9. So, When do we get married?

243 58 5
                                    

David terlihat hanya membolak-balikan lembaran dokumen di atas meja nya tanpa meliriknya sama sekali. Pulpen berlapis emas yang sejak tadi ia genggam juga hanya dia ketuk-ketukan tak beraturan ke atas meja tanpa berniat segera menorehkan tanda tangan nya pada beberapa lembaran kertas putih tersebut.

Entah apa yang ia lamunkan, Reza yang hampir setengah hari berada di samping nya, hanya bisa menggeleng iba melihat kelakuan bos nya hari ini. Tubuh nya memang ada disana, tapi tidak dengan pikirannya.

Semenjak keputusan yang telah ia ambil semalam, David menjadi tidak fokus sama sekali dalam melakukan apapun, termasuk pekerjaan nya.

"Tuan mau kemana?" tanya Reza saat melihat David beranjak dari kursi kerja nya, lalu memakai jas yang sebelum nya ia sampirkan pada kursi tersebut.

"Aku tidak mengerti kenapa aku seperti ini, menurutmu ini wajar?"  tanya David pada asisten pribadinya itu, raut wajah David seperti seseorang yang sedang gelisah.

"M-maksud Tuan apa?" tanya Reza balik, dengan ekspresi tidak mengerti.

"Kenapa....  aku......"

ada jeda cukup panjang, sebelum David melanjutkan ucapannya.

"---ingin sekali bertemu dengan nya?" ucap David dengan wajah sama bingung nya dengan Reza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"---ingin sekali bertemu dengan nya?" ucap David dengan wajah sama bingung nya dengan Reza.

"Heh?? Bertemu dengan siapa yang tuan maks---? Aaahhh...nona Deeva?" tebak Reza, yang langsung mendapat tatapan intens dari sang majikan.

"Apa kelihatan sekali?" tanya David lagi,

"Bukannya semalam Tuan baru bertemu dengan nona Deeva?" Reza malah bertanya balik.

"Kamu panggil dia Nona sekarang?" tanya David saat menyadari ada yang aneh dengan cara Reza menyebutkan nama Deeva.

"Maaf Tuan, saya dengar Nona Deeva akan segera menjadi istri Tuan, jadi saya hanya membiasakan diri saya untuk sopan dengan nya..." jawab Reza sopan.

David mengangguk mengerti, "Jika sudah jadi istri ku, kamu harus panggil dia Nyonya, bukan Nona! Jangan samakan dia dengan Shella..." tambahnya kemudian.

"Tunggu! Aku bilang apa tadi?" tanya David bingung, setelah merasa ada yang aneh dengan ucapannya pada Reza.

Belum sempat Reza menjawab, David berlalu meninggalkan meja kerja nya ke arah pintu, namun tepat sebelum pintu itu ia buka, langkah nya terhenti.

"Kenapa hanya berdiri disitu? Ikut aku!" tegasnya pada Reza, lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan.

☘☘☘

Siang itu cafe tempat Deeva bekerja cukup ramai. Setiap jam makan siang tiba, pelanggan mereka mulai berdatangan untuk sekedar bersantai atau bercengkrama dengan rekan kerja mereka. Maklum, cafe tersebut di kelilingi gadung perkantoran.

"Dee... Seperti biasa, pelanggan setia mu..." ucap salah satu barista pada Deeva sembari menyerahkan satu cup Americano Ice dan 2 potong Sandwich kepada Deeva.

DEEVA & DAVID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang