8

8.4K 606 8
                                    

"....."

"....."

"....."

Terdiam cukup lama, pria itu masih berdiri di ambang pintu dengan ekspresi bodohnya. Matanya sedikit melotot, bibirnya terbuka, sesekali menelan ludah. Ekspresinya sangat konyol.

Sosok di depannya mendengus kesal, "Beginikah sambutanmu?" Sarkasnya sambil meminum secangkir kopi buatan Sasuke.

"Oh astaga, kau ingin membunuh lidahku? Aku sangat suka manis tapi untuk ini, oh aku tidak bisa meminumnya lagi." Jujurnya.

Plakk..

Sosok di depan Sasuke begitu terkejut saat Sasuke dengan tiba-tiba menampar pipinya sendiri sambil bergumam, "Sadar, sadar, sadar Sasuke." Gumam Sasuke berkali-kali.

"Kau pikir aku sebuah ilusi?" Sosok itu semakin bersungut, "Aku nyata, Uchiha!" Teriaknya.

"Kau.. Kau Saku.. Sakura?" Tanya Sasuke terbata.

"Kau pikir aku hantu? Oh ya ampun, aku nyata, Sasuke. Tidakkah kau lihat kakiku menapak?" Tunjuk Sakura pada kedua kakinya.

Sasuke menunduk lalu mendogak lalu menunduk lagi dan mendongak kembali.

"Sakuraaaaa...." Sasuke merengek sambil memeluk Sakura yang terkejut dengan sikap Sasuke.

"Aish.. Apa-apaan ini, Sasuke-kun? Kau kerasukan?" Sakura reflek mendorong tubuh Sasuke karena syok.

"Aku merindukanmu." Ungkap Sasuke lalu menarik Sakura ke pelukannya lagi.

"Kau rindu aku, eh Uchiha?" Seringai Sakura tercetak di bibir manisnya.

"Hn, kau lama sekali."

Sakura terkekeh, suaminya sangat kekanakan. Namun kekehan Sakura terhenti saat merasa pundaknya sedikit basah.

"Kau menangis?" Tanyanya.

Sasuke diam dan semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sakura.

"Aha! Kau menangis, Uchiha. Hahaha... Tak ku sangka, aku bisa membuat seorang Uchiha menangis." Sakura semakin mengejek Sasuke.

"Dasar nakal!" Sasuke mendongak dengan sedikit air mata di ujung kelopak matanya. Ia menyentilkan jarinya di dahi Sakura.

"Aish.. Kau jahat sekali." Ucap Sakura sambil mengusap dahinya.

Sasuke tersenyum, "Eh, tunggu. Kau berbohong padaku kan?" Senyumnya sirna digantikan dengan tatapan tajam penuh selidik.

Sakura tampak kikuk, "A-apa maksudmu?"

Mata Sasuke memicing, "Kau tidak pergi ke Iwa kan? Jadi kemana kau selama ini, Sakura?"

"Kau tidak membiarkanku masuk dulu?"

"Hah?" Sasuke sedikit bingung, "Oh, kau benar, masuklah." Sasuke membuka jalan untuk istrinya tersebut.

"Dimana Sarada?" Tanya Sakura sambil menuju tangga.

Oniks Sasuke membola, akan jadi masalah besar jika Sakura mengetahui keadaan Sarada yang masih dipenuhi bintik-bintik meski cukup berkurang berkat obat dari Sasori.

"Dia sedang tidur, sebaiknya kau duduk dulu. Aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Kau lapar kan?" Ucap Sasuke sambil menghadang Sakura.

"Aku ingin melihat putriku." Sakura mendorong pelan tubuh Sasuke, namun Sasuke menahan tangan Sakura.

"Aku menidurkan Sarada dengan susah payah karena dia terus merengek merindukanmu. Sekarang kau ingin membangunkannya? Kau tidak menghargaiku." Sasuke mengerucutkan bibirnya.

The Best Papa Suke(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang