1

18.3K 929 94
                                    

Siang hari yang cerah, cocok untuk piknik bersama keluarga ataupun kencan dengan kekasih. Namun berbeda dengan Sasuke, CEO Uchiha Corp itu masih sibuk berkutat dengan berkas-berkas penting yang memenuhi meja kerjanya.

Tok tok tok

"Masuk." Sasuke mempersilahkan entah siapa itu untuk masuk ke ruangannya.

"Papa!" Sasuke berjengit kala mendengar suara khas buah hatinya, Sarada.

Secepat kilat ia membereskan berkas-berkas pentingnya sebelum sang anak mengobrak abrik isi ruangannya.

Sakura terkikik melihat suaminya yang panik membereskan pekerjaannya.

"Kau terlihat cemas, Sasu." Sasuke mendongakkan kepalanya melihat ekspresi geli istrinya.

"Tidak, aku hanya terkejut kau datang kemari bersama Sarada." elak Sasuke, tangannya terulur untuk menggendong Sarada.

Tentu saja dengan senang hati Sakura memberikan Sarada pada suaminya. Ia mendudukkan diri di sofa dan menata beberapa kotak bekal yang berisi berbagai makanan karena sekarang sudah waktunya makan siang.

"Makanlah, Sasu. Aku membuatkan chicken teriyaki juga sup udon ekstra tomat." ucap Sakura dengan senyum manisnya.

"Lalu Sarada bagaimana?" tanya Sasuke bingung.

"Biar aku yang menggendongnya." Sakura beranjak hendak mengambil Sarada. Namun Sarada tetap memeluk erat leher Sasuke hingga membuat Sasuke tercekik.

"Papa!" ucapnya marah.

"Hei, papa harus makan siang dulu sayang. Setelah papa selesai, kau bisa bersama papa lagi. Okay?" bujuk Sakura pada Sarada yang kini mulai terisak.

Sasuke menghela nafas, "Sarada, papa harus makan. Jika tidak nanti papa bisa pingsan dan kita tidak bisa bermain. Jadi biarkan papa makan sebentar ya, nak?" bujuk Sasuke sambil mengelus kepala Sarada penuh kasih sayang.

Dengan terpaksa Sarada mengulurkan tangannya pada Sakura. Sasuke menatap Sakura heran.

"Kau tidak makan?" tanyanya pada Sakura yang tengah memberikan sebotol susu pada Sarada.

Sakura menggeleng, "Aku sudah makan di rumah." jawabnya.

Sasuke mengangguk paham dan mulai memakan bekal yang dibuatkan Sakura. Masakan Sakura sangat nikmat. Bahkan setara dengan masakan ibunya, Mikoto. Ia memang tidak salah memilih istri.

"Sasu, bisakah kau menjaga Sarada?" tanya Sakura.

"Aku sedang makan, Saku." jawab Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari tomat-tomat yang begitu menggugah seleranya.

Sakura menggelengkan kepalanya, "Tidak, maksudku setelah ini hingga beberapa hari ke depan." jelasnya.

Sasuke nampak terkejut dan hampir tersedak, "Apa maksudmu?"

"Emm.. Jadi begini, aku mendapatkan tugas untuk pergi ke Iwa mengikuti pertemuan para dokter selama beberapa hari. Dan tidak mungkinkan aku membawa Sarada kesana?" jelas Sakura.

"Tapi aku sangat sibuk, Sakura. Kau tau kan beberapa hari ini perusahaan bekerja sama dengan Sabaku Corp. Aku harus menyiapkan semuanya sebaik-" perkataan Sasuke terhenti saat mendengar isakan istrinya.

"Apa keluargamu ini tidak lebih penting dibandingkan pekerjaanmu, Sasu? Apa kau ingin aku membawa Sarada kesana dan meninggalkannya sendirian saat aku harus rapat?Bagaimana jika ada orang jahat yang-"

"Baiklah. Aku akan menyuruh Kakashi untuk menyelesaikan sisanya. Kau puas?" ucap Sasuke pasrah.

Sakura tersenyum lebar dan memeluk Sasuke, "Sangat puas, terimakasih Sasu-kun."

The Best Papa Suke(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang