Menurutmu mengapa Tuhan menciptakan cinta? Mungkin karena Tuhan ingin kita merasakan pahit manisnya kehidupan.
Dengan cinta, seseorang bisa sangat bahagia ataupun sangat bersedih.Benar, cinta tak selamanya indah. Cinta bisa layu seperti halnya bunga. Namun, kita tidak perlu takut. Dalam satu pohon tidak akan tumbuh satu bunga, melainkan banyak. Dan jika satu bunga layu, maka akan mekar bunga yang lain.
***
"Hei Ren, kamu baik-baik saja?"
Suara tegas tersebut menyadarkanku dari semua pertanyaan yang menggantung di pikiranku."Kak Reza?" Panggilku bernada sedikit kaget.
"Kamu mengenaliku? Kupikir kamu tidak mengenaliku."
"Kak Reza tahu namaku? Bagaimana bisa? Apa kak Reza mengenalku?" Aku balik bertanya.
"Bagaimana aku lupa dengan pahlawan kecil yang menyelamatkanku 4 tahun silam?" Jawab kak Reza dengan senyum mengembang dibibirnya.
"Hah? Apa dia bilang? Pahlawan? Apa maksudnya? Aku manusia biasa loh, bukan super hero." Aku bertanya dalam hati dengan raut wajah kebingungan.
"Kenapa dahimu terlipat? Haha, aku tau kamu sudah lupa. Hmm.. gimana kalo kita obrolin di kafe aja sambil ngobatin kakimu?" Ajak kak Reza.
Tiba-tiba kak Reza menggandeng tanganku dan mengajakku ke salah satu kafe di seberang jalan.
***
Kak Reza memberikan sebuah plester coklat kepadaku untuk mengobati lututku yang sedikit berdarah.
Aku sedikit canggung menerimanya. Keringat dingin disertai degub dada yang semakin kencang membuatku seakan bisu tak bisa berkata apa-apa.
"Btw, apa maksud kata-kata kakak barusan? Pahlawan? Apa artinya?"
Aku memberanikan diri untuk bertanya setelah 5 menit berada dalam suasana canggung tersebut."Oh iya...."
Belum sempat kak Reza menjelaskan tiba tiba pelayan kafe datang sembari mengantarkan 2 cangkir cappuccino hangat pesanan kami.
"Terima kasih mba." Ucap kak Reza santun.
"Kamu ingat festival lampion di puncak 4 tahun silam?" Tanya kak Reza melanjutkan pembicaraan.
"Ehmm.. pas tahun baru itu?" Aku mencoba memahami kata kata kak Reza.
"Iya. Dan kamu ingat ngga, kamu pernah nolongin aku waktu aku jatuh dan kamu juga bantu nyariin Mama aku."
"Hah? Ehmm.. aku ingat ingat dulu kak."
"Yah, dasar pelupa."
***
"Ma, Pa, lihat deh lampion-lampion itu. Cantik banget kan? Rena suka yang warna ungu itu Ma, Pa."
"Iya sayang. Lampion itu cantik seperti kamu." Jawab Papa seraya mengelus lembut poni rambutku.
4 tahun silam. Ketika keluargaku masih lengkap. Ketika Papa masih bersama kita. Ketika aku bisa merasakan hangatnya pelukan kedua orang tuaku. Kami menghadiri festival lampion di puncak. Malam yang menyenangkan namun berujung menyakitkan.
Malam itu, aku ingat, aku menolong seorang anak laki-laki yang tengah terduduk jatuh dijalan dengan darah mengucur dilututnya. Anak tersebut menangis memanggil nama mamanya.
Aku menghampirinya dan memberikan sebuah plester pink untuk mengobati luka dilututnya karena terjatuh. Aku membantunya berdiri dan menuntun dia mencari mamanya. Padahal waktu itu aku masih sama kecilnya dengan dia.
***
"Rena?"
Panggilan kak Reza menyadarkanku dari lamunan itu."Kak Reza anak kecil itu? Yang jatuh dan menangis mencari mamanya?" Tanyaku setelah aku mengingat kejadian 4 tahun silam.
"Akhirnya kamu ingat. Tapi kenapa kamu menangis? Kamu baik baik saja kan?" Tanya kak Reza dengan dahi terlipat dan dengan nada bicara yang terkesan khawatir.
Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Aku ingat. Aku sangat ingat malam itu.
Malam festival itu adalah bencana bagi keluargaku. Malam yang penuh dengan tangis kesedihan.
***
Ketika kami selesai menghadiri malam festival itu, kami pulang dengan bersenang ria. Aku duduk dikursi belakang sambil bernyanyi-nyanyi riang. Aku menikmati cahaya lembut lampu-lampu kota melalui jendela mobil. Papa dan Mama juga terlihat asyik bercengkrama dikursi depan.
Tiba tiba tanpa kami sadari, sebuah truk menabrak mobil kami dari arah berlawanan. Mobil kami hancur. Dan Papa meninggal setelah 2 bulan koma.
Sejak saat itu aku menjadi yatim. Aku tidak punya siapa siapa lagi selain Mama. Aku tahu ini adalah takdir Tuhan. Tapi kenapa Tuhan menurunkan takdir ini kepada keluarga kami?
"Papa sudah bahagia diatas sana sayang."
Itu adalah kata yang selalu mama ucapkan untuk menegarkan hatiku.Aku selalu ingat Papa. Aku selalu sayang Papa. Namun sebisa mungkin aku melupakan kejadian malam festival lampion tersebut.
Tapi hari ini, pria yang selama ini aku cintai kembali membuka ingatan yang menyakitkan itu, dan aku membencinya.
***
TBCJangan sungkan sungkan untuk memberikan kritik dan saran kalian ya. Kalian bisa langsung comment di part ini atau bisa chat pribadi di ig saya @analtfh_ 😊
Thanks for reading💜
![](https://img.wattpad.com/cover/157956542-288-k816398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah
Подростковая литератураAku hanya mencintaimu. Entah ini sebuah kutukan atau apa, namun aku pikir aku hanya bisa mencintai satu orang di dunia ini yaitu kamu. Dan disaat engkau pergi meninggalkan luka yang teramat mendalam, pergi untuk selama lamanya, aku pikir inilah akh...