Semuanya telah berlalu, tetap saja semua kejadian itu masih melekat dipikiranku. Sejenak ku rebahkan diriku dikasur tak ku sangka rasanya seenak itu, pintar sekali yang menciptakan ini.
Mungkin ini akan berlalu seiring berjalannya waktu, tapi kapan waktu itu akan datang dan kebahagiaan menjemput ku. Mungkin rasanya tidak, kuputuskan besok pergi sekolah karena kupikir teman-teman bisa menghiburku dan membuang rasa sedih.
• • •
Pagi yang cerah, ku sudah siap pergi ke sekolah dengan segenap harapan.
Gerbang coklat kini sudah didepan mata, ku telusuri koridor hingga kutemukan kelas ku. Tak ku sangka semua berbisik tentangku
'dia kan yang baru saja kehilangan ayahnya'
'kuharap dia tidak bernasib seperti ayahnya'
'kasihan sekali dia'
Sudah cukup cukup aku sudah tidak kuat hentikan hentikan, hatiku menjerit, pelupuk mata sudah tidak bisa membendung air mata. Teman sebangku pun memeluk ku dengan erat.
Hara, ya Hara adalah teman sebangku ku. gadis keturunan Jepang ini sangat bersimpati padaku dibandingkan yang lain. Dia sangat baik pun orang tuanya.
Hara POV
Hari itu aku datang ditengah-tengah duka sahabatku bersama Mommy, sedikit sekali yang melayat -batinku. Anka menangis di pelukanku aku tahu betapa pedih hatinya saat itu, aku tidak bisa berlama-lama disana, aku segera pamit kepada Anka. Semoga dia bisa tabah dan ikhlas. Saat diperjalanan pulang mommy bercerita padaku kalau ia ingin mengadopsi Anka, aku merasa tak percaya tapi jika itu terjadi pastinya aku sangat senang, terlebih aku anak satu-satunya dan terkadang merasa kesepian karena orang tuaku sibuk bekerja."Mom, jika itu benar apa alasan Mommy untuk mengadopsi Anka?" Tanyaku sedikit bingung
"Mommy sebenarnya ingin memberikan kamu adik, tapi mommy sudah tidak bisa hamil lagi dan mommy tahu kalau kamu kesepian saat kami berdua pergi bekerja. Dan seperti katamu tadi disana bahwa Anka tidak memiliki keluarga terdekat untuk merawatnya, jadi mommy ingin merawat dia sekaligus memberikan mu teman" jelas Mommy
"Apakah Daddy sudah tahu tentang itu?"
"Belum, tapi Mommy yakin dia akan setuju"
"I'm so excited mom, thank you"
• • •
Awan...
Awan adalah sahabat ku sejak kecil yang selalu membuat ku tersenyum, dia agak sedikit nakal tapi dia sangat perhatian. Awan juga temanku dari TK SD SMP SMA, tapi terkadang ia suka bertindak bodoh sering juga berbuat ulah.
Selama pelajaran berlangsung mood ku bertambah buruk, saat istirahat pun tak ada nafsu makan, entah ia yang aku rasakan saat ini.
Mungkin hati ini telah mati
Akhirnya jam pulang sekolah berbunyi, ku rapikan semua hal yang ada di meja. Tapi entah mengapa hari ini hampa sekali.
"Mau pulang bareng nggak?" Tawaran Awan membuyarkan lamunan ku.
"Hmmm... Yasudah, tapi kamu mengantarku ke kantor polisi dulu, aku ingin bertanya tentang beberapa hal disana?" jawab ku seraya beranjak dari tempat duduk.
"Yes, my princess" lagaknya seperti seorang pelayan
Awan memberikanku helm putih dan segera berangkat, letak kantor polisi itu cukup jauh dari sekolah tapi untungnya hari ini sedang tidak macet. Saat sudah sampai Awan memarkirkan motornya dan ikut masuk kedalam bersamaku. Di dalam langsung saja kutanyakan,
KAMU SEDANG MEMBACA
ANKAVA
Romance"Aku...aku yang akan menjagamu dan aku sebagai jaminannya" dengan begitu Haruskah ku menerima ini?? tapi bagaimana dengan nasibku nanti, apakah harus berakhir tragis seperti ayahku?