Waktu terus berjalan. Malam hari setelah belajar, kami sering mengirimkan chat satu sama lain. Mulai dari iseng mengobrol, sampai membahas soal fisika yang membuat pusing.
Aku tidak menyangka, Tuhan mendekatkanku dengan orang yang selama ini aku harapkan.Hari-hariku berjalan menyenangkan. Aku lebih rajin belajar sekarang. Aku ingat nasehat Mama kala itu.
"Kak Reza adalah anak yang cerdas bukan? kamu tidak akan cocok dengannya jika terus-terusan malas seperti ini. Kamu perempuan. Dan kamu harus lebih pandai darinya. Ubahlah sikapmu mulai sekarang. Buatlah Kak Reza bangga, agar dia mau sama kamu."
Mama benar. Aku harus merubahnya dari sekarang.Aku dan Kak Reza menjadi semakin dekat. Disekolah kadang dia mengajakku ke perpus. Mengajariku tentang suatu hal, atau hanya sekedar membaca novel yang kita suka. Akupun mulai berpikir bahwa kak Reza mungkin juga menyukaiku. Aku tau, kak Reza memang baik ke semua orang. Namun dilihat dari sikapnya, dia jelas-jelas menyukaiku.
Dia juga sering main kerumah. Berbincang-bincang denganku dan Mama. Mama jelas menyukai kepribadian kak Reza. Dan Mama jelas-jelas tau bahwa putrinya menaruh hati pada kak Reza.
****
Malam ini adalah malam yang indah dengan gerimis kecil di kota. Aku menatap kendaraan yang berlalu-lalang dari balik jendela kamar.
"Huft. sudah selama ini hubungan kita, namun mengapa kak Reza masih belum menyatakan perasaannya? mengapa? apa jangan-jangan dia tidak memiliki perasaan apapun padaku?"
Besok adalah ujian kelas 9. sebentar lagi kak Reza lulus dan Akupun naik ke kelas 9. sebenarnya aku tidak ingin berpisah dengan kak Reza. Namun aku tidak perlu khawatir. kak Reza sempat berbicara denganku dua hari yang lalu.
"Tenang saja Ren, aku akan sering menemuimu, jika Tuhan masih mengijinkanku bersamamu."
Hm.. aku berencana menyatakan perasaanku pada kak Reza sebelum kak Reza lulus. aku tidak sanggup lagi menunggu. Aku harus berani. Aku tidak bisa terlalu lama memendam perasaan ini. Perasaan ini harus tersampaikan. Entah apa respon dari kak Reza nanti, aku tidak peduli. Aku mencintainya. Dan mau bagaimanapun aku akan tetap mencintainya.
****
Hari ini hari senin. Kelas 7 dan 8 tentu saja libur, karena kelas 9 sedang melaksanakan Ujian Nasional. Semalam aku banyak berdoa untuk kesuksesan dan kelancaran Kak Reza.
Pagi ini aku memutuskan pergi ke toko kue. melihat-lihat sekaligus membantu para pelayan toko. Cukup lama Aku di toko kue, aku mulai bosan. Dan aku pun beralih pergi ke perpus kota. Jaraknya tidak terlalu jauh dari toko kue. Aku berjalan menyusuri jalanan kota yang sangat terik sepagi ini.
****
Aku mengambil sebuah novel yang terlihat menarik. Judulnya "Rindu" karya Tere Liye. Setengah jam aku membaca sambil duduk di sofa perpus, aku baru sadar. Ternyata di belakangku ada Sindi. Sindi adalah sahabat sekaligus adik sepupu kak Reza. Kak Reza sempat mengenalkanku padanya beberapa waktu lalu. dia sama sepertiku, masih duduk di kelas 8. tepatnya kelas 8E.
Sindi adalah anak pemalu dan pendiam. Dia perempuan berkaca mata tebal yang manis. Seperti kak Reza, dia juga sangat pintar.
"Sindi, sejak kapan kamu disini? Aku tidak melihatmu dari tadi."
"Baru saja Ren."
"Kamu sendirian??"
"Iya"
sebenarnya Aku bingung hendak ngobrol apa dengan Sindi. Dia cuek dan pendiam. Aku risih jika banyak menanyakan suatu hal.
****
sepulang dari perpus, saat aku hendak memanggil tukang ojek, terdengar seseorang memanggilku.
"Woi Ren!!!"
tidak salah lagi. Itu adalah suara Satria si kecoa kusut. Dengan malas aku menoleh ke belakang."Apa?!"
"Galak amat sih lo Ren. Kaya kudanil ngamuk tau."
"bodo amat. btw lo bawa apaan tuh?"
"Ini? martabak manis bang Jo lah."
"Eh gue minta dong. Lo kan baik."
"Males. mending gue kasih ke kucing jalanan daripada ke lo. udah ah gue mau pulang. bye Ren!"
"Eh awas lo ya!!!"
Dasar Satria. selalu saja bikin badmood tuh bocah. Lebih baik aku segera pulang daripada mikirin si kecoa kusut. huft.
-TBC-
Halo. apa kabar? maaf cerita Just One Love baru bisa update lagi ya.
Jangan lupa baca part ini, vote dan coment juga. terimakasih😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah
Teen FictionAku hanya mencintaimu. Entah ini sebuah kutukan atau apa, namun aku pikir aku hanya bisa mencintai satu orang di dunia ini yaitu kamu. Dan disaat engkau pergi meninggalkan luka yang teramat mendalam, pergi untuk selama lamanya, aku pikir inilah akh...