rajendra tak tahu berapa lama ia tertidur dalam perjalanannya menuju jakarta. yang ia tahu adalah begitu matanya terbuka, kursi penumpang hampir seluruhnya kosong.
pemuda itu merutuki dirinya sendiri mengapa seceroboh ini sampai tak sadar bahwa pesawat sudah mendarat sekitar lima menit lalu.
sebelum dirinya bangun untuk membuka kabin bagian atas, terlebih dahulu seorang pramugari menghampirinya untuk meminta maaf karena tak membangunkannya tadi.
rajendra membalas dengan gelengan sembari tersenyum, berkali-kali dirinya mengucap kata 'tak apa' dalam bahasa inggris dan beberapa patah kata lainnya untuk meyakinkan pada pramugari bahwa dirinya tak marah.
"sial banget, bisa-bisanya gue tidur terlalu lelap." rutuknya sambil mencoba mengeluarkan barangnya dari bagasi kabin bagian atas.
ada hangat menjalar yang bermuara di hatinya begitu pemuda itu menginjakkan kaki pada lapangan lepas landas pesawat.
baginya, jakarta akan selalu punya tempat tersendiri di hati walau kota itu sudah banyak berubah. karena disini lah ceritanya tentang pahit dan manisnya hidup dimulai.
sejenak, pemuda itu menyesal karena selepas bertemu dengan jeanessa beberapa tahun lalu dirinya tak segera menghubungi nomor lucas maupun nomor chandra yang jean beri.
ia takut jika lucas dan chandra akan membencinya akibat ulahnya yang menghilang begitu saja tanpa kabar.
oh sebentar, mari ingat lagi bahwa rajendra tak pernah marah atas keputusan yang ia buat.
hanya saja, dirinya sangat menyesal.
ponsel dalam saku jaketnya tiba-tiba berdering bertanda panggilan masuk baru saja ia terima. dengan segera, tangannya masuk ke dalam saku jaket untuk mengambil ponsel tersebut.
"halo?" sapanya begitu sambungan tersambung.
"selamat sore, mas rajendra." seseorang di seberang sana membalas dengan ramah, membuat rajendra kontan menarik ujung bibirnya ke atas.
"ini pak prabu, ya?"
"iya mas, saya disuruh bapak untuk jemput mas sore ini di bandara. apa mas sudah mendarat?"
"sudah pak, baru aja."
"mohon ditunggu sebentar mas, ini lagi macet. saya usahakan secepatnya sampai disana."
rajendra berdeham, tangan kirinya menyelusup ke dalam saku celana jeans untuk mengambil pemantik api sebelum membalas telepon, "santai aja, pak. saya udah biasa nunggu kok." candanya.
di seberang sana, pak prabu一orang suruhan papanya, terkekeh pelan. "ah mas rajendra bisa aja." balas beliau.
"beneran, pak. santai aja, yang penting bapak selamat."
"siap, mas. dua puluh menit lagi sampai."
"hati-hati, pak."
bip.
setelah mengakhiri panggilannya, pemuda itu terlebih dahulu memasukkan ponsel ke dalam tas kecil yang sengaja ia bawa. lantas mengambil rokok dari tempat yang sama.
"satu batang nggak masalah, kan? sambil nunggu pak prabu." tanyanya pada diri sendiri.
一

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] ii. too good at goodbyes
Historia Corta❲ i'm way to good at goodbyes. ❳ / / 이민형 ft. 송우기 / / 2 0 1 8 . „ ' covers by erranteile.