Ada hal yang memang sulit dilupakan. Seperti halnya kenangan. Kau sangat baik dalam menyimpan kenangan itu. Tidak rusak tidak hilang. Itulah mengapa aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu.
***
Hari ini aku berangkat sekolah dengan Mama, naik motor. Kami memang tidak terbiasa menaiki mobil. Aku lebih suka naik motor, membonceng mama, memeluknya dari belakang.
Cuaca hari ini sangat cerah sejauh mata memandang. Mama sengaja menurunkan kecepatan motornya agar kita bisa menikmati pemandangan kota yang belum terlalu ramai.
Tiba digerbang sekolah, aku segera disambut Irine dan Lisa. Mereka selalu berangkat bersama, pulang pun bersama.
"Tumben miss bawel berangkat pagi" goda Irine
"Yeee terserah dong." jawabku dengan memanyunkan bibir.
"Eh ciee, itu liontin yang semalem kamu ceritain?" sambung Lisa sambil melihat antusias liontin dileherku.
"hmm" aku tersipu malu
15 menit kemudian bel masuk berbunyi. Pak Sofi segera memasuki ruang kelas. Hari ini pelajaran Bahasa Inggris. Dan aku menyukainya. Hari ini akan menjadi hari baik, kupikir.
Namun, ditengah-tengah pelajaran tiba-tiba Bu Erin walikelasku masuk. Memotong pembicaraan Pak Sofi yang sedang menjelaskan Simple Present Tense. Dibelakang Bu Erni ternyata ada Satria. Kukira dia tidak berangkat. Loh tapi kenapa dia bersama bu Erni, apa dia ada masalah? Itu adalah pertanyaan yang pasti terngiang-ngiang dikepala semua murid, termasuk aku.
"Selamat pagi anak-anak. Maaf sebelumnya Ibu mengganggu kegiatan belajar kalian." Bu Erin Mulai berbicara
"Langsung saja dengan berat hati ibu berkata. Hari ini kalian akan kehilangan satu teman kalian. Satria. Ya, satria akan pindah sekolah karena keluarganya juga pindah ke luar kota." Sambung Bu Erin.
Seluruh kelas langsung ribut seketika.
"Perhatikan anak-anak. Hari ini Satria ingin mengucapkan selamat tinggal kepada kalian. Dan Ibu harap kalian tidak putus komunikasi dengan Satria. Silahkan Satria untuk menyampaikan beberapa kata untuk teman temanmu." Bu Erin tersenyum tulus kepada Satria. Bu Erin terlihat menyesal kehilangan anak jenius macam Satria.
"Hai teman-teman. Hai Adnan, hai Ali, hai Nelis, hai Rena, hai Lisa, hai Malik, hai Martin, hai putri, dan hai semua. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepada kalian. Terimakasih sudah menjadi teman-teman yang konyol, baperan, koplak. Aku senang bisa menjadi bagian dari kelas ini. Aku juga mau minta maaf kepada kalian, dan hei, kalo aku punya utang sama kalian tolong ikhlasin aja ya." Satria tertawa garing
Teman-teman terlihat sedih. Diam termenung. Kemudian satu-satu maju untuk menyalami Satria. Bahkan satu dua ada yang memeluk satria dengan mata berkaca-kaca. Aku juga merasa kehilangan satria.
"Hei Ren, bukankah lo senang gue udah pindah?" Satria tertawa
"Bercandamu ngga keren Sat. Maapin gue ya. Gue sering ngebully lo. Awas, jangan dendam!!" jawab aku.
"Sampai jumpa dikemudian hari Ren" Satria tersenyum tulus.
Aku tidak menyangka akan berpisah dengan si biang kerok. Tapi hei, bukankah itu lebih baik? Sainganku dikelas ini semakin berkurang. Aku jadi berkesempatan untuk mengambil posisi Satria, peringkat satu.
***
Sejauh ini kak Reza masih belum kelihatan. Oke, tak apa. Mungkin dia belum pulang. Aku belajar berpikir positif, itu lebih baik.
Pulang sekolah aku mampir ke minimarket untuk membeli stok snack. Besok libur, dan pasti menyenangkan jika malam nanti aku menghabiskan waktu untuk menonton sambil menyantap snack yang sedang kubeli. Mama juga pasti memperbolehkan karena besok libur.
Sesampai dirumah, rumah masih dalam keadaan terkunci. Itu artinya Mama belum pulang. Aku segera membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu kubawa ditas.
Aku segera mencuci kaki dan berganti pakaian. Lalu aku mengambil sapu, menyapu seluruh ruangan rumah. Lantas mengepel seluruhnya. Terlihat rapi dan nyaman sejauh mata memandang. Pasti mama akan terheran-heran. Haha gumamku.
#tbc
****
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Maaf baru sempet update setelah sekian lama.
Happy Reading❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Resah
Teen FictionAku hanya mencintaimu. Entah ini sebuah kutukan atau apa, namun aku pikir aku hanya bisa mencintai satu orang di dunia ini yaitu kamu. Dan disaat engkau pergi meninggalkan luka yang teramat mendalam, pergi untuk selama lamanya, aku pikir inilah akh...