10. Bride to be

278 61 18
                                    

Dua minggu berlalu, dan sejauh ini yang David lakukan adalah menyelesaikan pekerjaan nya dengan secepat mungkin, bahkan pekerjaan dengan deadline yang masih sangat jauh, sudah harus ia rampung kan.

Itu semua karena tidak sampai sepekan lagi, David akan kembali meninggalkan kursi kebesaran nya untuk cuti dari pekerjaannya.Tentu kalian semua tahu kan cuti apa ?

Betul sekali, cuti untuk pernikahan nya bersama dengan Deeva. David akan cuti selama dua minggu. Seminggu ia gunakan untuk membantu mempersiapkan pernikahan nya, seminggu lagi untuk........liburan setelah menikah. Orang-orang biasanya menyebut itu dengan honeymoon.

Sebenarnya untuk honeymoon David tidak terlalu mengutamakan nya, tapi kedua orang tua nya bersikeras bahwa agenda untuk honeymoon harus tetap ada. Bahkan mereka bilang, jika perlu David mengambil cuti satu bulan untuk honeymoon nya. Tentu saja langsung di tolak dengan tegas oleh David, siapa yang akan mengurus pekerjaan nya di kantor jika dia cuti selama itu.

Hari sudah hampir sore, David mengecek ponsel nya beberapa kali sedari tadi. Namun, seseorang yang sedang ia tunggu pesan dan panggilan nya tidak kunjung terlihat. David mendengus kesal lalu melempar ponsel nya ke sofa yang ada di ruangannya, dan ikut berbaring disana.

"Sesibuk itukah dia?! Apa harus selalu aku yang menghubungi nya lebih dulu ?!" racau David sambil menatap kesal ke arah ponsel nya.

Akhirnya David menyerah dan memilih tidur barang sesaat  untuk mengusir rasa lelah pada tubuhnya. Menunggu gadis itu menghubungi nya sama saja membuang-buang waktu tidur nya.

Namun, bersamaan dengan matanya yang hampir tertutup, suara dering ponsel terdengar nyaring menggema dalam ruangan itu, membuat David secara spontan membuka matanya lebar-lebar dan mencari dimana tadi dia melempar ponselnya.

Begitu melihat nama yang tertera pada layar ponselnya, David dengan cepat mengusap tombol hijau yang ada disana, dan meletakan benda persegi panjang itu ke arah telinganya.

"Ada apa?" ucap nya dingin, padahal di balik itu semua, David sedang melengkungkan kedua ujung bibirnya.

"...."

"Sebentar lagi aku selesai..."

"...."

"Oke, aku akan menjemputmu disana..."

"...."

"Hmmm..."

Tut Tut Tut

Seperti biasa percakapan yang mereka lakukan hanya berlangsung seperlunya. David paling akan menghubungi Deeva lebih dulu untuk menanyakan posisi nya untuk bisa menjemput gadis itu setelah pekerjaan nya selesai.

Dan hari ini adalah hari terkahir Deeva bekerja. Keluarga Lord meminta nya untuk berhenti dari seluruh pekerjaannya, karena sebentar lagi Deeva akan menjadi menantu salah satu pengusaha terkaya di negaranya. Jadi buat apalagi dia bekerja.

Hari ini juga Deeva akan mulai pindah ke kediaman keluarga Lord. Nyonya Lord sendiri yang meminta nya, jadi Deeva tidak mampu menolak. Rumah peninggalan kedua orang tua Deeva akan dirawat oleh orang kepercayaan Tuan Lord, jadi Deeva tidak perlu mengkhawatirkan nya.

☘☘☘

Dari dalam mobil nya David dapat melihat Deeva yang memeluk satu-persatu teman-teman nya di cafe tempat gadis itu bekerja. Dan beberapa di antara nya adalah laki-laki, mata David melotot saat ada satu teman pria Deeva yang memeluk gadis itu ketika Deeva akan berpamitan.

David mendengus, lalu membuang pandangan nya ke arah jalan. Enggan melihat pemandangan mendramatisir itu.

"Kesempatan dalam kesempitan!" decih nya sinis.

DEEVA & DAVID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang