Keesokan harinya, Sasuke menggeliat pelan di ranjangnya. Meraba sesuatu di sampingnya, lalu membuka mata cepat. Ia menoleh menyadari ada yang berbeda dengan sosok itu. Sakura, wanita berambut pink itu kini berubah menjadi sesosok gadis mungil nan lucu yang masih terlelap sambil memeluk boneka kesayangannya.
Sasuke menghela nafas panjang, "Dia anakmu,Sasuke." gumamnya.
Sasuke mengelus surai dark blue putrinya dengan lembut, tak lupa mengecupnya pelan sebelum ia beranjak dari ranjang.
Jam menunjukkan pukul 06.45, beruntung karena ia sudah menyerahkan semua tugasnya pada Kakashi. Jadi, ia tak perlu repot-repot pergi ke kantor dengan membawa Sarada.
Sasuke segera membersihkan diri. Tak butuh waktu lama, ia sudah siap dengan kaus putih polos dipadu celana pendek berwarna hitam. Tentu saja Sasuke langsung berpakaian, ia tidak ingin Sarada jatuh pingsan melihat papanya keluar kamar mandi dengan hanya dibalut handuk.
"Papa!" benar kan? Untung saja ia sudah berpakaian lengkap.
"Kau sudah bangun? Mau mandi?" tanya Sasuke lembut.
Sarada menggeleng, "Cucu."
"Kau mau susu? Baiklah, pertama gosok gigimu terlebih dahulu dan kau akan mendapat sebotol susu dari papa tampanmu!" seru Sasuke dengan sedikit sombong diakhir.
Sarada segera bangun dan berlari menuju kamar mandi, Sasuke terkekeh sambil mengikutinya.
"Apa yang kau cari?" tanya Sasuke pada Sarada yang kebingungan mencari sesuatu.
"Dimana cikatku, Papa?"
Sasuke melirik sekitar, ia juga tidak tahu dimana sikat gigi milik Sarada.
"Papa juga tidak tahu, mari kita cari di kamar mandi lain." Sasuke menggendong Sarada dan menuju ke kamar mandi lain yang berada di samping kamar Sarada.
Mata Sarada berbinar kala melihat sebuah sikat gigi berwarna kuning dengan bentuk kepala kucing di gagangnya.
"Itu cikatku!" serunya senang.
"Anak papa pintar, sekarang mari kita menggosok gigi." ucap Sasuke lalu membantu Sarada menggosok gigi.
.............
Kini Sarada tengah duduk manis di meja makan sambil menikmati sebotol susu buatan Sasuke.
Sasuke sendiri sibuk membuat sarapan untuk mereka. Lagi-lagi beruntung karena Sasuke cukup pandai memasak, mengingat saat kecil ibunya sering mengajak Sasuke membuat kue sedangkan kakaknya dan sang ayah yang berbelanja. Memang cukup menggelikan baginya yang seorang anak laki-laki.
Bau sedap mulai memenuhi dapur, Sasuke mematikan kompor dan mengambil mangkuk untuk menuang sup tomat kesukaan mereka. Tak lupa telur gulung yang diberi potongan wortel juga diletakkan di piring.
Sasuke mengambil nasi untuknya dan Sarada. Lalu menambahkan sup dan telur di nasi milik Sarada. Ia mendudukkan dirinya di samping Sarada yang sudah menghabiskan susunya.
"Buka mulutmu anak manis." Sasuke menyuapkan sesendok nasi pada Sarada namun Sarada memalingkan wajahnya.
"Kenapa, sayang?" heran Sasuke.
"Aku bica makan cendili." jawab Sarada sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kau sudah bisa makan sendiri?" tanya Sasuke tak percaya.
Sarada menganggukkan kepalanya semangat lalu mengambil alih sendok yang ada di tangan Sasuke.
Nyamm..nyamm..
Sasuke tersenyum melihat Sarada dengan pandainya menyendokkan sesuap nasi meskipun sedikit belepotan. Hatinya mengembang, tatapannya tak lepas dari wajah lucu putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Papa Suke(END)
Fiksi PenggemarDisclaimer: Masashi Kishimoto Pairing: Sasusakusara Rate:T Typo,ooc,dsb. Cerita ini murni milik saya. Gambar diambil dari berbagai sumber. Apa jadinya jika seorang Uchiha Sasuke, pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dingin dan tegasnya harus...