.tapi berapa juta kalipun dirinya berusaha mengingat,tetap saja hasilnya zonk.

Empat bulan sudah berlalu dan dirinya sudah mulai lelah.mungkin ini sudah saatnya dia bertindak.

*****

"Bunda....!!!!"

Seorang gadis kecil dengan seragam batik berwarna ungu dengan rambut yang di kuncir kuda tengah berlari keluar dari sebuah ruangan dengan senyum yang menunjukan deretan giginya yang putih.

Di dekat gerbang seorang wanita dengan celana jins,kaos oblong putih dan jaket jins tengah menanti dan membalas senyum gadis kecil itu.

"Hallo sayang...gimana sekolahnya hari ini?" tanyanya setelah mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil di depannya.

"Seperti biasa...membosankan" balas gadis kecil itu dengan bibir mengerucut membuat ekspresinya terlihat sangat lucu.

Wanita itupun tak kuasa menahan tawanya hingga meledak tanpa memperdulikan tatapan aneh yang di layangkan orang di sekitarnya.

Sedangkan gadis kecil itu juga ikut tertawa meski sebenarnya dia tidak tahu apa yang di tertawainya.

"Baiklah...sekarang ayo kita pulang" ucap wanita itu setelah tawanya reda seraya menyodorkan tangannya yang langsung di sambut tangan mungil itu hingga kini tangan mereka saling menggenggam.

Gadis kecil itu mengangguk dengan senyum lebar yang take luput dari pandangan  wanita itu.

Tetaplah hidup dan bahagia sayang.maka bunda juga akan tetap hidup dan tersenyum.

Batinnya lalu melangkahkan kakinya bersama sang putri tercinta meninggalkan area sekolah.




TBC........

IMPOSSIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang