Enaena 2

2K 41 0
                                    

Gue bangun karena merasa dingin untung aja gue belum beku.  Gue mematikan ac kamar gue dan melirik jam yang udah menunjukan pukul pukulan eh maksudnya pukul dua pagi. Onah masih nyenyak di sebelah gue dengan selimutnya.  Gue mencoba tidur lagi dan merangkul Onah.  Sentuhan kulit kami membuat sensasi yang berbeda dan akhirnya niat gue tidur lagi gue cantelin di pintu kamar.  Gue asik mengelus kulit punggung Onah yang sangat halus dari dalam selimut.

"mmmhhh... " Onah mengerjapkan mata enggan.

"Kok udah bangun?" tanyanya begitu melihat gue yang memandangi wajahnya.

"Nah..." lirih gue.

"hm?"

Gue sedikit menahan napas,  "Bebi gembil pengen main di rahim kamu" ujar gue.

Onah diam tak merespon sama sekali. Dia bahkan kembali memejamkan matanya.

Omongan gue gak penting ya nah?

"Nah.. "

Onah kembali membuka matanya dan berusaha menahan kantuk.

Onah memegang rambut gue dan mengelusnya. "Mayon" ujarnya pelan, "tidur lagi yuk" lanjutnya. bukan kata ini yang pengen gue denger dari Onah.

Gue sedikit menghela napas.

"Nah, Enaena" ujar gue dengan tangan yang tak berpindah posisi bahkan semakin luas menjelajah.

"Dingin" ujarnya datar sembari menaikkan selimut.

Gue tersenyum mengelus pundak halusnya yang terbuka di bawah selimut. "Biar aku angetin"

Onah sedikit memejamkan matanya.
"udah jam 2. nanti ngantuk di kantor" ujarnya.

"Ini hari minggu" gue mengingatkan.

"Tapi aku capek"

"Nah ayolah"

"Besok aja yon"

"Nah enaena"

"Mayon!" Onah sedikit meninggikan suara dan membuat gue menarik tangan dari punggungnya disaat yang bersamaan gue melihat raut kecewa dengan samar. Apa dia menikmati sentuhan gue?

"Ya?"

"Kita udah pernah bahas ini sebelumnya"

"Nah aku pengen jadi Ayah"

Onah diam tak menjawab. Sejujurnya gue rasa Onah sangat egois dalam hal ini. Onah memejamkan mata. Gue mengelus rambutnya pelan.

"Nah" lirih gue. "Kasih gue satu kesempatan, atau kita bisa melakukan tanpa pengaman"

Onah membuka mata gue melihat sesuatu dari matanya karena pencahayaan yang remang gue tidak dapat memastikan itu air mata atau bukan yang jelas sesuatu yang terlihat terang dari mata.

"Mayon... " Ujarnya tanpa melihat mata gue tapi malah mendekatkan tubuhnya agar aku bisa memeluknya lebih erat.

"A.. Aku" ada sedikit jeda hembusan nafas. "A.. Aku...  Belum siap" ujarnya. Gue gak tau ini hanya alasan atau apa tapi gue rasa dia jujur kali ini.  Gue bisa ngerasain suaranya yang sedikit tercekat dan air matanya yang menempel pada dada gue.

Gue gak tega buat maksa dia.  Gue peluk dia erat meskipun sejujurnya guling lebih ringan dan gak bakal bikin kesemutan tapi meluk Onah bikin gue tidur nyenyak. Mungkin itu yang dinamakan the power of peluk-pelukan.
Tanpa banyak berbicara lagi aku mengajaknya tidur kembali berusaha menenangkan dia yang sedang menangis. Gue gak ada niat bikin dia nangis dan jujur gue ngerasa sangat berdosa saat ini karena udah bikin dia nangis.

Tuhan,  jangan kutuk gue jadi bebek. Gue gak sengaja bikin Onah nangis. Kutuk aja gue jadi pria sejati.

*******

Holla,  segini dulu ya. Mas leon masih ngerasa bersalah jadi belum bisa update lagi.

FUNNY COUPLE (PASUTRI? GANTI JUDUL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang