Kring~~ Kring~~
Kring~~ Kring~~Suara berisik yang berasal dari jam weker yang terletak di atas nakas nya membuat Deeva mau tidak mau harus bangun untuk mematikannya. Sudah menjadi rutinitas nya setiap hari untuk bangun lebih pagi, meskipun di luar sana masih terlihat cukup gelap. Deeva ingin membiasakan tubuhnya untuk bisa bekerja keras, dan tidak memanjakannya.
Sama seperti sebelum-sebelumnya, setelah bangun tidur Deeva akan menyelesaikan seluruh pekerjaan rumahnya, dari mulai mencuci pakaian, menyapu, dan mengepel lantai, dia juga akan memasak jika bahan makanan nya dirasa masih cukup, bila tidak maka dia akan berakhir memakan roti sebagai sarapannya. Semua di lakukannya sendirian.
Ya, Deeva sebatang kara.
Sejak kecil dia sudah hidup mandiri. Kedua orang tua nya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan pesawat, yang membuat Deeva mengalami trauma berat jika mendengar kata pesawat.
Deeva tidak memiliki keluarga lainnya, selain kenyataan bahwa dia adalah anak tunggal, dia juga tidak tahu apakah dia memiliki keluarga lain di luar sana, karena sepeninggalan kedua orang tuanya, tidak pernah ada satu pun orang yang berkunjung padanya sebagai keluarga.
Teman-teman kedua orang tua nya, yang dulu sempat memberikan janji akan merawat Deeva setelah kedua orang tua nya meninggal, kini telah menghilang satu-persatu, setelah merasa Deeva semakin kekurangan untuk biaya hidupnya. Deeva di buang.
Dulu Deeva adalah anak yang berkecukupan, namun setelah orang tua nya meninggal, entah seperti sudah jatuh tertimpa tangga, semua yang ditinggalkan kedua orang tua nya padanya lenyap sedikit demi sedikit entah kemana.
Mungkin karena Deeva dulu hanyalah bocah kecil yang tidak mengerti apa-apa, dan berakhir menyutujui apapun yang di arahkan orang-orang dewasa disekitarnya, yang ternyata hanya lah membodohi dirinya untuk mendapatkan harta peninggalan kedua orang tuanya.
Semakin Deeva tumbuh dewasa, dia semakin mengerti dan ingin melindungi satu-satu nya harta yang tersisa peninggalan kedua orang tuanya. Rumahnya.
Rumah yang sudah menjadi saksi hidupnya selama 22 tahun. Dia bahkan hampir kehilangan rumah itu, jika saja tidak bertemu seorang wanita baik hati yang menolong nya saat itu.
Deeva tidak mengetahui siapa namanya. Tapi dia begitu tulus menolong Deeva.
Semua bermula saat rekan kerja ayahnya, yang sudah sangat di percaya oleh Deeva malah berkhianat di belakang gadis itu, orang itu menjual rumah Deeva tanpa persetujuannya, dan kabur dengan membawa seluruh uang hasil penjualan rumah itu.
Deeva yang waktu itu masih berusia 20 tahun, hanya bisa memohon dan meronta saat rumah itu akan dikosongkan oleh sang pembeli rumahnya yang baru.
Saat itu, Deeva merasa sangat putus asa akan hidupnya. Dia mengancam orang-orang yang saat itu bertugas untuk mengosongkan rumah nya agar berhenti, jika tidak maka dia akan membunuh dirinya sendiri dengan menusukan sebuah pisau yang kebetulan berada dekat disebelahnya.
Dan keputus-asaan dirinya semakin menjadi, saat perkataannya seperti bukan apa-apa untuk orang-orang itu, karena mereka sama sekali tidak menghiraukannya. Dan tanpa pikir panjang lagi, Deeva menusukan pisau itu ke arah perutnya, lalu jatuh tersungkur dan tidak mengingat apapun lagi.
Saat tersadar, Deeva pikir dia sudah berada di tempat yang sama dengan kedua orang tuanya, namun nyatanya suara seseorang yang tidak dia kenal menyadarkannya.
"Kamu udah sadar?" tanya wanita itu dengan raut wajah cemasnya, setelahnya wanita itu keluar ruangan entah untuk apa, lalu kembali lagi bersama seorang dokter dan beberapa perawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEVA & DAVID
FanfictionBerawal dari sebuah kecelakaan yang menimpa David Khamdan Lord dan juga istrinya Nayla hingga membuat David berada di ujung kematian. Namun, tuhan berkehendak lain, Nayla istrinya merelakan nyawanya dengan memberikan jantung nya kepada David agar di...