11 :: apa ini sudah berakhir?

684 190 33
                                    

play mulmednya yaa

empat bulan kemudian

"bisa bicara dengan saudari chyntia?"

di seberang sana, tepatnya di vancouver, naqila bisa mendengar sadara tengah tergelak akibat ulahnya.

"iya, dengan saya berdua."

"kok berdua?"

"kan nggak jomblo."

"sadara, please. iya aku tau, kamu pacaran sama mantan ketua jurnalistik sialan itu," qila mendengus tak suka. "bukan berarti kamu bisa ngejek aku, dong!"

"bukan mengejek, aku cuma bicara faktanya."

"aku nggak sabar nunggu kepulangan kamu ke china, biar bisa nyubitin paha kamu sampai puas."

"hey一ha ha ha," sadara kembali tergelak. "ada apa, naqila?"

"nggak ada apa-apa, cuma aku lagi bosan." jawab naqila sembari meletakkan punggungnya pada sandaran jok mobil. "aku lagi nunggu sepupu aku pulang sekolah."

"apa nggak ada kelas hari ini?"

"ada, tapi sudah selesai satu jam yang lalu."

"oh gitu. kalau kaya gini, aku jadi rindu beijing."

"di vancouver nggak enak?"

"sebenarnya enak," ujar sadara disusul dengusan. "hanya saja aku kesulitan berkomunikasi"

"apa kemampuan bahasa inggrismu jelek?"

"sepertinya."

beijing tak seperti jakarta, itu yang bisa qila tangkap. disini, semua sama, tak ada perbedaan antara si miskin dan si kaya, si tampan atau si jelek. jika di jakarta dirinya tak punya teman mengobrol一setidaknya sebelum abi dan rajendra masuk dalam kehidupannya, disini justru qila punya banyak teman dari berbagai golongan.

entah mengapa, hidup di jakarta sungguh menguras emosinya. mulai dari dirinya yang dikucilkan, lalu mulai diperhatikan eksistensinya akibat hubungannya dengan kapten basket sekolah, sampai kisah cinta yang gadis itu tak tahu bagaimana menceritakannya.

walau jakarta menyimpan banyak luka, setidaknya ia pernah merasakan bagaimana rasanya tertawa dan bagaimana rasanya dicintai.

tak terbesit sedikit pun dalam benaknya akan mengutuk kota yang menjadi saksi bisu kehidupan remajanya yang kelam kelabu. justru ia berharap, suatu saat ia akan kembali kesana, merangkai memori masa lalu yang saat ini cukup ia simpan dalam hati.

"naqila, masih disana?"

"i-iya," qila tergagap begitu suara dara menyeruak dalam pendengarannya. "nggak sengaja ngelamun."

"jangan dibiasakan, nanti kemasukan."

"eh sadara, kamu tau sesuatu nggak?"

"ada apa?"

"christian ngajakin aku dinner."

"sebentar, christian yang dapat study exchange?"

[✔] ii. too good at goodbyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang