Anak

1.7K 34 1
                                    

Jam tujuh pagi kami masih berada di taman dan berlari-lari kecil. Iya kami. Gue dan Onah. Elu yang baca gak termasuk.
Gue lari mengelilingi taman sumber yang kala itu cukup ramai banyak muda mudi serta tua tui? Oh, oke maksud gue gini apa kata yang pas untuk menyebut kata orang-orang tua yang cocok untuk disandingkan dengan muda-mudi? Tua tui? Orang aring? Para orang tua? Kan belum tentu juga yang hadir semuanya sudah berojolin anak kan? Kalo ada yang belum nikah gara-gara kutunggu jandamu dan nyatanya yang ditunggu gak janda-janda gimana? Gak bisa di sebut "orang tua-kan?" lah? Ngapa gue jadi ngebahas orang tua yang lewat? Lu juga ngapa ngajakin gue ngegosip? Lama-lama gue gabung sama lambeh turah kalo kebanyakan ngomongin orang.

Gue jalan sedikit berlari mendahului Onah dan kemudian berbalik badan sembari berjalan mundur di hadapan Onah.

"Nah buru" kala itu Onah sudah mulai merasa penat dan lelah.

"Tungguin yon!" Onah mengedepankan tangannya seperti ingin meraih tubuh gue tapi tak sampai gue berjalan mundur semakin cepet sampai tiba-tiba.

DUK!

Pantat gue ternodai. Ada yang nyenggol pantat gue secara sembarangan. Dia pikir gue cowok yang bisa disenggol secara cuma-cuma? Enak aja!

Gue berbalik melihat siapa sosok yang menabrak gue pandangan gue langsung tertuju pada seorang bocah laki-laki yang berumur sekitar 3tahunan sedang mengelus Sikunya.

Gue jongkok dan nanya dia, "Kenapa dek?"

Anak itu menggeleng.

"Ada yang saki?"

Dia masih menggeleng.

"Mamanya mana?" gue terus bertanya dia diam saja.

Apa dia bisul? Eh bisu?

"Adit!" seorang wanita teriak menghampiri kami di ikuti laki-laki yang sepertinya kedua orang tua bocah ini.

"Uwaaaaaaaaaaaaaaaaa...." bocah itu tiba-tiba histeris menghampiri mamanya yang hampir sampai di tempat kami jongkok.

"Om nya nakal" ujar dia sembari meraung dan menangis kencang.

Heh? Apa? Siapa? Gue? Nakal?

Tiba-tiba Onah sampai di samping gue sembari setengah jongkok memegang lutut dengan napas yang tersenggal-senggal.

"Uh... " pekiknya. "Lu hh hh apa hh in anak orang? Hh hh" tanya Onah sembari napas yang belum di atur sempurna.

"Kok gue?"

Kedua orang tua bocah yang ada di hadapan gue mendelik sengit. "Om yang itu?" tanya emaknya.

Bocah lelaki yang tadi dipanggil Adit mengangguk.

"Kamu pedofil ya?"

MasyaAllah! Gue kaget. "Apa? Gue? Pedofil?" tanya gue heran, "Gini, gue ta... "

"Udah tua main ama bocah aja gak becus" ujar sang Bapak tiba-tiba.

"Gini ya mbak, mas"

"Gini gimana?" potong emaknya.

"Jadi gini, wa.. "

"Gina gini gina gini. Jadi cowok lembek banget gak tegas!"

Gue mengerutkan alis. Kok ada ya manusia kayak Mereka?

"Gini yaas mbak" ujar Onah yang kala itu sudah menegakkan badan. "Suami saya emang lembek, tapi bukan pedofil!" ujarnya.

Gue tersenyum ke arah Onah kemudian ke arah mereka.

"Mbak kok mau sih punya suami lembek?" emaknya tiba-tiba mendekat sedikit berbisik ke arah Onah.

"Mams, Puyang" ujar Adit merajuk.

"Sebentar nak" jawab emaknya.

Gue mebdengus kepada emaknya Adit, "Mbak saya denger apa yang mbak bilang" ujar gue.

"Emang sengaja biar situ denger"

Onah merangkul tangan gue sambil berbisik, "Yon, jangan lembek dong"

Lembek? Lem bek? Gue lembek di bagian mana? Gue kuat dalam urusan otot, gue juga mampu dalam urusan financial dan gue sanggup semalaman dalam urusan ranjang, apanya yang lembek?

"Nah kamu jangan kepancing sama dia deh" ujar gue.

Mbak itu alias emaknya adit mendengus, "Kalo gak lembek kenapa belum punya anak juga?  Mbaknya aja belum tekdung. Kalian psutri-kan?" cerocosnya.

"Gak usah sok tau deh mbak.  Lama-lama gue santet juga lu"

Bapaknya Adit melotot, "berani lu santet istri gue?"

"Ah sue.  Pulang yuk nah"

Onah mengangguk.  Gue meninggalkan mereka yang sepertinya masih ngomongin gue.  Kesel gila gue di bilang lembek.  Itu bibir lancar banget ngehina gue ngalahin lancarnya jalanan pantura.

Gue ngedumel sepanjang jalan tapi Onah diem aja dia nunjuk kayak lagi nyari koin jatoh, gue tanya kenapa tapi jawaban cewek selalu gak pa-pa.  Kadang gue bingung apa maksudnya gak pa-pa?  Kenapa di ciptain kata gak pa-pa kalo artinya gak se gak pa-pa itu? Kenapa?  Kenapa?  Kenapa?  Kidu gue tanya sama rumput yang bergoyang?

******

Halo guys segini dulu ya part berikutnya nanti aku lanjutin.  Sekarang aku lagi sakit abis kesrempet motor jadi belum bisa update banyak 😆

FUNNY COUPLE (PASUTRI? GANTI JUDUL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang